MINA, MAKKAH (Waspada): Sehari melakukan wukuf di Arafah, tujuh jemaah haji Indonesia meninggal dunia saat puncak ibadah haji. Para jemaah haji tersebut meninggal saat menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, Selasa (27/6).
“Innalillahi wa innailahi rajiun, tujuh jemaah kita wafat hari ini di Arafah, wafat semuanya di KKHI,” ujar Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas, ketika mengunjungi KKHI sesaat sebelum meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah dan Mina.
Dalam kunjungannya, Gus Yaqut (panggilan Yaqut Cholil Qoumas–red) menyempatkan diri menyapa jemaah haji yang menjalani perawatan medis di di sejumlah ruangan di KKHI. “Cuaca saat wukuf Arafah memang cukup panas. Hal ini yang membuat banyak jemaah haji harus menjalani perawatan medis akibat dehidrasi dan kelelahan,” jelasnya.
Di KKHI, Gus Yaqut berdiskusi dengan sejumlah pejabat dari Kemenkes disana. “Memang cukup crowded paska wukuf. Kalau kata Bu Dirjen banjir itu paska wukuf. Jadi kapasitas yang harusnya 30 di KKHI, karena cuaca wukuf cukup panas, jadi dimanfaatkan 50 pasien,” katanya.
Setelah berdiskusi dengan Kapuskes Haji, lanjut Menag, pihaknya menyimpulkan beberapa catatan yang perlu di waspadai di Mina. “Di Arafah itu jemaah diam, tapi dampaknya bisa seperti itu. Kita khawatir kalau di Mina tidak disiapkan betul, kejadian yang sama akan terulang. Banyak jemaah yang harus dirawat,” katanya.
Gus Yaqut menyebutkan, saat ini pihaknya terus menyiapkan skenario-skenario agar jemaah yang mayoritas lansia ini dapat beribadah dengan baik. “Salah satu skemanya adalah, jemaah lansia yang tidak mungkin melempar jamarah, maka jangan dipaksakan berjalan ke lokasi jamarat,” kata Gus Yaqut.
Intinya, Gus Yaqut berharap jemaah tidak memaksakan kondisi fisiknya melakukan ibadah yang berlebihan. “Jika ada yang bisa dibadalkan, maka sikakan di badalkan, apalagi petugas PPIH kita cukup untuk membantu membadalkannya,” sebut Gus Yaqut.
Amirul Hajj menyatakan, wukuf di Arafah tahun ini jauh lebih tertib, apalagi jemaah mencapai angka di atas 200 ribu jemaah, sehingga terjadi kekurangan air di kamar mandi.
“Apa yang kita minta dipenuhi semua, saya kira kekurangan yang muncul harus dievaluasi dan kita sudah punya catatan yang harus diperbaiki ke depan, bahkan seluruh catatan di Arafah akan saya sampaikan ke pihak Pemerintah Arab Saudi,” pungkas Gus Yaqut. (b11)












