ACEH (Waspada.id): Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memastikan perguruan tinggi di wilayah terdampak banjir bergerak cepat memberikan dukungan kemanusiaan. Salah satu langkah utama adalah pendirian posko dapur umum di kampus-kampus Aceh yang menyiapkan ratusan porsi makanan setiap hari bagi mahasiswa dan warga.
Plt. Juru Bicara Kemdiktisaintek, Hanifah Siregar, menegaskan bahwa perguruan tinggi merupakan garda terdepan dalam memastikan kebutuhan dasar sivitas akademika tetap terpenuhi.
“Kampus-kampus di Aceh menunjukkan respons cepat, efektif, dan tepat sasaran. Dapur umum yang mereka dirikan bukan hanya menjamin kebutuhan pangan mahasiswa, tetapi juga masyarakat sekitar yang terdampak bencana,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin (8/12/2025)
Universitas Syiah Kuala (USK), ISBI Aceh, dan Universitas Al Muslim Bireuen menjadi kampus-kampus pertama yang membuka posko dapur umum sejak 30 November 2025. Langkah ini dilakukan setelah koordinasi dengan Kemdiktisaintek terkait percepatan layanan darurat.
Rektor USK, Marwan, mengatakan pihaknya langsung membentuk Satgas Respons USK, melakukan pendataan warga kampus terdampak, dan mendirikan dapur umum yang menyajikan hingga 500 porsi makanan per hari.
“Dapur umum ini untuk mahasiswa dan warga terdampak. Kami juga menetapkan libur kuliah sementara hingga 13 Desember 2025 untuk mendukung pemulihan,” ujarnya.
ISBI Aceh juga mengoperasikan dapur umum yang menyediakan makanan dua kali sehari. Rektor ISBI Aceh, Wildan, menyebut sekitar 150 mahasiswa telah terdaftar sebagai penerima bantuan, namun panitia menyiapkan 200 porsi per hari yang selalu habis.
“Operasional dapur akan terus berjalan sampai kondisi stabil,” kata Wildan.
Dukungan serupa diberikan Universitas Almuslim Bireuen. Ketua Satgas Bencana, Afkar, menyampaikan dapur umum kampusnya menyiapkan hingga 200 porsi per hari, terutama bagi mahasiswa yang terputus komunikasi dengan keluarga.
“Banyak mahasiswa yang belum bisa pulang karena akses komunikasi dan transportasi terputus,” jelasnya.
Mahasiswa Universitas Almuslim, Faizaturrahmi (20), mengungkapkan rasa syukur atas bantuan makanan yang membuat mereka tetap aman memenuhi kebutuhan harian. Ia berharap kondisi segera pulih agar kuliah normal kembali.
Harapan serupa disampaikan Eka Elvira (22), mahasiswa Profesi Ners USK yang juga menjadi relawan medis di RSUD Pidie Jaya. Menurutnya, dapur umum kampus sangat membantu mahasiswa yang kesulitan akses makan.
Sementara itu, Muhammad Farhan, mahasiswa kedokteran Universitas Almuslim, hingga kini masih menjadi relawan di Posko Darurat Kesehatan Almuslim Bireuen. Ia mengatakan kondisi di Bireuen sangat parah, akses terputus, dan banyak rumah terendam lumpur.
“Harapannya bantuan pemerintah pusat lebih banyak datang, dari pakaian layak pakai hingga obat-obatan,” ujarnya.
Plt. Juru Bicara Kemdiktisaintek, Hanifah Siregar, memastikan pemerintah terus memantau kebutuhan mahasiswa terdampak pada masa tanggap darurat hingga masa rehabilitasi.
“Kami memastikan semua perguruan tinggi terdampak mendapat dukungan maksimal agar layanan dasar, termasuk makanan, kesehatan, dan pembelajaran darurat dapat berlangsung baik,” tegasnya.

















