SURABAYA (Waspada): Pelatih Bima Sakti Tugimin (foto) mengaku bertanggungjawab atas kondisi Timnas Indonesia yang berada dalam kondisi kritis untuk menembus babak 16 besar Piala Dunia U-17.
Arkhan Kaka dan kawan-kawan terpuruk di peringkat tiga dengan kemasan dua poin, setelah pada laga pamungkas Grup A ditekuk Maroko 1-3 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis malam.
Tiga gol Singa Atlas disarangkan Anas Alaoui melalui titik penalti menit 29, Abdelhamid Ait Boudlal (38’) dan Mohamed Hamony (64’). Indonesia hanya mampu membalaskan satu gol lewat Nabil Asyura menit 42.
“Soal kekalahan ini, saya yang tanggung jawab. Karena memang kesalahan tadi ada beberapa momen yang harus kita perbaiki,” beber Bima, seperti dikutip dari laman PSSI, Jumat (17/11).
“Tetapi ini tetap menjadi momentum buat sepakbola kita. Bahwa sepakbola kita bisa berkembang dan berprogres ke depan,” dalih pelatih berusia 47 tahun tersebut.
Dengan ketentuan hanya dua tim teratas yang dapat lolos langsung ke fase 16 besar, maka Indonesia dipastikan gagal lolos dari jalur tersebut. Sebab dua posisi teratas Grup A dihuni Maroko (nilai 6) dan Ekuador (nilai 5).
Peluang lolos pasukan Bima pun kritis, syaratnya hanya satu jalur. Korea Selatan dan Burkina Faso yang sama-sama masih tanpa poin, bermain seri pada laga pamungkas Grup E, Sabtu malam. Sebelumnya di Grup F, Selandia Baru (nilai 0) harus bermain imbang tanpa gol dengan Meksiko yang mengoleksi nilai 1 dan selisih gol 3-5.
“Jadi PR (pekerjaan rumah) buat kita semua untuk membangun tim. Memang perlu semua stakeholder sepakbola Indonesia untuk berbuat yang terbaik ke depannya, pembinaan usia muda dan kompetisi,” harap Bima.
Terpisah Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengaku bangga dengan perjuangan Garuda Muda pada tiga laga fase Grup A.
“Meski secara ranking (FIFA) Indonesia terbawah, tapi para pemain telah mencoba yang terbaik. Maunya sih dua kali seri dan satu kali menang, tapi belum dikasih,” tutur Erick.
Dia mengatakan hasil Piala Dunia U-17 menjadi pelecut bagi PSSI untuk mempersiapkan tim lebih baik lagi, terutama bagi para pemain timnas Indonesia U-17 yang merupakan cikal bakal timnas senior di masa depan.
“Jangan sampai mereka dengan hasil hari ini tidak berkembang, mereka masih muda-muda, kita harus terus bina mereka untuk program jangka panjang,” papar Menteri BUMN tersebut.
Erick merencanakan Timnas U-17 akan mendapat kesempatan lebih sering melakukan ujicoba, karena intensitas melawan tim-tim kelas dunia akan meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri para Garuda Muda tersebut.
“Biasanya di FIFA Matchday selalu kami fokus timnas senior, tapi kalau di negara lain tim putrinya tanding, tim juniornya juga tanding,” ujar Erick.
“Ini yang harus diubah pola pikir kami. Nanti juga ada kejuaraan dunia U-20 pada 2025 yang harus kami persiapkan dari sekarang,” tambah mantan Ketua KOI (Komite Olimpiade Indonesia) tersebut. (m08/ant/pssi)