SAAT sekarang ini semakin banyak dan variatif bentuk-bentuk performamsi komunikasi. Bila kita perhatikan siaran televisi dan juga performansi diskusi atau debat melalui sosial media sangat marak kita menonton bagaimana kesantunan dan kejujuran menjadi tontonan dalam etika berkomunikasi.
Olehkarena itu kita harus bijak dan cerdas dalam menganalisis untuk mengetahui mana yang santun dan jujur dan mana yang tidak beretika dan hoaks. Bukan tidak banyak yang dipertontonkan itu semata-mata untuk membela kelompok dan kepentingan.
Komunikasi merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia. Melalui komunikasi, individu dapat menyampaikan pikiran, perasaan, serta membangun hubungan sosial yang harmonis. Namun, efektivitas komunikasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menyampaikan pesan, melainkan juga oleh sikap dan nilai yang mendasarinya, seperti kesantunan dan kejujuran.
Kesantunan dalam komunikasi mencerminkan rasa hormat terhadap lawan bicara dan situasi sosial yang ada. Ia mencakup penggunaan bahasa yang sopan, empati, serta kesadaran terhadap norma-norma budaya yang berlaku. Sementara itu, kejujuran adalah landasan moral dalam komunikasi yang menuntut seseorang untuk menyampaikan informasi secara benar, tanpa menipu atau menyembunyikan kebenaran.
Kedua nilai ini memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan, menghindari konflik, dan menciptakan suasana komunikasi yang sehat, baik dalam konteks pribadi, profesional, maupun masyarakat luas.
Sayangnya, di era digital saat ini, praktik komunikasi yang tidak santun dan tidak jujur semakin sering ditemui, baik di media sosial maupun dalam interaksi sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menanamkan kesantunan serta kejujuran sebagai prinsip utama dalam setiap bentuk komunikasi.
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cermin dari kepribadian, karakter, dan nilai-nilai yang dianut oleh penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seseorang menggunakan bahasa mencerminkan tingkat kesopanan dan integritasnya. Dua nilai yang sangat penting dalam berbahasa adalah kesantunan dan kejujuran. Keduanya menjadi pilar penting dalam membangun komunikasi yang efektif, harmonis, dan bermartabat.
Makna Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa berarti menggunakan bahasa dengan cara yang menghormati lawan bicara, memperhatikan norma sosial dan budaya, serta menunjukkan sikap empati dan toleransi. Kesantunan mencakup pemilihan kata, intonasi suara, serta gaya bicara yang tidak menyakiti atau merendahkan orang lain.
Dalam praktiknya, kesantunan dapat diwujudkan dengan menggunakan sapaan dan kata-kata hormat sesuai konteks, menghindari kata-kata kasar, sarkastik, atau bernada merendahkan, mendengarkan dengan baik sebelum menanggapi, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang sopan dan konstruktif.
Kesantunan bukan hanya sopan santun formal, tetapi juga mencerminkan kemampuan seseorang dalam menjaga hubungan sosial yang sehat.
Arti Penting Kejujuran Berbahasa
Kejujuran dalam berbahasa berarti menyampaikan informasi secara benar, tidak menipu, tidak menyesatkan, dan tidak memutarbalikkan fakta. Bahasa yang jujur menunjukkan integritas moral dan tanggung jawab terhadap dampak dari setiap perkataan.
Contoh bentuk kejujuran berbahasa, menyampaikan pendapat atau kritik secara jujur tanpa menyembunyikan fakta penting, tidak menyebarkan informasi palsu (hoaks), tidak menggunakan bahasa untuk manipulasi atau kepentingan pribadi yang merugikan orang lain, mengakui kesalahan atau kekeliruan dengan terbuka.Olehkarena itu kejujuran menjadikan komunikasi transparan dan membangun kepercayaan dalam hubungan antarpribadi maupun profesional.
Hubungan antara Kesantunan dan Kejujuran
Kesantunan dan kejujuran tidak harus saling bertentangan. Banyak yang keliru menganggap bahwa untuk bersikap jujur, seseorang harus berbicara apa adanya meskipun menyakitkan.
Padahal, kejujuran tetap bisa disampaikan dengan santun. Contohnya, memberikan kritik terhadap rekan kerja bisa dilakukan tanpa menjatuhkan harga dirinya, asalkan disampaikan dengan bahasa yang bijak dan membangun. Dengan kata lain, kesantunan tanpa kejujuran bisa berujung pada kemunafikan. Menyembunyikan kebenaran demi terlihat sopan bukanlah bentuk kesantunan yang sejati.
Kesimpulan
Kesantunan dan kejujuran merupakan dua pilar utama dalam membangun komunikasi yang efektif dan bermakna. Kesantunan mencerminkan sikap menghargai lawan bicara, menjaga etika, dan menggunakan bahasa yang sopan, yang dapat menciptakan suasana komunikasi yang nyaman dan harmonis.
Sementara itu, kejujuran menunjukkan keterbukaan dan integritas dalam menyampaikan informasi, yang membangun kepercayaan dan kredibilitas. Keduanya harus berjalan seiring: komunikasi yang jujur tetapi tidak santun bisa menyinggung, sedangkan komunikasi yang santun tapi tidak jujur bisa menyesatkan.
Oleh karena itu, untuk mencapai komunikasi yang berkualitas, seseorang perlu menyampaikan pesan secara jujur tanpa menyakiti, dan santun tanpa menyembunyikan kebenaran. Kombinasi ini menjadi dasar penting dalam membina hubungan interpersonal yang sehat, baik di lingkungan pribadi, sosial, maupun profesional.
Semoga para politisi, akademisi yang tampil dalam acara diskusi, perdebatan di ruang publik memperhatikan norma-norma berbahasa, sehingga komunikasi berjalan secara santun dan jujur. *Penulis Dr. Ely Ezir, M.S adalah Ketua Program Studi Sastra Inggris S1 dan Dosen pada Program Magister Sastra Inggris S2 , Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Medan