Scroll Untuk Membaca

EkonomiNusantara

Tekan Inflasi Pemda Diminta Subsidi Ongkos Distribusi Logistik Pangan 

Tekan Inflasi Pemda Diminta Subsidi Ongkos Distribusi Logistik Pangan 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo . (ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo nengatakan, untuk menekan infladi diminta agar antar pemerintah daerah (Pemda) dapat bersinergi mensubsidi ongkos distribusi logistik kebutuhan pangan untuk menekan angka inflasi. 

Pada tahun ini BI menargetkan pengendalian inflasi di sesuai dengan target yang berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen. 

“Setelah itu, sering sering mengadakan pasar murah,” ujar Perry Warjiyo secara virtual dalam “Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Jawa 2023”, Rabu (5/4/2023). 

Kegiatan tersebut mengangkat tema Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Penerapan Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa: Gemah Ripah Loh Jinawi dan merupakan puncak rangkaian GNPIP Jawa yang telah diawali di Jawa Timur pada 17 Maret 2023. 

Dia mengungkapkan, bentuk sinergi antardaerah tersebut, yakni dengan adanya subsidi ongkos kirim oleh pemerintah pusat. Dengan begitu diharapkan harga kebutuhan pangan di tangan masyarakat tidak melambung tinggi. 

“Tadi sudah kita tandatangani subsidi ongkos angkut, Pak wagub, Pak bupati ada sudah anggaran yang diberikan oleh pusat untuk subsidi ongkos angkut itu supaya juga bisa diberikan,” terang Perry.

Adapun penerapan subsidi itu, sambungnya, dengan pengawasan langsung dari Kementerian Dalam Negeri melalui rapat koordinasi setiap pekan. 

“Kita tahu ada tata kelolanya. Kemudian, Pak mendagri setiap Senin mengabsen tata kelolanya gimana. Nah, ini tolong itu bisa untuk subsidi ongkos angkut,” tutur Perry. 

Selain itu, lanjutnya, kebijakan lainnya adalah gerakan taman cabai, replikasi model bisnis, alat dan mesin pertanian (alsintan) serta sarana prasarana produksi pertanian (saprotan), digitalisasi data informasi, dan koordinasi komunikasi. 

“Inilah yang kita lakukan pada hari ini, supaya kita betul-betul saling silih asih, silih asah, silih asuh. Kemudian, sinergi inovasi mengendalikan inflasi pangan hanya satu tujuan untuk mensejahterakan rakyat,” tekan Perry. 

Melalui program tersebut Perry berharap akan memperkuat dan memperluas penerapan digitalisasi produksi pangan secara end-to-end untuk mendorong produ​​​ktivitas guna mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional  

“Sehingga dapat mewujudkan Jawa sebagai lumbung pangan dan Indonesia yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Tentrem, Subur, dan Makmur,” paparnya.  

Lebih lanjut, kedua program tersebut diimplementasikan dengan pertama, digitalisasi hulu hilir sisi produksi, paska panen, pergudangan, pengolahan, pemasaran hingga pembiayaan pada sektor pangan melalui optimalisasi peran UMKM termasuk pesantren. 

Program tersebut diwujudkan dengan penyusunan bisnis model digital farming melalui penyaluran smart green house kepada UMKM dan pesantren,. 

Kemudian penyaluran smart farming kepada klaster pangan, penyaluran mesin pengolahan paska panen cabai, peresmian lumbung pangan dengan Rice Milling Unit (RMU) dan Bed Dryer. 

Mendorong digitalisasi pemasaran produk dengan start up pertanian, hingga digitalisasi pasar termasuk memperdayakan fasilitasi QRIS bagi pedagang. 

Kedua, quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek yang terdiri dari gelaran operasi pasar dan gelar pangan murah komoditas pangan strategis di 277 titik se-Jawa. 

Caranya dengan perluasan kerjasama antar daerah (KAD), efisiensi distribusi melalui penyediaan jasa logistik dan storage yang terjangkau hingga optimalisasi pengembangan dan pendampingan pupuk organik. 

Perry menekankan penguatan sinergi TPIP/TPID dan GNPIP  turut mendorong penurunan inflasi pangan pada tahun 2022. Diharapkan tahun 2023 dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional. 

Sinergi dan Inovasi untuk menjaga ketahanan pangan melalui TPIP/TPID dan GNPIP adalah pengejawantahan filosofi luhur bekerja bersama, silih asih (saling peduli), silih asah (saling belajar) dan silih asuh (saling membimbing) demi kesejahteraan rakyat. 

Dalam jangka pendek, guna memastikan terkendalinya inflasi menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan antisipasi perubahan cuaca, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menjaga terkendalinya inflasi volatile food (VF). 

“Termasuk ekspektasi inflasi melalui penguatan dukungan fasilitasi pasar murah, koordinasi penguatan dan perluasan kerjasama antardaerah (KAD), serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan pengendalian inflasi,” urai Perry. (J03) 

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE