PEBULUTANGKIS tunggal putri Indonesia, Mutiara Ayu Puspitasari, menghentikan langkah unggulan kedua Wondr by BNI Indonesia Masters 2025 asal Thailand, Pornpicha Choeikeewong lewat drama rubber gim 19-21, 21-11, 21-13 pada laga babak 32 Besar di GOR PBSI Sumatera Utara, Jl. Willem Iskandar Medan, Rabu (22/10). PBSI
MEDAN (Waspada.id): Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Mutiara Ayu Puspitasari, menghentikan langkah unggulan kedua Wondr by BNI Indonesia Masters 2025 asal Thailand, Pornpicha Choeikeewong lewat drama rubber gim 19-21, 21-11, 21-13 pada laga babak 32 Besar di GOR PBSI Sumatera Utara, Jl. Willem Iskandar Medan, Rabu (22/10).
Mutiara mengaku bahwa penampilannya sangat menjanjikan selama pertandingan karena bisa menerapkan strategi yang telah disiapkan sebelumnya.
“Strategi tadi mungkin lebih mengontrol bola di depan dulu, karena pemain Thailand itu pukulannya rata-rata bagus. Tapi tadi saya melihat lawan, kakinya kurang nyaman buat ambil bola depan dan kalau bolanya dijauh-jauhin,” ungkap Mutiara usai pertandingan.
“Sebenarnya kalau melihat lawan sendiri memang cukup bagus, cuma kalau memperkirakan kemenangan, saya punya cukup keyakinan untuk menang karena memang sudah siap untuk laga kali ini,” imbuhnya.
Mutiara mengatakan bahwa sebelum bertanding memang telah menganalisis pola permainan lawan dan mencoba untuk menyiapkan langkah antisipasi dari sejumlah pola serangan yang kemungkinan sering digunakan lawan.
“Karena dia sering main di level atas, saya jadi penasaran buat melawan, mengadu kemampuan dan tentunya berambisi untuk menang,” ungkap pebulutangkis berusia 19 tahun ini.
Atklet jebolan PB Djarum ini menargetkan untuk bisa lebih baik lagi dibanding dengan turnamen sebelumnya yang hanya mampu finis di babak perempatfinal. “Target saya mau lebih bagus dari hasil Malaysia Super 100 yang hanya finis di babak delapan besar,” ujar Mutiara.
Dari sektor tunggal putra, Prahdiska Bagas Shujiwo menargetkan gelar juara Wondr by BNI Indonesia Masters 2025. Prahdiska baru saja melangkah mulus ke babak 16 besar setelah menghajar tunggal Malaysia Kok Jing Hong dua gim langsung 21-16, 22-20.
“Target saya mau juara dan ini merupakan ajang BWF Super 100 terakhir di Indonesia tahun ini, jadi harus maksimal,” ujar Prahdiska.
Prahdiska yang kini menempati peringkat 56 BWF, menilai bahwa ia bermain begitu solid karena mampu menerapkan sejumlah strategi serangan-serangan cepat yang telah disiapkan sebelumnya.
“Dari gim pertama saya sudah mulai bermain agresif dan mempercepat tempo permainan. Gim kedua sempat unggul 11-6 tetapi saya banyak mati sendiri, untuk besok kesalahan-kesalahan ini harus saya kurangi,” ungkap Prahdiska.
Prahdiska mengaku tidak menemui kendala berarti ketika tampil di turnamen BWF Super 100 ini. Meski baru saja pulih dari cedera lutut, Prahdiska mengatakan bahwa kondisi kesehatannya kini sudah aman.
“Untuk kendala tidak ada, mungkin tinggal dijaga aja istirahat dan mental serta pikiran. Tadi saya sempat jatuh di posisi luka di lutut kanan yang belum sembuh. Ini bekas luka saat bertanding di Afrika tapi ini tidak berpengaruh ke permainan,” ungkap pebulutangkis 20 tahun ini.
Di babak 16 besar, Prahdiska akan bersua tunggal Jepang, Koo Takahashi pada pertandingan yang berlangsung Kamis (23/10). “Targetnya main sebaik mungkin dan mudah-mudahan hasilnya yang terbaik,” pungkas Prahdiska.
Pada nomor ganda putri, pasangan Indonesia Siti Sarah Azzahra/Az Zahra Ditya Ramadhani meraih kemenangan atas Yu Chen Han/Lee Yu-Hsuan (Chinese Taipei) 21-13, 21-12.
“Alhamdulillah bisa menang pada laga hari ini. Mainnya gak ada kendala sejauh ini, untuk laga tadi kita lebih keenakin pukulan, adaptasi lapangan dan bola. Kita mau fokus per match dulu tidak mau berfikir terlalu jauh. Target sendiri kami masuk ke babak semifinal dulu,” ucapnya.
Dari sektor ganda putra, Dexter Farrell/Wahyu Agung Prasetyo turut meraih kemenangan atas wakil Thailand, Thanawin Madee/Phuttimeth Semkunta 21-11/21-13.
“Pertama-tama bersyukur hari ini kami bermain dengan cukup baik dan tanpa ada cedera apa pun. Tadi kami masih beradaptasi dengan situasi lapangan. Melihat lawan tadi mereka mau menyerang tetapi kami berhasil berinisiatif untuk duluan menyerang,” ujar Dexter.
Hal senada dikatakan Wahyu Agung Prasetyo. Menurutnya, untuk strategi mereka berusaha untuk terus menyerang karena melihat situasi bola dan lapangan mungkin lebih mudah dapat poin dari menyerang.
“Alhamdulillah kita dikasih kesempatan debut di BWF super 100. Target di sini kami mau juara, tapi kita mau fokus step by step dulu aja,” ucap Wahyu. (id08)