Laporan Haji: Muhammad Ishak
MADINAH (Waspada): Jemaah haji gelombang kedua memilih untuk beritikaf sambil melaksanakan Arbain di Masjid Nabawi. Pasalnya, suhu udara akhir tahun 1444 hijriyah mencapai 46 derajat.
Misalnya, puluhan jemaah haji Kloter 2 Embarkasi Lombok (LOP) memilih berdiam dibawah payung pelataran Masjid Nabawi. “Tadi salat dhuhur di dalam. Rencana balik ke hotel, tapi karena suhu udara agak panas, maka kami i’tikaf sambil menunggu asar dulu,” ujar Hajarah, 57, jemaah haji asal Lombok Tengah.
Begitu juga dengan jemaah haji lainya yang terus memasuki Madinah sejak 8 Juli lalu. Mereka memilih untuk berdzikir dan mengaji sambil menunggu sholat magrib hingga selesai salat isya. “Sambil beritikaf, kita mengamati keindahan masjid pertama di Kota Madinah. Luas, lebar dan indah sekali masjid ini,” tambah Hajarah.
Aktivitas yang sama juga dilakukan jemaah haji asal Kloter 44 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG). Rerata, mereka berdiam diri di dalam masjid sejak dzuhur hingga ashar. Namun sebagian jemaah haji (bukan lansia—red) pulang ke hotel untuk makan siang.
Kepala Sektor II Daker Madinah PPIH Arab Saudi, Musa Narwawan, mengatakan, sejak jamaah haji gelombang dua masuk pihaknya telah mengingatkan suhu panas mencapai 47 derajat, sehingga jemaah memilih beristirahat di hotel. “Namun sebagian besar memilih beritikaf di masjid,” katanya di Abraj Taba Hotel Madinah, Jumat (14/7).
Hingga hari terakhir penerimaan jemaah haji, Sektor II akan menampung sebanyak 70 kloter. Hingga saat ini, jumlah jemaah haji yang sudah bergerak dari Makkah ke Madinah melebihi 30.000 jemaah haji. “Sama seperti jemaah haji gelombang pertama, jemaah ini gelombang kedua ini akan menginap 8-9 hari di Madinah. Seterusnya mereka akan dipulangkan melalui Bandara AMAA Madinah,” ujar Musa.
Cegah Dehidrasi
Kepala Daker Madinah, Zaenul Muttaqin, terpisah meminta jemaah haji tetap menjaga pola makan yang teratur dan minum secukupnya serta makan buah-buahan yang mengandung air. “Kami minta jemaah haji saat keluar hotel selalu memakai alat pelindung diri (APD), seperti masker, kacamata dan topi,” katanya.
Pasca Armina, lanjut Zaenul Muttaqin, suhu udara terus meningkat sejak 14 Dzulhijjah 1444 hijriyah bertepatan 2 Juli. Hingga 26 Dzulhijjah atau 14 Juli, suhu udara di Kota Madinah cenderung meningkat hingga 46 derajat. Agar tetap sehat, PPIH terus mengingatkan jemaah terus minum, sehingga terhindar dari dehidrasi.
Disisi lain, Zaenal mengaku terus memberdayakan petugas kelompok terbang (kloter) untuk mengantisipasi jemaah haji gelombang kedua tersesat di Madinah. Tetapi disaat petugas daker menemukan jemaah kesasar, maka tetap melayani dan mengantarnya ke hotel.
“Untuk meminimalisir agar tidak hilang atau tersesat ketika kembali dari masjid, maka petugas kloter memberikan penanda seperti Id Card hotel ke jemaah, sehingga memudahkan petugas mengantar saat jemaah kesasar,” ujar Zaenul Muttaqin.
Begitu juga dengan petugas layanan bimbingan ibadah di setiap sektor untuk berkoordinasi dengan bimbad kloter. Tujuannya mengingatkan jemaah lansia untuk salat dan beribadah di hotel. “Jika lansia tetap ke masjid, maka jangan pisahkan diri dari rombongan. Minimal tandai nomor pintu gerbang masjid,” sebut Zaenal Muttaqin.
Disaat jemaah terpisah dari kelompoknya dan keluar dari pagar masjid, Zaenal meminta jemaah untuk masuk kembali ke pelataran masjid dan melaporkannya ke petugas di Sektor Khusus Nabawi. “Kita berharap partisipasi petugas kloter untuk mengingatkan jemaah haji selalu mawas diri agar tidak tersesat,” pungkas Zaenul Muttaqin. (b11).