HANGZHOU (Waspada): Atlet beregu bulutangkis putra dan putri Indonesia sama-sama gagal melaju ke babak semifinal Asian Games 2023 usai dikalahkan lawan-lawannya pada babak delapan besar, Jumat (29/9).
Pada beregu putra, Indonesia tersingkir usai kalah 1-3 dari Korea Selatan. Leo/Daniel yang tampil sebagai ganda kedua, gagal menyamakan skor saat Indonesia sudah tertinggal 1-2. Leo/Daniel takluk 18-21, 17-21.
Sebelumnya, Anthony Sinisuka Ginting membuka poin pada laga pertama usai mengalahkan Jeon Hyeok Jin 21-15 dan 21-17.
Sayangnya, sukses Ginting tak diikuti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Jonatan Christie, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang tak bisa memenuhi ambisi poin.
Kekalahan ini membuat tim badminton beregu putra gagal memenuhi target pada Asian Games kali ini. Sebelumnya tim badminton beregu putra merupakan salah satu nomor yang diandalkan mendulang medali emas.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rionny Mainaky sebelum tim badminton Indonesia berangkat ke Hangzhou. Pada saat itu Rionny menyatakan badminton menargetkan tiga emas.
“Kita punya target tiga emas. Saya punya cita-cita lebih dari target ya kalau punya cita-cita yang jadi kita punya motivasi ya latihan kita harus lebih berat.”
“Beregu putra, tunggal putra sama ganda putra. Tetap masih yang itu walaupun hasilnya kemarin belum maksimal. Naik semuanya untuk motivasi mereka,” ujar Rionny pada 20 September.
Kegagalan tim putra Indonesia meraih emas juga memperpanjang dahaga gelar pada nomor beregu yang kali terakhir diraih pada 1998. Sementara pada lima tahun lalu di Jakarta, tim beregu putra Indonesia meraih medali perak usai kalah 1-3 dari China pada partai puncak.
Kegagalan juga dialami beregu putri. Gregoria Mariska cs dikalahkan tuan rumah China 3-0. Kepastian tersebut didapat setelah Putri Kusuma Wardani yang menjadi wakil ketiga tim beregu putri Indonesia kalah dari tunggal putri China.
Putri KW kalah dua gim langsung dengan skor 15-21 dan 19-21 atas He Bing Jao.
Sebelumnya, Gregoria Mariska dikalahkan tunggal pertama China dengan dua gim langsung 14-21 dan 12-22 di partai pertama.
Pada partai kedua, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti tumbang dari Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Apri/Fadia kalah lewat pertarungan ketat tiga gim dengan skor 12-22, 22-19 dan 20-22.
Walau kalah, Apriyani/Fadia mengaku rasa lega karena bisa main lepas melawan pasangan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
“Kami bersyukur dengan permainan kami hari ini. Kami bisa bermain dengan lepas dan bisa menerapkan permainan yang baik, yang kami mau sampai akhir. Memang hanya di poin-poin terakhirnya saja tadi tidak pas penerapan polanya. Dan dari situ kami belajar lagi dari mereka,” kata Apriyani.
Apriyani berpendapat kemenangan yang diraih di gim kedua adalah buah dari improvisasi dalam permainan. Kondisi lawan yang mulai lepas kendali juga berhasil dimanfaatkan dengan baik. “Di gim kedua akhir-akhir itu kami lebih inisiatif, lebih siap dan lawan terlihat lengah,” ucapnya.
Selanjutnya para atlet badminton putra dan putri Indonesia akan berlaga di nomor individu yang mulai dipertandingkan pada 2 Oktober. (m18/pbsi)