KADISPORA Sumut, M Mahfullah Pratama Daulay SSTP MAP, menyampaikan materi dalam Workshop Jurnalistik 2025 di Travelbiz Hotel Medan, Kamis (18/12). Waspada.id/Ist
MEDAN (Waspada.id): Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara, M Mahfullah Pratama Daulay SSTP MAP, mengatakan Sumatera Utara memiliki tantangan besar untuk bisa mempertahankan prestasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XII tahun 2028.
Seperti diketahui, Sumut sukses menduduki peringkat keempat PON XXI tahun 2024 dengan mengumpulkan 80 medali emas, 59 perak dan 116 perunggu. Selain faktor tuan rumah, Sumut juga memiliki sejumlah cabor lumbung medali emas seperti drum band dan boling.
Namun pada PON 2028 di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, sejumlah cabor yang sebelumnya menjadi andalan Sumut tidak akan dipertandingkan. PON 2028 bahkan memangkas jumlah cabor dari PON 2024 sejumlah 65 cabor menjadi hanya 44 cabor.
“Jadi tantangan Sumut sangat besar untuk bisa mempertahankan prestasi empat besar PON. Berkurangnya cabor PON 2028 membuat Sumut bakal kehilangan peluang mendulang medali emas hingga sekira 40-an medali,” ujar Mahfullah saat menjadi narasumber Workshop Jurnalistik 2025 digelar Siwo PWI Sumut di Travelbiz Hotel Medan, Kamis (18/12).
Bukan hanya itu, lanjut Mahfullah, dari 44 cabor yang diusulkan pada PON 2028, ada cabor yang tidak memiliki kepengurusan di Sumut. Dia mencontohkan cabor layar, selancar, rugby, modern pentathion, soft tennis dan beberapa cabor lainnya belum punya kepengurusan.
“Jadi bagaimana cabor-cabor tersebut bisa mengikuti PON 2028, kalau pengurusnya saja pun belum ada. Ini sama saja kita menyerah sebelum pertandingan,” tegas Mahfullah.
Untuk itu, pria yang akrab disapa Ipunk ini bersama KONI Sumut akan mendorong terbentuknya pengurus cabor-cabor yang belum terbentuk di Sumut, namun akan dipertandingkan pada PON 2028.
“Kunci keberhasilan cabor meraih prestasi itu adalah memiliki kepengurusan yang solid. Untuk cabor yang tidak memiliki kepengurusan di Sumut, kita akan mendorong agar segera dibentuk. Kalau kepengurusan ada, atlet bisa dicari dan dibina,” tegasnya.
Ipunk juga mempersilakan agar pengurus cabor memanfaatkan sarana dan prasarana eks PON 2024 untuk melakukan pembinaan atlet. “Kita berharap dengan kepengurusan cabor yang solid, ditambah sarana prasarana memadai, prestasi olahraga Sumut meningkat,” pungkasnya.
Sport Science
Sementara itu, Prof Dr Ardi Nusri MKes yang juga menjadi pemateri Workshop Jurnalistik Siwo PWI Sumut mengatakan pemanfaatan sport science menjadi faktor krusial dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga, khususnya menghadapi PON 2028.
Prof Ardi menjelaskan bahwa sport science merupakan pendekatan ilmiah terintegrasi yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Mulai dari fisiologi, nutrisi, biokimia, biomekanik, endokrinologi, psikologi olahraga, analisis data hingga kedokteran olahraga guna meningkatkan performa atlet secara terukur dan berkelanjutan.
Ia mencontohkan keberhasilan Sumut meraih posisi empat besar PON 2024, salah satunya ditopang oleh penerapan sport science, di samping faktor tuan rumah, dukungan anggaran, persiapan matang dan adaptasi atlet.
“Penerapan sport science di Sumut masih perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan daerah lain, khususnya Jawa Barat. Untuk PON 2028, Sumut harus lebih serius. Misalnya dengan mendatangkan psikolog olahraga, itu salah satunya dibantu analisis dan disiplin ilmu lainnya seperti fisiologi dan nutrisi,” ucap Prof Ardi. (id08)

















