AcehNusantaraSumut

Simfoni Pilu Birokrasi Bencana Sumatra

Simfoni Pilu Birokrasi Bencana Sumatra
Kecil Besar
14px

Narasi:Hasriwal AS/Muhammad Faisal

BENCANA SUMATRA, waktu seolah membeku, gemuruh air bah yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah surut, namun meninggalkan sisa panjang tak berkesudahan

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Lumpur mengering di dinding rumah, kayu gelondongan bagai nisan berjejer, membuat martabat insan terkoyak menyaksikan pemandangan pilu, tatkala melihat tatapan kosong para lansia. Anak anak yang seharusnya mengejar mimpi di bangku sekolah, kini berubah mengejar bayang-bayang orang tua yang hilang ditelan arus.

Air hujan tak lagi menjadi berkah, simfoni tak lagi merdu. Tidur beralas tanah lembab, beratap “langit” kamp pengungsian yang rela berbagi di antara kesempitan, akibat hujan lebat dipicu Siklon Senyar, membuat 1.072 jiwa melayang, 186 orang hilang, 6.698 orang cidera, 3,3 kita orang terdampak dan hapir 1 juta jiwa terpaksa mengungsi (data per 19 Desember 2025).

Berharap pemulihan dari pemerintah pusat, tak membuat tersenyum. Hati semakin panas, bantuan Internasional yang datang harua kembali diterbangkan, akibat Mendagri “meremehkan” bantuan dari Malaysia. Namun, Mendagri membuat klarifikasi dan permohonan maaf, menjelaskan bahwa maksud pernyataannya adalah untuk menunjukkan betapa masifnya pergerakan bantuan yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia sendiri sejak hari pertama.

Mendagri terus menjelaskan tidak ada larangan mutlak bagi bantuan luar negeri secara permanen. Mendagri dan Pemerintah Pusat menekankan agar penanganan dilakukan secara maksimal menggunakan sumber daya domestik (APBN, APBD, dan bantuan antar-provinsi).

Kontras ini terasa menyakitkan. Di satu sisi, pusat bersikap tegas memulangkan bantuan luar negeri demi prosedur, dan percaya diri bisa mengatasi sendiri. Di sisi lain, mereka seolah tak berdaya menindak kepala daerah yang dengan tega menggeser anggaran bencana demi proyek jalan—tindakan lancung yang akhirnya terendus operasi senyap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Air mata dan hati pedih yang dialami para korban terdampak langsung bencana, sejak 26 Nopember 2025, apakah dapat terobati dengan sebatas kunjungan dan swafoto para pejabat di lokasi bencana dengan membawa bantuan hanya dapat bertahan hitungan hari, sedangkan trauma seumur hidup.

Ohhh….”Berapa harga sebuah aturan jika ditukar dengan nyawa seorang bayi yang kedinginan atau lansia yang kehabisan obat?”

Ohhh… “Apakah korban bencana ini dipaksa tegar menerima nasib akibat amukan alam karena kekakuan birokrasi yang sulit dicerna?”

Ohhh… Nasib ya Nasib…

foto- foto by Facebook dan istagram

Aksi Peduli Warga Kompleks Al Barokah Kirim Bantuan Bencana Banjir ke Tanjung Pura dan  Aceh Tamiang

Posko Peduli Bencana Sumatera, Warga Kompleks Al Barokah, Desa Sampali, Kecamatan Percut SeinTuan, Kabupaten Deli Serdang, kirim bantuan untuk korban bencana.

“Donasi yang terkumpul di Posko Gudang Masjid Al Amin, Jalan Makkah, Kompleks Al Barkah, hari ini  dikirimkan ke para korban bencana,” ungkap Warga  Sabtu (20/12).

Sebelumny, sejumlah donasi yang terkumpul sejak 18 Desember 2015, telah dikirimkan ke pengungsi Tanjung Pura, Sumatera Utara, dan Aceh Tamiang.

Adapun sejumlah donasi yang terkumpul dan dikirimkan berupa uang, makanan siap saji, mie instan, dan pakaian layak pakai.

“Panitia sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas kepedulian warga Al Barokah yang antusias berempati pada korban bencana banjir dan longsor,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, korban banjir longsor Sumatra yang melanda Provinsi Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, akibat hujan lebat dipicu Siklon Senyar, membuat 1.072 jiwa melayang, 186 orang hilang, 6.698 orang cidera, 3,3 kita orang terdampak dan hapir 1 juta jiwa terpaksa mengungsi (data per 19 Desember 2025).

teks foto

Warga Kompleks Al Barokah, Desa Sampali, Kecamatan Percut SeinTuan, Kabupaten Deli Serdang, kirim bantuan untuk korban bencana banjir dan longsor di Kuala Simpang, Aceh, Sabtu (20/12/2025). Waspada/Ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE