Scroll Untuk Membaca

EkonomiNusantara

Secara Triwulanan Penyaluran Kredit Tumbuh Positif

Kecil Besar
14px

 JAKARTA (Waspada): Survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan secara triwulanan (qtq) penyaluran kredit baru tumbuh positif pada triwulan I/2022, meski melambat dari periode sebelumnya.  Hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan I/2022 sebesar 64,8 persen, lebih rendah dibandingkan pada triwulan IV/2021, yakni sebesar 87,0 persen. 

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru yang melambat terjadi pada seluruh jenis kredit. Perlambatan tersebut terindikasi dari SBT positif yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, baik pada kredit modal kerja (SBT 65,3 persen), kredit investasi (SBT 31,3 persen), maupun kredit konsumsi (SBT 46,8 persen). 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Secara Triwulanan Penyaluran Kredit Tumbuh Positif

IKLAN

Adapun, permintaan kredit baru untuk kredit konsumsi berupa KPR/KPA terindikasi dari SBT positif yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yakni dengan SBT sebesar 28,9 persen. Namun, KPR/KPA menjadi kredit konsumsi dengan pertumbuhan paling tinggi dibandingkan segmen lainnya.

Untuk kartu kredit juga mengalami pertumbuhan yang lebih rendah, yakni dengan SBT sebesar 22,2 persen. Kredit konsumsi multiguna dan kartu tanpa agunan (KTA) dengan SBT masing-masing sebesar 18,7 persen dan 19,8 persen, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.  Sementara kredit konsumsi kendaraan bermotor mengalami penurunan terdalam dengan kontraksi sebesar -24,2 persen.  

Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru tertinggi terjadi pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan SBT sebesar 48,5 persen, diikuti oleh sektor Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan sektor Penyediaan Akomodasi & Makanan Minuman dengan SBT masing-masing sebesar 39,5 persen, dan 36,7 persen.  

Jika dilihat berdasarkan golongan debitur, non UMKM mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi di saat UMKM (KUR) dan UMKM (non KUR) menurun. Untuk non UMKM, mengalami pertumbuhan dengan SBT sebesar 62,7 persen, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.  Berikutnya, UMKM (KUR) dan UMKM (non KUR) masing-masing mengalami pertumbuhan yang melambat dengan SBT sebesar 58,8 persen dan 57,6 persen, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. 

Capai 8 Persen 

Sementara PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menargetkan pertumbuhan total kredit tahun ini dapat mencapai 6–8 persen. Hingga Februari 2022 total kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp615 triliun dan pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR. 

Namun, terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi penyaluran kredit pada tahun ini, antara lain mobilitas masyarakat yang diharapkan bisa kembali normal, suku bunga, likuiditas yang ada, dan lain sebagainya.

BCA menetapkan suku bunga dasar kredit per 30 September 2021. Untuk segmen kredit korporasi dan ritel masing-masing ditetapkan sebesar 7,95 persen dan 8,20 persen. Sementara untuk kredit konsumsi berupa KPR dan non KPR masing-masing sebesar 7,20 persen dan 5,96 persen.

Sedangkan dana giro dan tabungan (CASA) terus tumbuh secara berkelanjutan, naik hingga 21,7% YoY di Maret 2022, sebagai hasil dari inovasi layanan digital yang konsisten serta ekspansi ekosistem bisnis. 

Dari data tersebut mendorong kinerja solid di tahun 2021, untuk PT BCA Tbk , dan entitas anak perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp8,1 triliun pada triwulan I-2022, atau tumbuh 14,6% secara tahunan (year on year/YoY). 

Peningkatan laba bersih di triwulan I/2022 didukung oleh pertumbuhan bisnis, antara lain peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan CASA. Seiring dengan pemulihan perekonomian nasional, dengan total kredit naik 8,6% YoY. 

Sejak awal pandemi, KPR mencatatkan pertumbuhan tertinggi, sementara KKB tumbuh positif untuk pertama kalinya. Kami berharap jumlah aplikasi kredit akan terus bertambah hingga penutupan di akhir April mendatang,” ujar Presiden Direktur PT BCA Tbk, Jahja Setiaatmadja. 

Kredit korporasi naik 9,2% YoY mencapai Rp286,9 triliun di Maret 2022, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. Seiring dengan aktivitas bisnis yang membaik, kredit komersial dan UKM naik 8,2% YoY menjadi Rp188,8 triliun. 

Sementara itu, pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh segmen KPR, yakni tumbuh 9,8% YoY menjadi Rp98,2 triliun. KKB mencetak rebound dengan naik 3,6% YoY menjadi Rp41,6 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp12,0 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 7,6% YoY menjadi Rp154,8 triliun. 

Pengajuan aplikasi kredit konsumer baru dari BCA Expoversary 2022 diharapkan akan berkontribusi positif bagi penyaluran kredit baru yang lebih tinggi di triwulan II tahun ini. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,6% YoY menjadi Rp637,1 triliun di Maret 2022. 

“Komitmen untuk mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) senantiasa kami perkuat, salah satunya dengan penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan yang mencapai Rp161,6 triliun di Maret 2022. Angka tersebut naik sebesar 25,6% YoY, dan berkontribusi hingga 24,9% dari total portofolio pembiayaan BCA,” jelas Jahja. (J03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE