Pelatih Persimura, Mukhlis Batak (kiri) dan Pelatih Tamiang United, Sumardi (kanan), sama-sama menyiapkan strategi jelang duel misterius di Stadion Blang Paseh, Sigli. Waspada.id/ ist
SIGLI (Waspada.id): Laga Persimura Beureunuen kontra Tamiang United Aceh Tamiang pada hari kedua Kompetisi Liga 4 Asprov PSSI Aceh, Rabu (19/11), berubah menjadi pertarungan misterius.
Kedua tim memasuki pertandingan tanpa informasi memadai mengenai kekuatan lawan. Situasi ini membuat duel di Stadion Blang Paseh diprediksi berlangsung penuh kejutan, improvisasi dan adu kecerdikan taktik sejak menit awal.
Meski sama-sama mengusung target kemenangan, kedua tim secara terbuka mengakui belum memiliki referensi kekuatan satu sama lain. Kondisi ini membuat pertandingan diprediksi berjalan penuh improvisasi dan adu kecerdikan taktik.
Persimura datang dengan materi pemain yang lebih matang, diperkuat oleh pilar berpengalaman seperti Irfandani, Ramadhana, Mizan Bulek, Haris Harun, dan Fikri. Kehadiran nama-nama ini memberikan fleksibilitas bagi pelatih Mukhlis Batak untuk memainkan pola menyerang yang agrMukhlisKepala Pelatih Persimura Mukhlis Batak, menginstruksikan timnya untuk memanfaatkan lebar lapangan melalui dua sisi sayap.
Pola ini mengisyaratkan Persimura kemungkinan besar bermain dengan struktur 4-3-3 atau 4-2-3-1, mengandalkan kecepatan dan umpan silang ke kotak penalti. “Target kita jelas, poin penuh,” tegas Mukhlis.
Dari perspektif kekuatan Persimura berada pada pengalaman pemain dan kemampuan menjaga ritme di area tengah. Namun, kerentanan tim ini biasanya muncul pada transisi bertahan. Dengan skema menyerang yang tinggi, Persimura harus mewaspadai ruang di belakang fullback yang berpotensi menjadi titik lemah.
Berbeda dengan Persimura, Tamiang United datang dengan ciri khas permainan yang lebih eksplosif. Pelatih Tamieng Uniten Sumardi menegaskan timnya akan menekan melalui pola serangan balik cepat.
“Kami menerapkan counter attack mematikan,” ujarnya.
Tamiang United diperkuat pemain muda seperti Muhammad Rayyan, Andre Hanusa, Iqbal Sahputra, Aulia Faturrahman, dan Syahroni. Deretan nama tersebut identik dengan tipe pemain lari cepat dan eksplosif—cocok dengan filosofi transisi cepat yang diusung Sumardi.
Secara taktis, Tamiang United berpotensi memainkan skema 4-4-2 kompak atau 4-3-3 rendah (low block), menunggu Persimura melakukan kesalahan di area tengah. Bila sukses membaca celah di sisi sayap Persimura, Tamiang United bisa menjadi ancaman serius melalui serangan balik direct football.
Adu Strategi Dua Pelatih
Dari pendekatan permainan, pertandingan ini akan menjadi duel kontras antara. Persimura Beureunuen kuat di penguasaan bola, mengandalkan kreativitas dan pengalaman.
Tamiang United, berbasis transisi cepat, mengandalkan eksplosivitas pemain muda. Ketiadaan data terkait kekuatan lawan membuat kedua pelatih harus membaca pertandingan secara langsung dalam 10–15 menit awal. Tim yang lebih cepat beradaptasi akan memiliki peluang lebih besar.
Dari kacamata Faisal Usman, seorang pengamat sepak bola di Sigli, pertandingan ini diprediksi berjalan terbuka. Persimura akan dominan dalam penguasaan bola, sementara Tamiang United menunggu momentum untuk melakukan serangan cepat. Jika lini tengah Persimura gagal menjaga keseimbangan, Tamiang United bisa menjadi kejutan mematikan.
Sebaliknya, bila Persimura mampu menekan sejak awal dan memaksa Tamiang United bertahan terlalu dalam, peluang mencetak gol dari umpan silang dan second ball akan lebih besar.
Dengan kedua tim sama-sama buta terhadap kekuatan lawan, laga ini bukan hanya perebutan tiga poin, tetapi juga pertaruhan kecerdikan pelatih dalam membaca dinamika pertandingan. Duel taktik ini bakal menjadi salah satu laga paling menarik di awal Kompetisi Liga 4 Aceh musim ini. (id69)

















