Nusantara

Pencapresan KIB Akan Bepengaruh Pada Konstelasi Politik Nasional

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono mengatakan
meski belum memiliki sosok calon di internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang kuat, namun apapun pilihan mereka nantinya akan berpengaruh pada peta konstelasi calon presiden-calon wakil presiden (Capres-Cawapres) di pemilihan presiden (pilpers) 2024.

Dinamika dalam tubuh KIB pada akhirnya akan mempengaruhi peta politik nasional.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Sehingga tokoh-tokoh siapa yang diusung KIB sangat menentukan di dalam proses politik. Kenapa kemudian panjang lebar lobi lobi, ya ada di situ,” tegas Teguh, dalam relis yang diterima di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

KIB terdiri dari Partai Golkar, PPP dan PAN. Ketiganya sampai saat ini masih solid berkoalisi, dan dikabarkan siap menerima partai baru untuk bergabung.

“Kita lagi kerja untuk mendapatkan tambahan partai, jadi tunggu saja sampai ada tambahan partai,” kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Kemudian, kemarin Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, Partai Gerindra atau PKS boleh bergabung dengan KIB.

“Jadi, kalau teori koalisi parpol itu semakin besar parpol maka semakin besar pula tantangan dan bargaining politiknya. Jadi tidak mungkin sebuah parpol bergabung tanpa ada kepentingan karena kepentingan ini yang kemudian nanti akan mengemuka, gabung dalam sebuah proses inisiasi politik bersama, atau proses target politik bersama,” ujar Teguh.

Jika koalisi KIB membesar, tentu ada banyak bargaining politiknya.

Namun hal lain tidak bisa dipungkiri adalah keberadaan sosok yang kuat. Sosok mana yang dianggap kuat untuk diusung oleh KIB.

“Tentu yang menjadi pertanyaan pokok adalah tentang dua figur dan dukungan parpol dan masyarakat dihitung dari mana, seberapa besar seseorang berpotensi memenangkan pemilihan, angka, proses seperti apa, itu yang menjadi dasar koalisi hitungannya kalah atau menang. “ tambah Teguh.

KIB sendiri sampai saat ini belum mengusung capres mereka. Satu sosok tokoh yang secara tegas akan maju adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Namun pembicaraan internal masih terus dilakukan.

“Apapun nanti, apakah ada tambah, bergabung, capresnya nanti bagaimana, siapa, itu kita akan berunding dengan KIB ya. Jadi, segala sesuatu kita akan bicarakan bertiga nantinya,” tandas Zulhas.

Komunikasi Politik

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai ungkapan Zulhas hanya sebatas komunikasi politik.

Ucapan itu bisa diartikan sebagai pengingat bahwa Gerindra, PAN, dan PKS pernah berada dalam satu gerbong pada Pilpres 2019 ketika mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Koalisi antara ketiga parpol itu juga terbuka kemungkinan bisa terbangun.

“Menurut saya ini soal komunikasi politik saja bahwa ini juga terkait bagaimana kemarin Gerindra dan PKS pernah dalam satu bahtera koalisi mengusung Prabowo pada Pilpres 2019. Artinya ini hanya mengingatkan kembali ada kemungkinan besar koalisi ini bisa terbangun,” ungkapnya.

Meski demikian, Herry menilai Gerindra sulit bergabung dengan KIB karena Gerindra sudah mempunyai figur yang kuat dengan elektabilitas tinggi.

“Tentunya Gerindra tidak akan gampang begitu saja bergabung dengan KIB. Karena jelas mereka mempunyai figur kuat yakni Prabowo Subianto,” tambahnya.

Menurut Herry, partai yang terbuka kemungkinan untuk bisa bergabung dengan KIB adalah PKS. Partai itu belum mempunyai figur untuk dicalonkan sehingga lebih mudah untuk bergabung dengan koalisi lain.

“Justru saya pikir bahwa kemungkinan besar yang bisa bergabung dengan KIB adalah PKS. Karena secara elektabilitas maupun figur, PKS tidak memiliki figur atau tokoh yang dapat diusung. Sehingga ke mana pun PKS bisa masuk, baik KIB atau di luar KIB,” pungkasnya. (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE