Scroll Untuk Membaca

Opini

Menjaga Kesaktian Pancasila Dalam Era Digital: AI Sebagai Pilar Kesehatan Nasional yang Berkeadilan

Menjaga Kesaktian Pancasila Dalam Era Digital: AI Sebagai Pilar Kesehatan Nasional yang Berkeadilan
Kecil Besar
14px

Oleh: drg.Tina Arriani M.Kes., Ph.D., CPPS., CHMC

PADA tanggal 1 Oktober bukan sekadar peringatan atas keteguhan ideologi bangsa. Hari Kesaktian Pancasila adalah momentum reflektif untuk memastikan bahwa nilai-nilai luhur—keadilan sosial, kemanusiaan, persatuan, dan kebijaksanaan—tetap menjadi fondasi dalam setiap langkah pembangunan nasional. Di era revolusi digital, pertanyaan mendesak muncul: bagaimana Pancasila diterjemahkan dalam sistem kesehatan yang semakin terdigitalisasi?

Salah satu jawabannya terletak pada digitalisasi rumah sakit berbasis kecerdasan buatan (AI) sebagai pilar sistem kesehatan nasional yang berkemajuan, berkeadilan, dan berkelanjutan.

🏥 AI dan Rumah Sakit: Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Amanah Kemanusiaan

AI di rumah sakit bukan sekadar alat bantu diagnosis atau manajemen data. Ia adalah representasi dari semangat gotong royong digital—menghubungkan pasien, dokter, sistem, dan kebijakan dalam satu ekosistem yang saling mendukung. Dengan algoritma yang mampu mendeteksi penyakit lebih dini, mengoptimalkan alur pasien, dan memprediksi kebutuhan layanan, AI menjadi mitra strategis dalam mewujudkan pelayanan yang cepat, tepat, dan merata.

Namun, teknologi tanpa nilai adalah hampa. Maka, digitalisasi harus tunduk pada prinsip Pancasila:
• Kemanusiaan yang adil dan beradab: AI harus bebas dari bias, menghormati privasi, dan memperkuat keputusan klinis, bukan menggantikannya.
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Digitalisasi harus menjangkau rumah sakit di daerah terpencil, bukan hanya metropolitan.
• Persatuan Indonesia: Sistem interoperabilitas nasional harus menghubungkan data kesehatan lintas wilayah dan institusi.

🧭 Pilar Strategis: Dari Infrastruktur ke Etika

Transformasi digital rumah sakit harus dibangun di atas empat pilar:

1. Infrastruktur Digital: Penguatan jaringan, perangkat, dan sistem EMR yang terintegrasi dengan standar HL7 FHIR dan SNOMED CT.

2. SDM dan Literasi Digital: Pelatihan tenaga medis dalam etika dan penggunaan AI, serta penguatan kompetensi digital masyarakat.

3. Tata Kelola dan Regulasi: Audit algoritma, transparansi data, dan perlindungan hak pasien dalam ekosistem digital.

4. Kebijakan Berbasis Pancasila: Setiap inovasi harus diuji terhadap nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan.

🌱 Menuju Sistem Kesehatan Nasional yang Berkelanjutan

Digitalisasi rumah sakit berbasis AI bukan tujuan akhir, melainkan jalan menuju sistem kesehatan nasional yang:
• Berkeadilan: Menjamin akses dan kualitas layanan bagi semua lapisan masyarakat.
• Berkeberlanjutan: Mengurangi beban biaya dan meningkatkan efisiensi jangka panjang.
• Berkeadaban: Menjaga martabat pasien dan tenaga medis dalam setiap interaksi digital.

Medan sebagai kota multikultural dan pusat pendidikan kesehatan memiliki peluang besar untuk menjadi model integrasi AI dalam rumah sakit daerah. Dengan dukungan pemerintah kota, akademisi, dan masyarakat, transformasi ini dapat menjadi wujud nyata dari kesaktian Pancasila di era digital.

Penulis adalah Akademisi dan Pemerhati Transformasi Digital Kesehatan

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE