Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Peringati 1 Abad NU, PDIP Gelar Dialog Nasional

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Aspek historis dan ideologis serta perannya di dalam menjaga spirit ke-Indonesiaan membangun persahabatan sejati antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) maupun sebaliknya antar kedua institusi.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengapresiasi keteguhan NU di dalam menjaga khittah 1926, dan rekam jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia serta keteguhannya di dalam menjaga ke-Indonesiaan berdasarkan Pancasila.

“Dalam kurun waktu perjuangan kebangsaan, NU merupakan saudara tua PDIP, mengingat NU didirikan tahun 1926, dan PNI sebagai akar PDIP didirikan pada tahun 1927,” kata Hasto Kristiyanto dalam keterangannya menyambut peringatan 1 Abad NU, Selasa (7/2/2023).

Hasto menyebut, berdasarkan catatan sejarah, NU menjadi ormas keagamaan yang sejak kelahirannya telah memiliki visi kebangsaan bagi kemerdekaan Indonesia.

Hasto menjelaskan, persahabatan sejati PDIP dan NU untuk Indonesia Raya guna menciptakan kerjasama harmonis, dan abadi, jauh lebih penting dari aspek elektoral.

“Preferensi warga Nahdliyin terhadap PDIP yang tertinggi dibandingkan kepada partai tentu saja bagi kami sangat membanggakan. Preferensi dukungan lahir karena aspek historis, ideologis dan kebersamaan di seluruh lini, terutama di akar rumput,” urai Hasto.

Hasto melanjutkan, terkait upaya pendekatan PDIP untuk meraih dukungan dari pemilih di wilayah yang merupakan basis NU, semua berjalan secara natural.

“Karena secara batin sudah dekat, dan secara kultural saling berkomplemen di akar rumput, maka semua berjalan secara natural, tidak dibuat-buat, dan tidak didorong oleh desain elektoral. Justru hal yang natural dan penuh suasana kebatinan itu yang menciptakan persahabatan sejati,” ujarnya.

Hingga kini, sambung Hasto, semuanya mengakar dari tradisi kedekatan Bung Karno dengan KH Hasyim Asyari, KH Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri, berserta tokoh-tokoh NU lainnya. Persahabatan para tokoh pendiri bangsa tersebut berlangsung terus, turun temurun hingga menjadi kultur bagi kedua institusi tersebut.

“Karenanya, PDIP terus membangun semangat gotong royong dengan seluruh komponen bangsa termasuk NU. Terlebih, PDIP dan NU memiliki sejarah panjang bersama. Bahkan, berdasarkan statistik, banyak kader NU yang saat ini menjadi kepala daerah,” urai Hasto.

Sebagai penghormatan, Hasto mengatakan, hari ini Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dan Badan Kebudayaan Nasiional (BKN) sebagai sayap partai berlambang banteng moncong putih dalam memperingati satu Abad NU dengan menggelar dialog nasional di Kantor DPP PDIP yang disiarkan secara langsung (live streaming). (irw)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE