Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Seminggu Jelang Pelantikan Anggota DPD Terpilih 2024-2029, Perebutan Kursi Pimpinan Mulai ‘Panas’

Seminggu Jelang Pelantikan Anggota DPD Terpilih 2024-2029, Perebutan Kursi Pimpinan Mulai ‘Panas’
Pertemuan Sultan B Najamuddin Cs dengan Prabowo Subianto, Selasa (24/9/2024), malam, di Jakarta. (ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada) Seminggu menjelang pelantikan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih 2024-2029 yang dijadwalkan pada Selasa, 1 Oktober 2024, para sentor petahana sudah memanaskan suasana untuk memperebutkan kursi ketua dan wakil ketua DPD yang baru. Bahkan bakal calon ketua DPD RI Sultan B Najamuddin melakukan silaturahim kepada presiden RI terpilih Prabowo Subianto di kediamannya, Selasa (24/9/2024), malam. Sultan tidak menampik bahwa dia bersama ketiga calon wakilnya yakni Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Yorrys Raweyai dan Tamsil Linrung berkunjung ke kediaman calon Presiden RI ke-8 itu sebagai bakal calon pimpinan DPD RI.

Dalan siaran persnya yang diterima waspada.id melalui grup WA Newsroom DPD RI, Rabu (25/9/2024), Sultan B Najamuddin mengatakan pertemuan dengan Prabowo semula diagendakan hanya 30 menit itu, ternyata pertemuan tertutup itu berlangsung selama 2 jam membahas berbagai persoalan kebangsaan. Terutama isu geopolitik, ekonomi hingga pembangunan daerah.

“Alhamdulillah beliau (Prabowo) sangat excited saat menerima kunjungan kami, untuk mendiskusikan banyak persoalan kebangsaan dan bagaimana Indonesia memainkan perannya dalam menyikapi situasi global saat ini”, ujar Sultan.

Meski demikian, Sultan mengaku bahwa pihaknya mendapatkan arahan khusus dari mantan Komandan Kopassus itu untuk memimpin lembaga DPD secara efektif.

“Beliau ingin DPD harus siap berkolaborasi dengan semua elemen bangsa, namun harus tetap menjunjung tinggi prinsip check and balance”, ungkap Sultan.

Sebelum relis kubu Sultan disertai dua foto pertemuan dibagi di grup WA Newsroom DPD RI untuk di publikasikan, ternnyata foto-foto pertemuan itu sudah ramai diposting di sejumlah grup WA. Bahkan sampai membuat Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti harus membuat tulisan terbuka yang di bagi di grup WA Newsroom DPD RI Rabu.

Mengawali tulisannya AA LaNyalla Mahmud Mattalitti memulainnya dari ramainya sejumlah grup WA memposting foto-foto pertemuan calon paket pimpinan DPD RI, yang terdiri dari Sultan Baktiar Najamudin, GKR Hemas, Tamsil Linrung dan Yorrys Raweyai dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Hari Selasa kemarin itu adalah 1 pekan sebelum hari Selasa depan. Tepatnya 1 Oktober 2024. Saat pemilihan paket Pimpinan DPD RI. Dimana calon paket pimpinan Sultan Baktiar Najamudin, GKR Hemas, Tamsil Linrung dan Yorrys Raweyai akan berhadapan dan bersaing dengan paket pimpinan DPD RI lainnya yang terdiri dari AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Nono Sampono, Elviana dan Andi Muhammad Ihsan.

Dalam tulisannya ini AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebutkan di beberapa group WA beredar foto capture perbincangan ada yang memuji-muji dengan narasi karena calon paket pimpinan Najamudin Cs telah mendapat restu dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ada yang menimpali bahwa “pertandingan” telah selesai. Bahkan terang benderang ada yang menyatakan dengan kalimat; ‘fix ini paket Pimpinan DPD RI yang restui presiden terpilih’.

Di sisi lain, ada yang tidak peduli. Bahkan menanggapi dengan pertanyaan: apa hubungannya dengan ‘restu’. Sejak kapan pimpinan DPD RI harus mendapat restu? Dan lain sebagainya.

Tetapi AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengungkapkan keanehannya, meskipun postingan-postingan tersebut telah beredar ke banyak group WA, hingga Rabu pagi, tidak satupun media massa, terutama media mainstream, yang memuat dan menuliskan berita pertemuan itu. Pertemuan yang diklaim sebagai restu atau dengan makna lain, dukungan dari Prabowo Subianto, selaku Presiden terpilih kepada Najamudin Cs, sebagai calon Paket pimpinan DPD RI yang akan berlaga 1 Oktober mendatang.

Ada apa sebenarnya? Mengapa mereka tidak menyiarkan berita kepada publik luas? Mengapa hanya di group-group WA? Padahal dengan masuk ke dalam group WA, tetap saja bisa menjadi konsumsi publik. Karena bukan kiriman pribadi orang ke orang secara individu.

Mengapa tidak sekalian diberitakan secara resmi ke media massa? Toh pertemuan itu, di salah satu group WA, sudah diberi ‘label’ sebagai restu dari Presiden terpilih kepada calon Paket pimpinan DPD RI dengan komposisi Sultan B. Najamudin, GKR Hemas, Tamsil Linrung dan Yorrys Raweyai?

Itulah beberpa pertanyaan yang dikutip dari tulis AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, hingga misteri inilah yang disebutkannya membuahkan analisis atau telaah kritis.

Jangan-jangan karena Prabowo sama sekali tidak pernah menyatakan secara terang benderang memberi restu dan dukungan kepada mereka. Karena agenda pertemuan itu memang bukan ‘berjudul’ itu. Sehingga foto-foto dan keterangan yang dikatakan secara semantik Prabowo memberi restu justru adalah fait accompli kepada Prabowo?

AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam tulisannya menegaskan Prabowo adalah patriot. Bahkan Prabowo sudah menyatakan secara terbuka ingin mewakafkan dirinya untuk kepentingan rakyat, demi Indonesia yang lebih baik. Bahkan di forum Internasional, Prabowo terang benderang menyatakan pentingnya national interest diberi ruang dan diberi hak di tengah kesepakatan-kesepakatan global yang mengikat negara-negara.

Jadi, terlalu merendahkan asa dan cita-cita Prabowo bila diseret-seret ke dalam dukung mendukung calon Paket pimpinan DPD RI yang memang wilayah tugasnya berbeda. Karena DPD RI harus mengawal dan melakukan check and balances terhadap semua produk hukum dan kebijakan dengan tolak ukur kepentingan masyarakat di daerah.

Pada bagian akhir tuilisannya AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengajak semua jadi negarawan.

” Sudahlah, mari kita menjadi negarawan. Setia kepada posisi masing-masing dengan kesadaran yang utuh. Kita memang harus menyatukan tekad. Karena Indonesia akan menghadapi tantangan masa depan berat yang semakin berat. Akibat disrupsi yang dialami semua negara di dunia. Baik disrupsi akibat ketegangan geopolitik kawasan dan regional. Juga disrupsi teknologi dan disrupsi lingkungan akibat perubahan iklim. Karena itu bangsa ini harus memiliki satu tekad bersama untuk memperkokoh kedaulatannya sebagai sebuah negara.

Dan untuk memperkokoh kedaulatan sebuah negara, diperlukan satu tekad bersama. Membutuhkan kerjasama. Semangat kejuangan, dan sumbangsih positif. Serta keterlibatan semua elemen bangsa tanpa kecuali dan tanpa syarat.

Untuk itu, keadilan sosial dan keadilan ekonomi harus menjadi perjuangan hakiki dalam mewujudkan tujuan lahirnya negara ini. Seperti termaktub di dalam Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Dengan demikian, Pancasila sebagai norma hukum tertinggi harus menjadi sumber dari segala sumber hukum yang diproduksi oleh para anggota legislatif. Baik di DPR RI maupun di DPD RI.

Itulah tugas kita sebagai anggota DPD RI. Bukan memposting foto-foto.

Sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Indonesia insya Allah akan lebih baik. Merdeka!, kata AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menutup tulisannya. (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE