DOHA (Waspada): Pelatih Lionel Scaloni mengaku tahu Argentina akan menghadapi tim Belanda yang berbeda pada laga perempatfinal Piala Dunia 2022 akhir pekan nanti di Lusail Stadium, Losail, Qatar.
Tim Tango memastikan tiket babak delapan besar di Ahmad Bin Ali, Doha, Sabtu (Minggu WIB), seusai mengatasi Australia 2-1. Kapten Lionel Messi (foto kanan), kembali menjadi bintang kemenangan La Albiceleste.
“Mereka kini memang beda dan tidak secemerlang tim Belanda sebelumnya. Tetapi mereka sangat jelas dengan apa yang mereka lakukan,” ucap Scaloni, seperti dikutip dari AFP, Minggu (4/12).
“Duel nanti akan menjadi pertandingan hebat antara dua tim bersejarah. Sayangnya satu tim harus tersingkir dan berharap kami lah yang lolos,” tambah pelatih berusia 44 tahun tersebut.
Scaloni bahkan tak sungkan mengatakan sebagai pengagum Louis van Gaal yang sudah berusia 71 tahun. Van Gaal tiga periode mengotaki De Oranje dengan rincian 2000-2001, 2012-2014 dan 2021-2022.
“Dia seorang yang terkemuka dan merupakan momen yang membanggakan untuk menghadapinya. Kami tahu berapa banyak yang telah dia lakukan di sepakbola, juga berapa banyak orang yang mencoba meniru dia,” jelas Scaloni.
“Ini salah satu kesenangan yang diberikan sepakbola, terutama karena itu terjadi di Piala Dunia. Kami menghadapi lawan yang sulit, dan kami berharap melakukannya dengan baik,” tekadnya.
Kapten Messi yang membuka keunggulan Tango atas The Socceroos menit 35. Julian Alvarez menambah keunggulan menit 57, sebelum Aussie dihibur oleh gol bunuh diri Enzo Fernandez (77′).
“Pertandingan yang sangat menguras fisik. Kami sangat senang atas kemenangan ini dan kami selangkah lebih maju,” klaim Messi, mesin gol Albiceleste yang dijuluki La Pulga alias Si Kutu.
Argentina memegang keunggulan 1-0 pada babak pertama, saat Australia tampil rapi dan terstruktur. Namun anak asuh Graham Arnold itu belum mampu menciptakan peluang untuk merepotkan kiper Emiliano Martinez.
Tembakan Si Kutu 10 menit jelang turun minum membuat Albiceleste unggul menyusul bola rebound dari tendangan bebas yang diteruskan Alexis Mac Allister. Megabintang Paris Saint-Germain itu mengeksekusi bola dengan tendangan mendatar melewati sejumlah bek lawan dan gagal diamankan kiper Mathew Ryan.
Itu merupakan gol pertama Messi di fase gugur Piala Dunia untuk Argentina. Mantan mesin gol Barcelona itu mendapat ruang dan kesempatan lagi untuk menembak dari luar kotak menyusul rebound umpan silang dari Molina. Namun eksekusi kurang sempurna dari sang kapten masih dapat diamankan Ryan menit 51.
Enam menit berselang sejak melakukan penyelamatan dari tendangan Messi, Ryan melakukan blunder. Bola backpass yang tanggung dari Kye Rowles membuat sang kiper berada dalam tekanan untuk mengamankan area gawang, sehingga membuka jalan bagi Julian Alvarez untuk mencuri bola dan melesakkannya ke gawang Aussie yang kosong.
Graham Arnold lantas memasukkan Craig Goodwind menggantikan Riley McGree dengan harapan membawa perubahan terhadap lini depan yang tumpul. Goodwind didukung Ajdin Hrustic yang menggantikan Keanu Baccus di posisi gelandang.
Kesempatan yang dinantikan Australia datang menit 77. Bola tendangan voli Craig Goodwin dari jarak jauh mengenai muka Enzo Fernandez yang membuat bola terdefleksi dan kiper Martinez hanya tertegun melihatnya berubah arah masuk ke gawang Tango.
Argentina mendapat peluang emas dua menit jelang injury time. Messi mengumpan ke Lautaro Martinez yang berdiri tak terkawal di sisi kiri kotak, namun tendangan striker Inter Milan itu melenceng jauh ke atas gawang Socceroos.
“Ini pertandingan yang sulit, karena kami tidak banyak istirahat, kami belum pulih dengan baik. Permainan kali ini juga sangat mengandalkan fisik,” jelas Messi yang telah berusia 35 tahun dan melakoni partai ke-1.000 saat menghadapi Aussie.
“Ketika kami mengetahui bahwa harus bermain lagi dalam tiga hari, kami mengatakan itu gila dan tidak cukup istirahat. Tetapi pada saat yang sama kami ingin berada di sini untuk bisa mewakili pada fans kami,” pungkasnya. (m08/afp/fifa)
