DOHA (Waspada): Penggawa dan pelatih Portugal, ramai-ramai membela superstar Cristiano Ronaldo (foto kiri) dari terpaan rumor merajuk dan berperilaku buruk setelah dicadangkan saat melawan Swiss pada babak 16 besar Piala Dunia 2022.
“Saya kira tidak begitu, menurut saya dia terus membantu kami. Dia menunjukkan kepribadian yang bagus di dalam ruang ganti, dia baik-baik saja,” beber Bernardo Silva, gelandang andalan Portugal asal klub Manchester City.
“Terkadang dia mungkin tidak senang (cadangan), karena semua orang pasti ingin bermain. Tapi dia banyak membantu kami dalam peran dan sikapnya yang sangat bagus,” ucap Bernardo lewat Sportskeeda, Jumat (9/12).
Ketika Seleccao das Quinas menggasak Swiss 6-1, Ronaldo baru masuk menit 73. Penggantinya Goncalo Ramos justru mencetak tiga gol yang menjadi hatrik pertama pada gelaran Qatar 2022.
Ronaldo pun jadi diragukan kembali mengisi line-up starting saat Portugal menjajal Maroko pada laga perempatfinal Al Thumama Stadium, Doha, Sabtu (10/12) malam mulai pkl 2200 WIB.
Menurut Bruno Fernandes, gelandang serang Seleccao yang mentas di Manchester United, wajar saja jika mantan mesin gol Real Madrid itu kecewa karena dicadangkan.
“Saya rasa wajar Cristiano tidak senang. Kalau manajer mencadangkan saya di laga berikutnya, saya juga akan marah. Tapi Cristiano sudah melakukan tugasnya, dia melakukan bagiannya dengan bagus,” bela Fernandez.
“Dia senang dengan kemenangan dan tujuan kami semua adalah melaju sejauh mungkin. Dia pemain paling terkenal di dunia. Tidak ada yang lebih terkenal dari Cristiano di olahraga, bukan di sepakbola semata,” ujarnya lagi.
“Masalah Ronaldo dicadangkan, cuma persoalan strategi. Saya kembali menegaskan, kami sudah berteman selama bertahun-tahun. Hal seperti ini tidak akan memengaruhi hubungan kami,” timpal pelatih Fernando Santos.
Ronaldo sendiri mengklaim, Seleccao das Quinas terlalu solid untuk dipecah belah oleh pihak luar dengan rumor dirinya mengancam akan meninggalkan kamp tim nasional di Qatar.
“Tentu tim ini terlalu kompak untuk dipecah belah. Ini sebuah tim dalam arti sebenarnya dari kata tersebut, yang akan memperjuangkan impian sampai akhir,” tutur superstar berumur 37 tahun tersebut.
Perkembangan terakhir mengenai kondisi internal itu sudah pasti sangat positif dampaknya dalam persiapan Samba Eropa untuk menghadapi Si Singa Atlas yang membuat kejutan besar dengan mencapai babak perempatfinal.
Sensasi Maroko diawali dengan suksesnya menjuarai Grup F, setelah menahan finalis 2018 Kroasia serta menaklukkan Belgia dan Kanada. Achraf Hakimi dan kawan-kawan melanjutkan kejutannya dengan menyingkirkan Spanyol melalui adu penalti 3-0 (0-0) di babak 16 besar.
“Hanya segelintir yang memperkirakan pencapaian kami sejauh ini. Kami bekerja keras untuk mendapatkannya dan Anda harus mempercayainya,” tegas Hakim Ziyech, bintang Maroko yang sedang mengalami masa sulit di Chelsea.
“Kami juga bisa melakukan dengan cara berbeda. Kami memiliki peluang bagus dan kami belum selesai. Kami selalu memulai dengan kualitas yang kami miliki,” tekad Ziyech.
Kedua tim sudah berjumpa dalam dua pertandingan di Piala Dunia. Pada pertemuan pertama di Meksiko 1986, Maroko mampu menggilas Portugal 3-1. Portugal lantas membalasnya dengan kemenangan 1-0 di Rusia 2018.
“Ini momen spesial untuk seluruh Afrika, untuk semua negara Arab, untuk semua Muslim di seluruh dunia. Kami masih ingin memberikan kebahagiaan bagi semuanya,” tegas Azzedine Ounahi, gelandang Maroko berusia 22 tahun yang main di klub Angers. (m08/skd/fifa)