MEDAN (Waspada): Setelah tiga kali gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) gagal meraih medali emas, Pengurus Provinsi Persatuan Judo Seluruh Indonesia (Pengprov PJSI) Sumatra Utara mengusung misi bangkit pada PON XXI/2024 Aceh-Sumut.
PJSI Sumut ingin mengakhiri puasa medali emas pada ajang multievent empat tahunan itu. Seperti diketahui, Sumut terakhir kali meraih medali emas cabor judo pada PON 2008 di Kalimantan Timur melalui atlet Deni Zulfendri.
“Untuk PON 2024 kami targetkan tiga medali emas, 3 perak dan 3 perunggu,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PJSI Sumut, Eka Setia Wirawan Siregar di Posko Publikasi PON 2024 di Kantor Dispora Sumut, Selasa (27/6).
Menurutnya, salah satu medali emas ditargetkan dari nomor kata. Dua emas lagi dari nomor tarung. Saat ini ada 2 atlet PJSI Sumut menghuni Pelatnas. “Saat ini ada 15 atlet yang kami persiapkan di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON 2024,” tambahnya.
PJSI Sumut sendiri menyiapkan atlet secara bertahap. “Atlet Pelatda kita di awal ada 4, kemudian terus bertambah hingga kemarin saat tes fisik total ada 15 atlet. Terdiri atas atlet kata dan tarung,” kata Eka.
Para atlet ini dibesut tiga orang pelatih. Selain Eka, Sekretaris PJSI Sumut Josef Yus dan Abdul Wahid yang membesut para atlet. Mereka berlatih sejak pukul 05.00 pagi di Titi Gantung dan di Padepokan Judo Jalan Gaharu.
Dua atlet judo Sumut yang saat ini menghuni Pelatnas adalah Nanda Olivia Banurea di kelas -70 kg putri dan Winner Felix Panggabean di nomor -66 kg. Terakhir kedunya meraih medali emas tingkat senior di Kejuaraan Judo Wilayah Barat di Lubuk Linggau, Sumsel.
Pada Kejurwil itu, Sumut juga meraih 3 perak dan 10 perunggu. Eka mengatakan target 3 emas bisa bertambah jika program yang mereka ajukan difasilitasi KONI Sumatra Utara., yakni berlatih ke luar negeri dengan negara tujuan Jepang dan Korea Selatan.
“Kalau kondisi sesuai program kami berani lebih dari 3 medali emas. Soalnya judo ini para atletnya butuh sparing. Sementara di sini kita sulit mendapat lawan sparing. Jadi kita sangat butuh try out ke luar. Minimal 3 bulan sebelum PON ataupun kalau 6 bulan lebih bagus. Semua tergantung KONI Sumut,” tambah mantan pelatih SEA Games ini.
Untuk PON 2024 ada 19 nomor yang dipertandingkan. Baik kata maupun tarung.
Soal peta kekuatan, Eka melihat untuk wilayah Sumatera, Lampung yang diperhitungkan. Sementara lainnya ada DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Bali. “Seperti saat Kejurwil lalu, DKI Jakarta dan Banten ikut serta dan kita memantau kekuatan mereka,” tambahnya.
Sekretaris Pengprov PJSI Sumut Josef Yus yang juga masuk tim pelatih mengatakan saat ini para atlet Pelatda rata-rata berusia 16 sampai 22 tahun. Hal ini karena pembinaan terus mereka lalukan.
“Memang pada PON 2020 Papua Sumut belum meraih medali karena kepengurusan belum terlalu solid. Tapi pembinaan klub tetap jalan. Atlet kita masih muda usia maksimal 22 tahun dan termuda 16 tahun.
Selain itu para atlet daerah potensial juga bermunculan. Tak hanya atlet Medan, Pelatda dihuni atlet Deliserdang, Dairi, Tebingtinggi Padangsidimpuan, Tapanuli Utara, dan Humbahas.
Ke- 15 atlet Pelatda Judo Sumut untuk putra adalah Nicolas Abed Nego Marbun (-kelas 55 kg), Renaldi Agus Wira Parhusip (kelas 55-60 kg), Winner Felix Panggabean (kelas 60-66 kg), Daffa Maulana Putra (kelas 73-81 kg), Fadli Ardiansyah Manik (kelas 66-73 kg), Willi Pratama (kelas 81-90 kg), Samuel Yudea Hutapea (kelas 90-100 kg), Krisjon Parningotan Simorangker (kage no kata).
Untuk putri Febby Landa Marlina (kelas -45 kg), Jihan Syakila Lubis (kelas 45-48 kg), Ezlina Sinuhaji (kelas 52-57 kg), Nanda Olivia Banurea (kelas 63-70 kg), Helena Susyen (kelas 70-79 kg), Redinda Syahira (ju no kata), Mutiara Ocean Sinaga (ju no kata). (m18)