WROCLAW (Waspada): Manajer Enzo Maresca (foto kanan) mewajibkan Chelsea menang atas Real Betis pada final Liga Konferensi 2024/2025 di Wroclaw, Polandia, Kamis (29/5) dinihari mulai pkl 0200 WIB.
Sebab menurutnya, sukses itu bakal menjadi titik awal rentetan trofi yang diraih The Blues di masa mendatang.
“Bagi saya, memenangkan trofi Liga Konferensi merupakan pernyataan yang telah kembalinya Chelsea. Ini titik awal yang baik untuk membangun mentalitas pemenang dan memenangkan trofi,” kata Maresca di laman London Blues, Selasa (27/5).
“Tentu itu penting dalam membentuk diri dan pengalaman. Kompetisi yang kami hadapi saat ini adalah Liga Konferensi, jadi kami harus memenangkannya,” tambah pelatih asal Italia itu.
Chelsea sukses mencapai target lolos ke Liga Champions musim depan. Blues
finis keempat di klasemen akhir Liga Premier 2024/2025 setelah mengalahkan Nottingham Forest 1-0 pada pertandingan terakhirnya akhir pekan lau di City Ground.
Hasil itu sekaligus menandai bahwa Si Biru telah membaik dari musim sebelumnya yang hanya finis keenam di bawah asuhan manajer Mauricio Pochettino. Kini Cole Palmer (foto kiri) dan kawan-kawan berkesempatan untuk menjadikan 2024/2025 semakin manis dengan cara melibas Betis.
“Di masa mendatang, kami bisa saja mengikuti kompetisi lain, tetapi sekarang inilah kenyataannya,” tegas Maresca.
“Ini musim yang bagus. Tetapi bisa menjadi sebuah musim yang hebat jika kami mampu menjuarai Conference League setelah finis empat besar di Liga Premier,” katanya lagi.
Apabila berhasil menjadi pemenang di Tarczynski Arena, Wroclaw, maka Chelsea akan menjadi satu-satunya tim yang sukses memenangi setiap trofi kompetisi Eropa. Biru sebelumnya sudah pernah menjuarai Liga Champions dan Liga Europa dan Cup Winners Cup.
“Kami adalah klub pemenang di Eropa, dan kami berharap mencapainya. Kami akan jadi klub pertama Eropa yang memenangi setiap trofi dan itu sangat penting,” klaim Maresca.
Sepanjang sejarah klub, Chelsea sudah mengoleksi enam trofi kejuaraan Eropa. Tim London Barat itu dua kali juara Liga Champions (2011/2012, 2020/2021), Liga Europa (2012/2013, 2018/2019) dan Cup Winners Cup (1971/1972, 1997/1998).
“Ini klub di mana Anda menyadari bahkan dalam sesi latihan bahwa Anda mesti memenangkan pertandingan-pertandingan. Itu adalah mentalitas pemenang dalam semua kompetisi,” ujar Maresca.
“Senang rasanya memenangkan trofi, Chelsea klub besar dengan banyak trofi penting di masa lalu. Tetapi kami perlu belajar cara menang dengan skuad ini,” tambah mantan pelatih Parma dan Leicester City tersebut.
Sejarah pertemuan pun mendukung Enzo Fernandez cs. Chelsea menang tiga kali dan hanya kalah sekali melawan Betis dalam empat pertemuan mereka sepanjang sejarah.
Betis dan Blues dua kali berhadapan di Piala Winners pada 1998. Dua pertemuan lagi terjadi di Liga Champions 2005.
“Ini skuad berbeda dari skuad yang memenangkan trofi penting di masa lalu bersama Chelsea. Jadi saya berupaya meyakinkan para pemain bahwa hari demi hari, Anda harus membangun mentalitas pemenang,” tekad Maresca.
Statistik pertemuan dan prestasi Eropa itu pula yang membuat Betis kurang diunggulkan di final nanti. Los Verdiblancos bahkan baru mengincar gelar pertamanya di kompetisi Eropa dalam sejarah klub.
Hanya saja gelandang Pablo Fornals mengklaim, moral Betis terdongkrak dengan hasil bagus melawan tiga tim teratas Liga Spanyol, yakni Barcelona, Real Madrid dan Atletico Madrid.
Dalam enam pertandingan melawan tiga tim teratas LaLiga itu, Betis cuma dua kali kalah. Klub yang berbasis di Kota Sevilla itu mampu mengimbangi Barca dua kali, lantas mengalahkan Madrid 2-1 dan Atletico 1-0 di kandang sendiri.
“Saya rasa tidak ada favorit di pertandingan nanti. Musim ini di LaLiga, kami sudah menunjukkan bahwa kami bisa bersaing dengan Real Madrid, Barcelona dan Atletico,” jelas Fornals.
“Saya pikir klub-klub Premier League itu bermain dengan kecepatan berbeda dan transisi yang sangat cepat. Sedangkan di Spanyol, kami unggul dalam hal kualitas pemain dan pelatihnya,” pungkasnya. (m08/fl/uefa)