Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Sanggam Hutapea Usulkan KPUD Sumut Jadikan Sektor Pariwisata Topik Debat Di Pilkada 2024

Sanggam Hutapea Usulkan KPUD Sumut Jadikan Sektor Pariwisata Topik Debat Di Pilkada 2024
Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea. (Ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA(Waspada): Pemerhati dan pelaku pariwisata Ir Sanggam Hutapea, MM, mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah (Sumut) menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu topik debat calon gubernur dan wakil gubernur Sumut yang berkompetisi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.

Hal ini penting sebab Sumut memilki begitu banyak potensi wisata yang bisa digali dan dikembangkan untuk dijadikan sebagai lokomotif penghasil devisa dan dapat diandalkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sanggam Hutapea Usulkan KPUD Sumut Jadikan Sektor Pariwisata Topik Debat Di Pilkada 2024

IKLAN

Sanggam memastikan jika para calon gubernur memiliki visi dan misi yang baik akan potensi pariwisata Sumut maka sector ini akan memberi dampak ganda (multiplier effect) karenanya dengan mengembangkan bidang sektor pariwisata akan “menyeret” sektor-sektor lainnya dalam perputaran roda ekonomi seperti sektor UMKM, industri penginapan, restoran, jasa transportasi, dan perdagangan.

“Seharusnya sebagai salah satu sumber daya alam andalan Sumut, sektor pariwisata sepantasnya ijadikan KPU Sumut jadi salah satu topik debat para cagub-cawagub di Pilkada 2024 ,” kata Sanggam Hutapea saat diwawancarai wartawan di Jakarta, Kamis (3/10/2024), terkait sesi debat yang akan digelar KPUD bagi calon kepala daerah yang berkompetisi di Pilkada Serentak 2024.

Menurut Sanggam, melalui debat para cagubsu – cawagubsu akan menyampaikan visi dan misinya hingga masyarakat dapat mengetahui strategi yang akan dilakukan dalam pengembangan pariwisata Sumut

Selama ini, Sanggam Hutapea melihat masih banyak destinasi wisata yang belum terjamah dan tentu saja masyarakat ingin tahu bagaimana pasangan cagubsu- cawagubsu menggali potensi sumber daya alam untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan mengedepankan aspek kelestarian lingkungan.

“Cagubsu – cawagubsu harus punya visi dan misi tentang ekoturisme, pariwisata berkelanjutan maupun pariwisata hijau,” ujar Sanggam Hutapea.

Menurut Sanggam Hutapea jika Gubsu mendatang adalah orang yang memahami sektor pariwisata, maka sektor ini akan memberikan banyak ruang baginya (gubernur terpilih) untuk melakukan berbagai terobosan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Hal itu tentu sangat memubgkinkan sebab sektor pariwisata bersinggungan dengan bidang-bidang lainnya seperti ekonomi, kesejahteraan sosial, investasi, sumber daya manusia, lingkungan, dan sosial budaya. Bahkan hubungan internasional dapat menempatkan pariwisata sebagai sarana diplomasi antarnegara.

Pariwisata juga akan membuat peluang masuknya investasi yang tentu harus ditumbuhkembangkan, bukan hanya pada destinasi wisata yang sudah maju, tetapi juga pada destinasi yang potensial.

Dia berharap investasi di sektor pariwisata sampai ke desa dengan tetap mengutamakan masyarakat setempat.

Sanggam menginggatkan bahwa upaya pemerintah pusat yang gencar membenahi kawasan Danau Toba guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan harus didukung penuh oleh pejabat Gubsu mendatang, sebab menjadikan pariwisata jadi primadona di Sumut butuh terobosan yang luar biasa.

Demikian juga untuk menjadikan kawasan Danau Toba sebagai destinasi kelas dunia membutuhkan kinerja keras dari pemerintah Provinsi Sumut dan pemerintah daerah yang ada di kawasan Danau Toba , terutama untuk mendefinisikan produk dan promosi wisata Danau Toba .

Sanggam Hutapea mengatakan sejak Danau Toba ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata, hingga sekarang belum ada bentuk produk wisata yang sepesifik ditawarkan kawasan Danau Toba.

” Sampai sekarang produk wisata Danau Toba itu belum terdefinisikan dengan bagus. Apa sebenarnya produk wisata Danau Toba, apakah keindahan alam, Kuliner, Budaya , atau yang lain? Kalau kita putuskan produk wisata Danau Toba adalah keindahan alam, maka dititik-titik mana wisatawan harus dibawa. Kalau produk wisata budaya, maka budaya seperti apa yang akan kita tonjolkan,” katanya.

Belum adanya produk wisata Danau Toba ini, menurut Sanggam sebagai salah satu faktor yang mengakibatkan belum maksimalnya tingkat kunjungan wisata ke Danau Toba.

Buktinya, walaupun ke Danau Toba sudah dekat dengan adanya jalan tol ke kawasan, ternyata Danau Toba belum menjadi tujuan wisata akhir pekan bagi masyarakat.

” Jika Jarak tempuh sudah dekat, tetapi tidak juga mampu menarik wisata berakhir pekan, tentu ada sesuatu yang kurang. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah Gubsu mendatang untuk menentukan produk wisata Danau Toba, tukas Sanggam Hutapea.

Demikian juga fasilitas, fasilitas apa yang sesungguhnya yang sudah ada di Danau Toba sekarang ? tanyanya sembari mengingatkan bahwa produk wisata itu juga menyangkut fasilitas.

Salah satu fasilitas itu dan ada diseluruh dunia, yakni tempat kuliner.

Di kawasan Danau Toba tempat kuliner ini belum memenuhi standart.

Dia mencontohkan di Bali ada Jimbaran tempat wisatawan makan malam di tepi pantai, dan pada saat makan malam, wisatawan disungguhi tari tarian tradisional dan alunan lagu-lagu.

” Fasilitas yang begini belum ada di kawasan Danau Toba,” tukasnya.

Dalam menentukan produk wisata Danau Toba, Sanggam Hutapea mengakui belum melihat banyak peran Pemerintah Daerah, khususnya Pemda di wilayah kawasan Danau Toba . Untuk itulah pentingnya kehadiran seorang gubernur Sumut yang mampu membangun komunikasi dengan Pemda di sekeliling kawasan Danau Toba dan sama sama merumuskan produk wisata yang dijual kepada wisatawan.

Dari sisi promosi, Sanggam mempertanyakan apakah promosi pariwisata Danau Toba dilakukan diluar negeri atau di dalam negeri ?

Lazimnya, menurut Sanggam Hutapea, untuk promosi kawasan wisata baru penopangnya itu adalah pasar dalam negeri, kalau pasar luar negeri ( wisatawan manacanegara) butuh waktu.

Karenanya, Sanggam lebih mendorong promosi diintensifkan untuk pasar domestik dengan melakukan rekayasa – rekayasa mendatangkan wisatawan domestik ke Danau Toba.

Adapun bentuk rekayasa yang memungkinkan dilakukan, menurut Sanggam yakni delapan pemerintah kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba yakni, Kabupaten Samosir, Dairi, Pakpak Barat, Tanah Karo, Simalungun, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara harus proaktif menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah provinsi , kabupaten dan kota Se-Indonesia, dan menawarkan kunjungan ke Danau Toba dengan memberikan berbagai kemudahan seperti diskon yang besar untuk penginapan.

Kemudian menggencarkan kegiatan – kegiatan bagi pelajar dan mahasiswa.

Untuk lebih menarik minat pelajar dan mahasisswa, Sanggam menyarankan Pemda Provinsi Sumatera Utara dan Pemda yang ada di kawasan Danau Toba menyelenggarakan sayambara penulisan berperan aktif mengimbau diaspora orang Batak yang banyak di perantau, guna datang berwisata ke Danau Toba.

“Jadi perumusan prodak wisata Danau Toba ini harus dikordinasikan dan dibicarakan seluruh pemerintah daerah supaya semua ambil bagian dan semua merasa memilki. Begitu kita bicara produk maka masyarakat pasti terlibat, di semua wisata.

Sanggam pun mengemukakan temuannya di berbagai tempat wisata yang di kunjunginya di Eropa hampir semua ada pengamen. Dimana para pengamen itu dijadwalkan tampil berbagai sudut kota.

Para pengamen itu memang berharap berapa pun diberikan wisatawan yang tertarik dengan musiknya, tetapi para pengamen itu tidak tergantung hidupnya dari berapa yang diberikan wisatawan secara iklas, sebab para pengamen itu sudah mendapatkan honor dari walikota .

Di Tanah Batak ini harus muncul, sebab talenta menyanyi di kalangan masyarakat sangat besar, dan pantas ditampilkan. Tentu, pemerintah daerah harus mengkemasnya dan menyiapkan panggung-panggung dan ini bukan biaya besar.

” Adannya pengamen dan difasilitasi pemerintah daerah di kawasan Danau maka prodak kita akan semakin menarik,” tukasnya.

Dia menekankan bahwa keberadaan jalan tol dan keindahan alam Danau Toba tidak cukup membuat wisatawan datang berakhir pekan ke kawasan tanpa ada produk kegiatan hiburan dan kuliner yang membuat wisatawan betah.

Sanggam pun mengingat potensi wisata yang ada di kawasan Tapanuli dan Nias belum tertangani dengan bagus. Potensi wisata yang sangat besar ini harus dipikirkan Gubsu ke depan, tukas Sanggam Hutapea. (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE