NYON (Waspada): UEFA pimpinan Aleksander Ceferin (foto), secara resmi memindahkan lokasi partai final Liga Champions musim ini dari Saint Petersburg di Rusia ke Paris, ibukota Prancis.
Komite Eksekutif UEFA mengambil keputusan tersebut dalam rapat darurat menyikapi situasi keamanan di Eropa menyusul langkah Rusia resmi melancarkan invasi ke Ukraina.
Final Liga Champions 2021/2022 sedianya berlangsung di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg. Namun berdasarkan keputusan terkini, Konfederasi Sepakbola Eropa itu menggesernya ke Stade de France di Saint-Denis, pinggiran Paris.
UEFA juga menyatakan final Liga Champions akan tetap dilangsungkan pada 28 Mei sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya.
“UEFA ingin menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron atas komitmennya mendukung pertandingan sepakbola klub Eropa paling bergengsi dipindahkan ke Prancis di situasi krisis ini,” kata UEFA, Jumat (25/2).
Selain pemindahan lokasi final Liga Champions, UEFA juga memutuskan klub maupun Timnas Rusia dan Ukraina agar melangsungkan pertandingan di tempat netral hingga pengumuman lanjutan.
Tetapi menurut Asosiasi Sepakbola Polandia, Swedia dan Republik Ceko, Rusia seharusnya tidak diizinkan lagi menjadi tuan rumah kualifikasi Piala Dunia bulan depan setelah mereka melakukan invasi ke Ukraina,
Rusia akan menjamu Polandia di semifinal playoff Piala Dunia 2022 pada 24 Maret. Jika mereka lolos, maka dijadwalkan menjamu Swedia atau Republik Ceko pada 29 Maret untuk final Jalur B.
“Asosiasi Sepakbola Polandia (PZPN), Swedia (SvFF) dan Republik Ceko (FACR) menyatakan posisi tegas bahwa pertandingan playoff tidak boleh dimainkan di wilayah Federasi Rusia,” kata ketiga federasi itu dalam satu pernyataan bersamanya.
“Eskalasi militer yang kami amati membawa konsekuensi serius dan keselamatan bagi tim sepak bola nasional dan delegasi resmi kami,” tambah mereka.
Mereka pun mengharapkan UEFA serta Badan Sepakbola Dunia (FIFA) segera bereaksi dan menemukan tempat alternatif.
Ketua SvFF Karl-Erik Nilsson mengatakan sebelumnya bahwa memainkan pertandingan playoff Piala Dunia di Rusia hampir tidak dapat terpikirkan.
“Seperti yang terlihat di sini dan sekarang, sama sekali tidak ada keinginan untuk memainkan pertandingan sepakbola di Rusia,” tutur Nilsson.
Terpisah, Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan prihatin dengan berkembangnya situasi tragis dan mengkhawatirkan atas invasi Rusia.
“Saya terkejut dengan apa yang saya lihat. Saya khawatir dan prihatin dengan situasi ini. FIFA mengutuk penggunaan kekuatan,” tegas Infantino.
Laporan ledakan di seluruh negeri segera menyusul dan Asosiasi Sepakbola Ukraina menanggapinya dengan membatalkan berbagai jadwal mereka untuk bulan depan.
Akibatnya, upaya Shakhtar Donetsk untuk mengejar gelar liga terpaksa dihentikan. Pelatih Roberto De Zerbi langsung bereaksi terhadap berita tersebut dalam sebuah wawancara dengan Italpress.
“Malam ini ledakan membangunkan kami. Mereka menangguhkan liga pagi ini dan dari jendela Opera Hotel, kami melihat barisan mobil bergerak. Saya pikir mereka akan pergi ke Polandia,” beber De Zerbi.
“Kedutaan Besar Italia telah mendesak kami untuk pergi. Tetapi saya ulangi, saya adalah seorang olahragawan, saya tidak dapat meninggalkan klub, sepakbola dan pergi seperti ini. Pada akhirnya mereka menutup wilayah udara dan Anda tertinggal di sini,” ratapnya. (m08/uefa/rtr/afp)