Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Sabam Sirait Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Siapapun pasti di Indonesia ini mengenal Sabam Sirait. Beliau wafat 29 September  2021. Putra Batak kelahiran Pulau Simardan, Datuk Bandar Timur, Tanjung Balai, Sumatra Utara,  13 Oktober 1936 sejak remaja dari tanah kelahirannya Sabam muda mempelajari   perpolitikan, sehingga sampai akhir hayatnya  politik sudah bahagian dari kehidupannya selama 85 tahun.

Tidaklah heran Sabam Sirait berpengalaman ‘Berpolitik Bersama 7 Presiden dari dirinya sebagai politisi Parkindo, PDI, PDI Perjuangan. Bahkan di jaman orde lama, suatu kali Sabam mewakili pimpinan Parkindo berpidato dihadapan Bung Karno dengan ribuan massa di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Ketika Bung Karno  tampil di mimbar memuji pidato beberapa sebelumnya. “Termasuk saya,”ungkap Sabam dalam buku Sabam Sirait Bersama 7 Presiden.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sabam Sirait Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

IKLAN

“Mana tadi anak muda yang namanya Bambang Sirait. Pidatonya lumayan bagus,”kata Bung Karno.

“Waduh, Bung Karno salah menyebut nama saya menjadi Bambang Sirait. Tapi tak apalah, yang penting Bung Karno sudah memuji pidato saya,”ungkap Sabam ketika itu.

Di era orde baru interaksi Sabam dengan Pak Harto  mengakui paling inten. Terutama sebagai ‘lawan politik’ Sabam banyak berhadapan dalam politik dengan Pak Harto, baik langsung maupun tidak langsung.

Di era Presiden BJ Habibie, Sabam bertemu. Dalam pertemuan itu saya katakan Habibie tidak cocok di dunia politik. Di masa Presiden Abdurrahman Wahid Sabam  berpandangan tidak selalu sehaluan. Ada saatnya kami berdebat keras. Namun Sabam menghargai pandangan dan sikap Gus Dur dalam soal plurarisme, keberagaman dan toleransi beragama.

Dalam pertemuan empat mata Sabam menemui Megawati. “Saya bilang, Mega dalam politik tidak semua yang harus kita kerjakan harus kita sukai. Bung Karno juga banyak melakukan kebijakan yang tak disukainya. Mega, kamu ikutlah pencalonan wakil presiden. Tapi pasti nanti kamu akan jadi presiden.

Menjelang pemilihan presiden 2004 di tengah suhu politik yang panas Sabam mendapat telepon dari Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY ketika itu  selama setengah jam telepon menjelaskan keretakannya dengan Megawati dan soal pencalonannya sebagai presiden.

“Saya juga meminta Joko Widodo harus sering berkeliling wilayah Indonesia. Bila perlu dalam kunjunga itu ajak para pemimpin parpol agar mereka juga merasakan kehidupan rakyat. Demikian cuplikan dari buku Sabam Sirait bersama 7 Presiden.

Suka duka malang melintang sebagai politisi sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi, dan berpolitik bersama 7 Presiden RI (Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH. Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo) itulah Sabam Sirait diusulkan menjadi pahlawan nasional dari Sumatera Utara.

Usulan itu disampaikan oleh Ketua Panitia Pengusul RE Nainggolan. Usulan  setelah mempelajari sepak terjang Sabam Sirait di tanah kelahirannya, di Pulau Simardan, Datuk Bandar Timur, Tanjung Balai, Sumatra Utara, pada 13 Oktober 1936 hingga selama 45 tahunan menjadi politisi di Gedung DPR/DPD RI, Senayan Jakarta.

Sabam Sirait Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

RE Nainggolan, Ketua Panitia Pengusul Sabam Sirait jadi pahlawan nasional ( Waspada/ Ramadan Usaman) .


Dalam kesempatan itu pula  didiskusikan ‘Kebebasan Pers dan Relevansinya Sabam Sirait Berpolitik Bersama 7 Presiden’ dengan menghadirkan wartawan senior J.Ordar (Kompas), Bambang Harymurti (Tempo), Andoes Simbolon (Beritabuana), dan anggota Komisi I DPR RI FPDI-P Andreas Pareira di  Jakarta, Kamis (24/3).

Yang paling terkesan bagi wartawan tersebut saat sidang umum MPR RI tahun 1993 yang sedang dipimpin Ketua MPR RI Wahono, dimana saat tengah bersidang Sabam Sirait melakukan interupsi dan maju ke meja pimpinan tersebut. Saat itu sidang MPR dipimpin Wahono, didampingi Soerjadi (PDI), Raden Soekardi (Golkar), Ismail Hasan Metareum (PPP).

Keberanian Sabam Sirait tersebut kata Andoes Sombolon, membuat politik nasional goncang, masyarakat terkagum-kagum, dan mengejutkan politik sampai mancanegara. Mengapa? “Karena saat itu masih kuat-kuatnya rezim Orde Baru yang otoriter. Tapi, Bang Sabam berani protes pimpinan sidang, karena tidak membacakan rekomendasi FPDI yang meminta agar pemilu dilakukan dengan jujur, adil, dan demokratis. Sebab, selama Orde Baru, pemilu belum selesai, namun hasilnya sudah diketahui. Jadi, banyak kecurangan,” kata Andoes.

Di istana negara pun kata J. Osdar langsung menjadi perbincangan serius atas ulah Sabam Sirait tersebut. Sehingga nama Sabam Sirait itu menjadi catatan bagi rezim Orba.

Yang pasti kata Bambang Harymurti, di tengah masyarakat menyebut politisi itu kotor, tapi sebaliknya, Sabam Sirait mengatakan ‘Politik itu suci’. Istilah itu tercermin dalam perilaku politiknya yang konsisten untuk keadilan sosial, membela rakyat kecil, dan untuk keutuhan NKRI.

Karena itu menurut Andreas, Sabam Sirait dalam menjalankan politik selama hidupnya sebagai ‘panggilan hidup’. Seperti dikatakan Max Weber, atau ‘Politics as a vocation’ atau sederhananya adalah ‘Politik itu sebagai sebuah panggilan’. Selama di Senayan terakhir, Pak Sabam mendukung UU Keterbukaan Memperoleh Informasi Publik.

Alhasil, Sabam tetap konsisten dalam berpolitik hingga meninggal dunia sebagai anggota DPD RI pada 29 September 2021 (15 Januari 2018 – 29 September 2021), menjadi anggota DPR RI PDI-P sejak 1967 – 2009, dan anggota DPA (3 Mei 1983 – 1 Oktober 1992).

“Jadi, kalau ada yang bertanya; kenapa sudah tua masih mau nyaleg DPD RI? Itu bukti bahwa Pak Sabam Sirait itu ingin terus mengabdi kepada bangsa dan negara ini. Bahkan beliau tetap aktif mengikuti rapat-rapat di DPD RI meski harus pakai tongkat dan dipapah,” kenang Andoes.


Dengan demikian kata RE Nainggolan, dari berbagai sepak terjang dan latarbelakang-nya, pihaknya berkesimpulan bahwa Sabam Sirait layak mendapat gelar pahlawan nasional. “Semua unsur dari berbagai kalangan mendukung, dan kini usulan itu sudah sampai di Kemensos RI,” pungkasnya.(j04) 

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE