MADRID (Waspada): Kiper David de Gea (foto kanan), suka dilahirkan sekaligus besar di Kota Madrid (Spanyol), tetapi kini dirinya lebih mencintai Kota Manchester (Inggris).
Pernyataan demikian dikumandangkan kiper utama Manchester United itu jelang lawatan timnya ke Madrid untuk menjajal tuan rumah Atletico pada laga leg1 babak 16 besar Liga Champions, Kamis (24/2) dinihari mulai pkl 0300 WIB.
“Saya menyukai fakta bahwa saya lahir dan besar di Madrid. Tapi pada akhirnya, itu hanyalah sebuah kota,” beber pria Spanyol berusia 31 tahun itu, seperti dikutip dari situs resmi MU, Selasa (22/2).
“Sekarang saya merasa berasal dari Manchester, seperti orang-orang Manchester kebanyakan. Di mana Anda dicintai dan disambut, di situlah rumah Anda,” tegas De Gea.
Penjaga gawang kelahiran 7 November 1990 ini merintis kariernya di Akademi Atletico hingga dipercaya mengawal mistar gawang tim senior dalam usia 18 tahun pada 2009. Secara perlahan namun pasti dia kemudian berhasil menggeser Sergio Asenjo dari tempat utama.
Setelah dua musim bersama Los Rojiblancos, De Gea digaet manajer MU Sir Alex Ferguson sebagai penerus tongkat estafet Edwin van der Sar pada musim panas 2011. Sejak itu dia terus menjadi pilihan utama, walaupun pelatih United terus silih berganti sejak pensiunnya Ferguson.
“Saya sudah berada di sini bertahun-tahun dan tentu saja segalanya bisa terjadi dalam hidup, dalam dunia sepakbola. Tapi sejujurnya, saya tidak bisa melihat diri saya pergi dari MU,” klaim De Gea.
Dia juga sempat menarik minat klub-klub raksasa. Bahkan Real Madrid dan The Red Devils kabarnya sudah mencapai kesepakatan senilai 29 juta poundsterling ditukar tambah dengan Keylor Navas pada tenggat transfer musim panas 2015. Tapi transaksi itu batal karena keterlambatan pengurusan dokumen di hari tenggat transfer.
Posisi De Gea sebagai kiper utama pun sempat menjadi sasaran kritik suporter, karena performa buruk beberapa musim lalu. Namun dia bisa kembali ke level terbaiknya hingga memaksa Dean Henderson lagi-lagi mengantre di bangku cadangan MU.
Kini kepulangannya ke markas Atletico tentu menghadirkan sudut kenangan manis saat dia meraih trofi perdananya berupa Liga Europa 2009/2010. “Tentu saja saya kembali ke klub yang memberi saya kesempatan menjadi diri saya sekarang,” kenangnya.
“Tetapi ini hanyalah sebuah pertandingan. Semua orang akan datang ke sana berusaha untuk menang, terutama saya,” tekad De Gea.
Untungnya De Gea dan kawan-kawan mendatangi Madrid dengan bekal positif, seusai melibas Leeds United 4-2 akhir pekan lalu pada matchday 26 Liga Premier.
“Itu jawaban terbaik yang bisa diberikan tim serta sempurna dalam hal kedewasaan dan persatuan. Jawaban terbaik yang bisa mereka berikan kepada beberapa artikel bahwa ada gangguan di ruang ganti,” sindir Ralf Rangnick (foto kiri), manajer sementara Si Setan Merah asal Jerman.
“Kami tahu bahwa kemenangan hari ini lebih penting. Bukan hanya kami memenangkan pertandingan, tetapi bagaimana cara kami bereaksi setelah kebobolan gol penyeimbang,” tambah Rangnick.
Hanya saja El Atleti juga mendapat bekal bagus saat bersiap menjamu Harry Maguire cs. Setelah menuai beberapa hasil minor, Los Rojiblancos bangkit akhir pekan lalu dengan menggunduli Osasuna 3-0 pada jornada 25 La Liga.
“Itu pertandingan yang bagus dari saya dan semua anggota tim. Kami menampilkan permainan yang hebat, jadi saya dan tim termotivasi untuk laga Rabu,” jelas Joao Felix, bintang kemenangan Atletico yang mencetak brace ke gawang Osasuna.
“Kami harus terus bermain dengan mentalitas dan sikap yang sama. Jika sikapnya bagus, jika semua pemain mengeluarkan kualitasnya, tim ini akan menang,” klaim Felix. (m08/men/fe)