Oleh: Dr. Bukhari.M.H.CM
Hari ini, 25 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Momen ini bukan hanya pengakuan atas dedikasi guru, tetapi juga refleksi atas pentingnya peran mereka dalam membangun karakter dan kecerdasan anak bangsa. Di Aceh, peran guru menjadi semakin strategis, terutama menjelang Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Guru tidak hanya menjadi pilar pendidikan, tetapi juga penggerak kesadaran masyarakat untuk memilih pemimpin yang memahami akar sejarah Aceh dan memiliki visi besar untuk membangun dari segala sektor.
Scroll Untuk Lanjut MembacaIKLAN
Aceh dikenal dengan sejarah kejayaannya yang panjang, mulai dari Kesultanan Samudera Pasai hingga perjuangan kemerdekaan. Namun, potensi besar ini sering kali terabaikan dalam pembangunan modern. Padahal, sejarah adalah landasan untuk merancang masa depan yang kokoh. Guru yang hebat, dengan kepekaan mereka terhadap nilai-nilai sejarah, mampu mengajarkan pentingnya pemimpin yang tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga menjaga warisan budaya dan kearifan lokal.
Di tengah tantangan Aceh saat ini, seperti pengelolaan dana otonomi khusus yang belum optimal, ketimpangan ekonomi, dan persoalan pendidikan, masyarakat Aceh membutuhkan pemimpin yang memahami sejarahnya. Pemimpin yang ideal adalah mereka yang memiliki komitmen kuat untuk membangun Aceh secara menyeluruh: memperkuat pendidikan berbasis kearifan lokal, mengelola sumber daya alam dengan transparansi, dan menciptakan kebijakan yang memberdayakan masyarakat dari tingkat bawah.
Guru, sebagai agen perubahan, memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda untuk memahami bahwa Pilkada adalah momentum strategis untuk menentukan masa depan daerah. Mereka juga bisa mengedukasi masyarakat bahwa memilih pemimpin bukan sekadar soal janji kampanye, tetapi tentang visi, integritas, dan kemampuan mengimplementasikan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Melalui semangat Hari Guru Nasional, mari kita jadikan Pilkada Aceh sebagai langkah awal untuk memilih pemimpin yang tidak melupakan akar sejarahnya. Dengan guru yang hebat dan pemimpin yang tepat, Aceh akan kembali menjadi daerah yang tidak hanya dikenal karena kejayaan masa lalunya, tetapi juga keberhasilan masa depannya.
Penulis adalah Akademisi IAIN Lhokseumawe & Komite SD Negeri 5 Kecamatan Samudera.