NEW JERSEY (Waspada): Bek sayap Chelsea, Malo Gusto dan Marc Cucurella, memuji level Fluminense yang dikapteni bek veteran Thiago Silva jelang bentrok kedua kubu pada laga semifinal Piala Dunia Antar Klub 2025.
“Mereka memiliki level yang sangat tinggi dan telah mereka tunjukkan di turnamen ini mengapa mereka bisa melaju hingga semifinal. Kami telah bermain melawan dua tim Brasil dan sekarang kami akan menghadapi yang ketiga,” ucap Cucurella, seperti dikutip dari laman London Blues, Senin (7/7).
“Kami senang bisa berada di babak berikutnya dan memiliki pengalaman bermain melawan tim-tim Amerika Selatan yang tidak terlalu umum. Secara keseluruhan, kami menikmati turnamen ini,” beber kiri asal Spanyol tersebut.
Sebelum menjajal Fluminense di Stadion MetLife, New Jersey, Amerika Serikat, Rabu (9/7) dinihari mulai pkl 0200 WIB, Chelsea sebelumnya sudah dua kali melawan klub Samba. Si Biru kalah 1-3 dari Flamengo di babak penyisihan Grup D dan menang 2-1 atas Palmeiras di babak perempatfinal.
“Tim Brasil tampil sangat baik selama kompetisi ini. Kami akan bermain lagi melawan tim Brasil di semifinal,” kata Gusto, bek kanan asal Prancis berusia 22 tahun.
“Kami hanya perlu menjadi diri sendiri, berjuang keras dan mencoba untuk menang. Kami masih harus mencoba untuk mencapai final dan memenangkan trofi ini,” ujarnya lagi.
Laga ini akan menjadi momen reuni emosional bagi Thiago Silva, bek legendaris Brasil, karena bertemu kembali dengan beberapa mantan rekan setimnya di Chelsea. Silva meninggalkan jejak yang mendalam selama empat musim bermukim di Stamford Bridge dengan sumbangan delapan gol dari 113 penampilan di Liga Premier.
Cucurella yang gabung Si Biru dari Brighton pada musim panas 2022 pun memuji setinggi langit bek veteran berusia 40 tahun itu. Apalagi meski usianya telah menginjak kepala empat, Silva tetap menunjukkan performa luar biasa dan kepemimpinan yang dominan bagi Fluminense.
“Kami telah menonton beberapa pertandingan Fluminense. Mereka memiliki pemain-pemain yang sangat bagus, mereka sangat gigih,” puji Cucurella.
“Mereka memiliki Thiago Silva. Dia adalah legenda sepakbola, pemain top. Dia hanya bermain untuk klub-klub besar,” katanya menambahkan.
Silva membela Fluminense pada periode pertamanya tahun 2007-2009. Setelah itu mantan kapten Tim Samba itu mandah ke Eropa untuk membela AC Milan (2009-2012), Paris Saint-Germain (2012-2020), Chelsea (2020-2024) dan akhirnya kembali ke Fluminense.
Peran Silva sangat krusial membawa timnya melaju hingga mencapai semifinal. Dalam lima pertandingan yang telah dilakoni, Silva terus tampil sebagai starter dan membawa Fluminense hanya kebobolan tiga gol.
Kehebatan Silva terlihat jelas dari keberhasilan Fluminense mencatatkan clean sheet (tidak kebobolan) saat menghadapi dua raksasa Eropa, Inter Milan 2-0 (babak 16 besar) dan Borussia Dortmund (0-0) di babak penyisihan Grup F.
Itu menunjukkan kualitas pertahanan yang solid di bawah komando bek sentral kelahiran 22 September 1984 di Rio de Janeiro tersebut. Setelah itu Fluminense berhasil meraih kemenangan di perempatfinal melawan Al-Hilal dengan skor 2-1.
“Kami memiliki kesempatan untuk bermain melawannya lagi. Semoga kami bisa melakukan hal-hal baik serta memenangkan pertandingan ini dan bermain di final, itulah yang ingin kami lakukan,” harap Cucurella.
Menurut Gusto, mentalitas bertarung Chelsea yang musim lalu menjuarai Liga Konferensi merupakan kekuatan terbesar tim asuhan Enzo Maresca itu sepanjang mengikuti turnamen.
“Kami sangat senang, tujuan kami adalah mencapai tahap tertinggi di kompetisi ini. Saya pikir sepanjang turnamen ini kekuatan mental menjadi hal paling penting dan karena itu pula kami bisa melaju ke semifinal,” tegas Gusto.
“Kompetisi ini sangat sulit untuk dimainkan, itulah mengapa kami sangat senang bisa melangkah sejauh ini. Kini kami memiliki peluang untuk memenangkan trofi dan itulah yang harus kami upayakan,” pungkasnya. (m08/fl/fifa)
