Nusantara

Wujud Kampus Berdampak, Kemdiktisaintek Bangun Posko Bencana Berbasis Kampus

Wujud Kampus Berdampak, Kemdiktisaintek Bangun Posko Bencana Berbasis Kampus
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bergerak  merespons musibah bencana yang menimpa Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Sebagai wujud kebijakan “Diktisaintek Berdampak”, kementerian mengonsolidasikan  Posko 28 Perguruan Tinggi  dan 11 Perguruan Tinggi Pendukung dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id):Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bergerak  merespons musibah bencana yang menimpa Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Sebagai wujud kebijakan “Diktisaintek Berdampak”, kementerian mengonsolidasikan  Posko 28 Perguruan Tinggi  dan 11 Perguruan Tinggi Pendukung dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana.

Dalam keterangannya Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam penanganan bencana. Menteri Brian menjelaskan bahwa perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, namun juga kekuatan kemanusiaan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatra, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat.  “Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran,” tegas Menteri Brian.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek, Khairul Munadi saat mengunjungi Posko Tanggap Darurat Bencana Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Jumat (05/12),  menyatakan Kemdiktisaintek dalam tanggap darurat, secara aktif berkoordinasi intensif dengan pihak pihak kampus di berbagai wilayah. Hal tersebut dilakukan agar penyaluran bantuan tepat sasaran, dan termonitor dengan baik karena di setiap lokasi terdampak bencana juga ada kampus yang menyiapkan relawan dan bantuan.

“Seperti di Aceh ini, ada beberapa Posko bencana yang telah didirikan oleh kampus, seperti Universitas Syiah Kuala yang mendirikan Posko di Pidie, Bireun, dan Meulaboh,” ujar Ditjen Khairul.

Menurut Dirjen Dikti, keberadaan Posko ini menjadi upaya agar dukungan dan aktivitas operasi tanggap darurat bencana dapat lebih optimal dan tepat sasaran, khususnya dalam membantu masyarakat di wilayah sekitarnya.

“Lokasi pembangunan posko serta penempatan relawan mulai tenaga medis, relawan logistik, dan dukungan teknis, akan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan agar respon kemanusiaan dapat berlangsung lebih efisien, cepat, dan tepat sasaran. Perluasan jaringan posko juga berorientasi pada pemetaan kebutuhan di wilayah terdampak lainnya. Ini penting agar akses bantuan lebih merata,” tegas Dirjen Khairul.

Lebih lanjut, Dirjen Dikti menyebut kunjungan ini dilakukan mewakili Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek), untuk berkoordinasi dengan perguruan tinggi di Aceh, guna memastikan  bantuan  tersalurkan dengan optimal.

“Penanganan bencana tidak mungkin dilakukan satu pihak. Kemdiktisaintek dalam hal ini  bergerak bersama kampus untuk memastikan warga cepat tertolong,” tegas Dirjen Khairul.

Dengan terbangunnya kolaborasi lintas kampus dan posko tanggap darurat, Kemdiktisaintek memastikan bahwa penanganan bencana tidak berhenti pada distribusi bantuan, tetapi berlanjut ke fase pemulihan dan pemberdayaan masyarakat.

*Tanggap Darurat Aceh*

Hingga saat ini untuk tanggap darurat di Aceh, Kemdiktisaintek telah menghadirkan bantuan mulai dari tenaga medis, dapur umum, hingga air bersih. Salah satu kampus yang hadir adalah Universitas Syiah Kuala (USK), yang telah memberikan dukungan lapangan dengan mengirimkan empat surveyor, dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) ke Kabupaten Pidie Jaya. Tim ini ditugaskan mendukung pendirian Posko Satgas dan melakukan survei cepat kebutuhan masyarakat di wilayah terdampak.

USK juga mengerahkan 15 dokter residen dari berbagai spesialisasi untuk memperkuat layanan medis. Dukungan ini dikoordinasikan melalui Satgas Senyar USK, yang saat ini telah membuka pusat layanan informasi dan penggalangan bantuan terpusat melalui Rumah Amal USK.

“Alhamdulillah tim medis dari FK USK sudah berangkat menuju Aceh Tengah dan Bener Meriah. Mencoba menembus wilayah tengah dan memberikan pelayanan serta mendampingi masyarakat terdampak. Tim juga berangkat ke Aceh Tamiang dengan pendekatan dua sisi, dari arah Banda Aceh dan Medan. Tim dari Medan akan sekaligus membawa perbekalan kesehatan, sementara tim dari Banda Aceh adalah tenaga medis,” jelas Ketua Satgas Bencana Senyar USK,  Syamsidik saat ditemui di Kampus USK.

Sebelumnya, sejak 28 November 2025 Tim Medis Fakultas Kedokteran USK, menjadi tim pertama yang tiba dan mengambil alih operasional layanan darurat di RSUD Meureudu–Pidie Jaya setelah Cyclone Senyar melanda sejumlah wilayah Aceh. Tim yang dipimpin oleh dr. Meilya Silvalila, SpEM, KPEC diberangkatkan pada 28 November 2025 dan dilepas langsung oleh Rektor USK dalam misi emergency response fase kritis.

Sejak hari pertama, advance team ini langsung menata alur triase, memperkuat instalasi gawat darurat, dan menjalankan operasional rumah sakit dalam mode darurat penuh untuk menstabilkan akses layanan kesehatan akibat lonjakan pasien korban banjir dan longsor. Tenaga medis yang dikerahkan terdiri atas disiplin Bedah, Anak, Anestesi, Ilmu Penyakit Dalam, dan Ortopedi.

Seiring meningkatnya kebutuhan layanan, gelombang kedua Tim Satgas (Tim B) diberangkatkan pada 29 November 2025 dan disusul gelombang ketiga pada 30 November 2025 untuk menjaga sistem kerja shift dan mencegah kelelahan relawan. Hingga hari ini, total tenaga medis USK yang bertugas di Pidie Jaya telah mendekati 100 orang.

Hingga hari ini, tercatat 642 warga telah mendapatkan perawatan. Ketua Satgas, Syamsidik menegaskan bahwa kehadiran USK pada fase awal darurat merupakan bentuk komitmen kampus terhadap kemanusiaan.

“USK hadir sejak hari paling kritis. Tim medis kita adalah yang pertama mengambil alih operasional RS Pidie Jaya ketika sistem layanan berada dalam tekanan ekstrem. Langkah cepat ini bukan hanya soal penyelamatan nyawa, tetapi stabilisasi fasilitas kesehatan agar masyarakat tidak kehilangan akses layanan. Kami sangat bangga dengan keberanian, ketangguhan, dan profesionalisme para dokter yang bertugas, dan Satgas akan terus memastikan rotasi tenaga agar mereka tetap terlindungi dan kuat menjalankan misi kemanusiaan,” ungkapnya.

Selain USK, upaya tanggap darurat lainnya juga telah dilakukan melalui pendistribusian bantuan oleh Universitas Teuku Umar (UTU). Dukungan ini merupakan tindak lanjut koordinasi Kemdiktisaintek terkait penanggulangan bencana dan pemulihan pascakrisis, yang melibatkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) setempat.

Distribusi bantuan dipimpin langsung oleh Rektor UTU, Ishak Hasan bersama tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan dukungan dapat tersalurkan sesuai prioritas kebutuhan masyarakat terdampak.

Penyaluran bantuan mencakup beberapa titik terdampak, antara lain Kecamatan Woyla dan Pante Ceureumen di Kabupaten Aceh Barat, serta Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang di Kabupaten Nagan Raya, yang hingga saat ini masih menjadi lokasi prioritas karena belum sepenuhnya menerima dukungan bantuan.

Kemdiktisaintek juga mencatat bahwa sejumlah perguruan tinggi lain di Sumatra turut melakukan aksi kemanusiaan serupa, mulai dari penggalangan donasi, penyediaan relawan, layanan kesehatan, hingga pendampingan psikososial.

Kemdiktisaintek mengajak seluruh kampus untuk terus memperkuat inovasi dan kolaborasi lintas institusi agar perguruan tinggi semakin sigap dan berdampak dalam menghadapi situasi darurat. Kolaborasi luas ini menjadi fondasi penting dalam mempercepat pemulihan masyarakat terdampak bencana sekaligus mewujudkan arah kebijakan Diktisaintek Berdampak di seluruh wilayah Indonesia. (id11).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Pendidikan

JAKARTA (Waspada.id): Paradigma riset di Indonesia mulai bergeser. Masyarakat kini tidak lagi ditempatkan sebagai penerima hasil penelitian, tetapi menjadi mitra aktif dalam proses penciptaan inovasi. Hal ini diwujudkan melalui peluncuran…