JAKARTA (Waspada): Pengamat komunikasi politik
M. Jamiluddin Ritonga menilai
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, terkesan mengabaikan sanksi keras dan terakhir dari Badan Kehormatan DPP PDIP.
Bahkan sekembali dari Jakarta dari menerima sanksi, Rudy disambut ratusan kader dan sejumlah pengurus FPC PDIP Solo.
Rudy hari ini, di dekat kantor DPC PDIP Solo justru merayakan ulang tahun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Padahal sebelumnya Rudi di sanksi keras dan terakhir buntut pernyataan dukungannya kepada Ganjar sebagai calon presiden (capres).
Dua kejadian itu mengindikasikan, Rudy, pengurus DPC PDIP Solo, dan kadernya terkesan mengabaikan sanksi yang diberikan DPP PDIP, kata Jamiluddin Ritonga dalam keterangan tertulisnya yang diterima waspada.id, Sabtu (30/10/2022) di Jakarta.
Menurut Ritonga, indikasi itu bermakna, Rudy dan kader PDIP di Solo seperti tidak ada sanksi yang diberikan DPP PDIP.
Padahal sanksi yang diberikan kepada Rudy masuk kategori keras dan terakhir. Itu artinya, kalau Rudy melakukan kesalahan lagi, berpeluang dipecat sebagai kader PDIP sangat besar.
Namun Rudy terkesan mengabaikan semua itu. Bahkan, tambah mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu, dengan merayakan ulang tahun Ganjar, terkesan Rudy menantang DPP PDIP.
” Rudy terkesan tidak takut mendapat sanksi lebih keras lagi, termasuk kemungkinan pemecatan”, tandasnya.
Jadi, apa yang dilakukan Rudy dan kader PDIP di Solo, menurut Jamiluddin Ritonga, dapat dikatakan sebagai pembangkangan.
Hal itu tentunya berpeluang akan diikuti kader PDIP lainnya di penjuru tanah air. Setidaknya bila DPP salah mengambil tindakan terhadap Rudy, maka pembangkangan terhadap DPP akan semakin.membesar dan meluas. Kiranya hal itu yang perlu dimenangkan DPP PDIP., tukas M. Jamiluddin Ritonga(J05)













