HANGZHOU (Waspada): Gregoria Mariska (foto) yang menjadi harapan terakhir Indonesia di cabor bulutangkis tersingkir di perempatfinal Asian Games setelah kalah 10-21, 19-21 dari Aya Ohori, Kamis (5/10). Indonesia pun tak punya wakil di semifinal sehingga gagal meraih medali.
Aya Ohori memulai laga dengan lebih baik dan mampu unggul 3-0 atas Gregoria. Gregoria akhirnya sukses menghentikan rentetan poin lewat pukulan ke arah baseline yang masih masuk di dalam garis.
Walau berhasil meraih poin, Gregoria masih terus berada dalam tekanan Aya. Ia tertinggal tujuh poin dalam kedudukan 2-9. Pukulan Gregoria yang out dan pengamatan yang tak tepat dari Gregoria kemudian membuat Aya memimpin 11-2 di interval gim pertama.
Setelah interval, Gregoria masih kesulitan untuk keluar dari tekanan. Selisih poin malah melebar jadi 10 angka di kedudukan 5-15 setelah pengembalian Gregoria gagal menyeberang.
Gregoria sempat memperkecil selisih poin menjadi 9-16, namun Aya Ohori kembali menghentak. Aya Ohori bisa merebut empat poin beruntun dan meraih game point di angka 20-9.
Kesempatan game point pertama Aya Ohori gagal setelah smes-nya keluar. Namun Aya Ohori bisa memastikan kemenangan di gim pertama pada permainan berikutnya. Skor 21-10 untuk Aya di gim pertama.
Memasuki gim kedua, Gregoria bisa memulai permainan dengan baik. Kendali Gregoria atas permainan membuat dirinya bisa memimpin 7-2. Namun Aya bisa ke luar dari tekanan Gregoria dan mengejar hingga akhirnya menutup gim kedua 21-19.
Sebelumnya di nomor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting juga kalah di babak perempatfinal. Hal itu sekaligus memastikan tiga nomor andalan PBSI untuk meraih medali emas di Asian Games gagal total.
Ginting jadi harapan terakhir nomor tunggal putra untuk meraih medali emas setelah Jonatan Christie tersingkir di laga perdana. Selain itu, PBSI juga tak bisa lagi berharap meraih emas dari nomor beregu putra dan juga ganda putra.
Tim beregu putra Indonesia kalah dari Korea Selatan di babak perempatfinal. Nomor ganda putra juga tak bisa mengirim wakil menuju babak semifinal karena Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tumbang di babak perempatfinal, menyusul kekalahan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di babak sebelumnya.
Dalam laga Ginting vs Li Shifeng, Ginting juga tak mampu melangkah ke babak perempatfinal. Ginting harus mengakui keunggulan Li Shifeng dengan skor 13-21, 17-21. Hal itu otomatis membuat harapan nomor tunggal putra menyumbang medali emas menjadi pupus.
Kekalahan Ginting sekaligus memastikan tiga nomor andalan PBSI untuk meraih medali emas Asian Games tidak mampu menuntaskan misinya. Bukan hanya itu, bahkan untuk ‘sekadar’ menyumbangkan medali, ketiga nomor tersebut tidak mampu melakukannya.
Seusai pertandingan, Ginting mengaku sudah mengerahkan segala cara untuk bisa meraih kemenangan di laga lawan Li Shifeng. Namun wakil tuan rumah itu terlihat bermain lebih tenang dan percaya diri sehingga bisa mengatasi permainan Ginting.
“Dia bisa menerapkan strateginya dengan baik. Saya sudah coba segala cara, dari main menyerang sampai mengubah pola permainan di gim kedua dan sempat berjalan ketat juga, sampai 16-16. Mungkin di poin-poin akhir, Li Shifeng kembali banyak mengubah tempo dan pola permainan.”
“Saya juga coba ikut mengubah pola permainan tapi memang kondisi Li Shifeng lebih tenang minggu ini. Dia mengantisipasi dengan tenang. Di pertemuan sebelumnya saat saya coba menyerang dia agak panik, tadi dia lebih tenang,” ucap Ginting. (m18/pbsi)