Wakil Bupati Pidie Alzaizi serahkan hadiah dan tropy juara 2 ke salah satu pemain perwakilan CST Ulim,Pijay sebelum tropy tersebut dibanting,Senin (13/10) malam. Waspada.id/ist
SIGLI (Waspada.id): Laga final Piala Bupati Pidie 2025 di Stadion Blang Paseh, Sigli, Senin (13/10) malam, berakhir ricuh. Tim CST Ulim, Pidie Jaya diduga membanting trofi juara dua usai kalah 1-2 dari Mutiara Raya Beureuneun.
Kericuhan tersebut bermula ketika para pemain CST Ulim menolak pengalungan medali sebagai tanda penghargaan. Tindakan ini dinilai tidak mencerminkan etika olahraga, terlebih dilakukan di hadapan sejumlah pejabat daerah, seperti Bupati Pidie Sarjani Abdullah, Wabup Pidie Alzaizi Umar, serta Wabup Pidie Jaya Hasan Basri, yang hadir sebagai tamu kehormatan.
Meski kalah, CST Ulim tetap menerima hadiah pembinaan sebesar Rp 40 juta. Namun, insiden di bangku ofisial tim mencoreng jalannya seremoni penutupan turnamen.
“Benar, mereka rusuh sendiri. Ini di luar sepengetahuan panitia pelaksana,” ujar Ketua Panitia Piala Bupati Pidie 2025, Syukri, Selasa (14/10).
Dalam laga tersebut, Mutiara Raya memastikan gelar juara berkat gol Irfanda Usman dan Muzakir Mane, sementara CST Ulim hanya mampu membalas melalui Khairil Anwar.
Panitia pelaksana mengancam melaporkan insiden insiden ini ke PSSI Aceh agar mendapat sanksi atas tindakan tidak sportif. Kasus ini juga akan dibahas dalam rapat evaluasi resmi. (id69)