JAKARTA (Waspada):Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) menggelar International Water and Wastewater Expo and Forum (IWWEF) di JICC 11-13 Juni 2025. Forum dan konferensi IWWEF 2025 akan menghadirkan pembicara dari organisasi internasional seperti World Bank, Aguas de Portugal, serta pengelola layanan air dari negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Manila. Sesi lainnya juga akan diisi oleh tokoh-tokoh dari kementerian, BUMN, BUMD AM, lembaga donor, perguruan tinggi, sektor swasta, dan lembaga non-profit.
Salah satu highlight IWWEF 2025, yang diprediksi akan dihadiri lebih dari 5.000 pengunjung, adalah penandatanganan MoU pembiayaan antara PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan Perumda Air Minum Kota Bogor dan Kota Surabaya, dengan nilai total pembiayaan mencapai Rp330,4 miliar. Ini menjadi contoh konkret potensi pembiayaan inovatif dan komitmen pengembangan layanan air minum oleh BUMD AM.
Ketua Umum PERPAMSI, Arief Wisnu Cahyono mengatakan, IWWEF 2025 menghadirkan pameran terbesar sektor air minum dan air limbah di Indonesia (total peserta 80 perusahaan/institusi), menampilkan berbagai inovasi teknologi, produk, dan solusi dari perusahaan nasional maupun internasional. Ini merupakan wadah bagi penyedia teknologi, lembaga pendanaan, dan operator layanan air minum untuk membangun jejaring, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan strategis.
“Berbagai topik akan dibahas, mulai dari keberlanjutan teknologi, investasi infrastruktur, model pembiayaan layanan air, hingga strategi komunikasi publik,” kata Arief didampingi Sekretaris Umum Rino Indira Gusniawan dan Direktur Eksekutif, Subekti.
Arief melansir data UNICEF 2023, Indonesia berada di posisi paling bawah dalam cakupan layanan air minum perpipaan di kawasan ASEAN. Dengan cakupan hanya 19,47 persen, Indonesia bahkan tertinggal dari negara-negara tetangga yang ekonominya jauh lebih kecil seperti Myanmar (27 persen), Kamboja (25 persen), bahkan Timor Leste (58 persen).
Bandingkan dengan Singapura dan Brunei yang sudah mencapai cakupan 100 persen, Malaysia 95 persen, dan Thailand 71 persen, data yang kontras ini menunjukkan bahwa sistem penyediaan air minum Indonesia belum bergerak secepat yang dibutuhkan.
Tidak hanya itu, capaian sanitasi aman terpusat pun belum menggembirakan. Dari target 15 persen pada tahun 2024, realisasinya baru mencapai 10,16 persen.
“Sebuah sinyal bahwa sistem infrastruktur dasar untuk kesehatan masyarakat masih harus dipacu lebih kencang,” ujar Arief lagi.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan visi ambisius dalam Asta Cita, yakni menuju Swasembada Air tahun 2029. Targetnya jelas: mendorong cakupan air minum perpipaan hingga 40 persen, dari posisi saat ini yang masih tertahan di angka 22 persen (2025).
Visi tersebut menjadi alarm sekaligus arah bahwa pembenahan total di sektor air minum dan sanitasi mutlak diperlukan. Butuh investasi besar, reformasi kelembagaan, tata kelola yang transparan, serta kemauan politik yang kuat. Karena, air bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal keadilan sosial
Dikatakan Arief, IWWEF 2025 mengusung tema besar “Transformasi Air Minum Menuju Swasembada Air.” Tema ini mencerminkan komitmen kuat sektor air minum nasional untuk mewujudkan kemandirian dalam penyediaan air minum melalui penerapan inovasi teknologi terkini, penguatan kelembagaan, dan peningkatan partisipasi publik. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan visi Presiden Republik Indonesia Periode 2025-2029, serta selaras dengan arah kebijakan RPJMN 2025-2029.
IWWEF 2025 tidak sekadar menjadi ajang pameran dan forum teknis, tetapi hadir sebagai platform strategis berskala internasional yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri. Melalui dialog, pameran, konferensi, hingga kegiatan kepemudaan ( young water ), IWWEF menjadi katalisator transformasi sektor air minum yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada keberlanjutan.
Acara pembukaan IWWEF 2025 akan menjadi momen bersejarah, diselenggarakan secara bersamaan dengan International Conference on Infrastructure (ICI) yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Kedua agenda ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai penanda komitmen kuat pemerintah dalam mendorong pembangunan Infrastruktur air yang inklusif dan berkelanjutan.
Tiga tokoh utama Kabinet Merah Putih akan menjadi pembicara utama di sesi awal. Mereka adalah Agus Harimurti Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan), Dody Hanggodo (Menteri Pekerjaan Umum), dan Diana Kusumastuti (Wakil Menteri Pekerjaan Umum). Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat tata kelola dan pembangunan infrastruktur air minum yang inklusif dan berkelanjutan.
Dua tokoh penting lainnya juga dijadwalkan hadir sebagai pembicara kunci, yakni Retno Marsudi (Utusan husus Sekjen PBB untuk Isu Alr) yang akan menyampaikan pandangan global terkait diplomasi air dan tantangan krisis iklim, serta Pramono Agung Wibowo (Gubernur DKI Jakarta) yang akan berbagi pengalaman pengelolaan layanan air di wilayah perkotaan padat penduduk.
“Forum ini juga akan menampilkan sesi Young Water bekerja sama dengan Universitas Bakrie, lomba cerdas cermat pelajar, serta workshop media sosial, sebagai upaya melibatkan generasi muda dalam membentuk masa depan sektor air,” imbuh Arief.
PERPAMSI, sebagai Ketua Harian Southeast Asia Water Utility Network (SEAWUN), juga akan menggelar sesi khusus yang melibatkan asosiasi penyedia air dari kawasan Asia Tenggara, antara lain Malaysian Water Association (MWA); Singapore Water Association (SWA); Cambodia Water Supply Association (CWA); Vietnam Water Supply and Sewerage Association (VWSA); Thai Water Works Association (TWWA); Philippine Water Works Association (PWWA) dan Laos Water Works Association (LWWA)
Forum ini akan menjadi panggung untuk berbagi pengalaman dan inovasi antarnegara dalam pengelolaan air minum dan air limbah, serta membangun solidaritas regional menuju akses air yang lebih baik dan merata.
PERPAMSI adalah organisasi nirlaba yang mewadahi perusahaan-perusahaan air minum di Indonesia dengan Jumlah 445 anggota Perusahaan air minum (PAM/BUMD AM). Sebagai penggerak utama sektor air minum, PERPAMSI aktif mendorong penguatan kapasitas, inovasi layanan, dan kolaborasi nasional maupun internasional untuk mewujudkan layanan air yang andal dan berkelanjutan.














