Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Respon Temuan FAD Pada Cengkeh, Wakil Ketua Komisi IV DPR Sarankan Bapeten Lakukan Investigas

Respon Temuan FAD Pada Cengkeh, Wakil Ketua Komisi IV DPR Sarankan Bapeten Lakukan Investigas
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman. (ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman merespon temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA/ Food and Drug Administration) terkait adanya kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada produk cengkeh asal Indonesia, setelah sebelumnya kasus serupa ditemukan pada produk udang beku.

Alex Indra Lukman menilai, temuan kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada Cengkeh asal Indonesia, jadi pukulan telak terhadap gagasan ekonomi hijau yang jadi Asta Cita Presiden Prabowo.

“Produk Cengkeh ini merupakan tanaman rempah yang telah diminati berbagai bangsa dari belahan dunia sejak dulu kala. Sebagai negara penghasil cengkeh terbesar di dunia, kita semua harus melindungi tanaman rempah ini, agar bisa terus diperdagangkan secara leluasa di pasar global,” ujar Alex, dalam relisnya yang diterima, Selasa (30/9/2025), di Jakarta.

FDA mencatat, kadar radiasi pada cengkeh tersebut masih dalam rentang aman, namun tetap harus jadi perhatian serius. Terlebih, pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan, adanya kontaminasi Cs-137 di dalam kontainer.

“Tingginya kesadaran masyarakat global akan standar keamanan produk pangan, sejatinya sebangun dengan Ekonomi Hijau yang ada di Asta Cita Presiden Prabowo. Sayang, implementasinya di jajaraan kementerian dan lembaga masih belum jelas,” kata Alex

Ketua PDI Perjuangan Sumatera Barat itu menyarankan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), segera turun tangan melakukan investigasi. Tujuannya, untuk memastikan sumber dan penyebab terjadinya paparan radiasi pada Cengkeh yang di ekspor ke Amerika.

“Hasil investigasi Bapeten ini, walaupun pahit, harus dipublikasikan ke publik. Sehingga, citra positif kita sebagai negara terbesar pengekspor bahan rempah di dunia, terus terjaga,” ungkap Alex.

“Selain itu, Bapeten juga bisa melindungi pasar domestik, dari kasus serupa,” tambahnya.

Alex menilai, Bapetan perlu dilibatkan secara aktif dalam proses impor bahan pangan bersama Badan Karantina, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) dan lembaga lainnya.

Makin banyaknya lembaga yang terlibat dalam proses import ini, Alex mengharapkan, jangan sampai menyulitkan pengusaha dalam menjalankan roda bisnisnya.

“Untuk menjaga industri bahan pangan kita, semestinya memerlukan tambahan lembaga agar konsumen terlindungi secara maksimal. Namun, jangan sampai penambahan itu, jadi hambatan baru,” tegasnya. (id10)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE