Scroll Untuk Membaca

Citizen JournalismOpini

Pengembangan Masyarakat Untuk Meningkatkan Keterampilan Remaja Dalam Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pengembangan Masyarakat Untuk Meningkatkan Keterampilan Remaja Dalam Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Kecil Besar
14px

Oleh: Anita Ndruru, S.Kep., Ns. & Dr. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara)

Pengembangan masyarakat merupakan bentuk upaya yang dilakukan untuk mengembangkan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk mengontrol tujuan mereka yang hasilnya untuk kepentingan jangka panjang.

Pengembangan ini didasari oleh partisipasi langsung dari masyarakat dalam mengambil tindakan untuk membantu mengontrol dirinya sendiri dalam lingkungannya.

Pengembangan masyarakat dalam kesehatan memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pengembangan masyarakat dalam kesehatan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam merawat diri sendiri, keluarga dan masyarakat lainnya.

Masyarakat dalam hal ini terkhusus pada remaja yang merupakan populasi terbanyak di Indonesia. Data profil kesehatan tahun 2020 menyatakan bahwa remaja berada di posisi paling tertinggi di Indonesia. Remaja memiliki sifat yang mudah belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu remaja sangat tepat untuk menjadi target sasaran dalam memberikan edukasi kesehatan (Primadi, dkk., 2020) Edukasi kesehatan adalah upaya untuk memperoleh informasi yang dapat mengubah perilaku remaja.

Edukasi yang paling penting saat ini sesuai dengan rekomendasi American Heart Association (2020) adalah Bantuan Hidup Dasar. Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan rangkaian kegiatan dalam menolong korban yang tidak sadarkan diri sebelum tim medis datang. Pertolongan pertama dilakukan mulai dari cara mengidentifikasi kondisi korban, memanggil ambulans hingga memberikan pijat jantung pada korban (AHA, 2020).
Pentingnya edukasi bantuan hidup dasar diberikan kepada remaja berhubungan dengan semakin meningkatnya korban henti jantung yang meninggal akibat terlambatnya pertolongan
pertama yang dilakukan. Kejadian henti jantung yang terjadi diluar rumah sakit terdapat sekitar
350.000 jiwa dan kurang lebih 60% tidak menerima bantuan hidup dasar dari masyarakat yang
melihat kejadian tersebut (AHA, 2020).

Adapun beberapa alasan pertolongan pertama terlambat dilakukan karena takut membahayakan korban, tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan, takut berurusan dengan masalah hukum, dan tidak tahu cara melakukan pijat jantung yang benar (Fitri, dkk.2023).

Beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa pentingnya diberikan edukasi pada remaja
tentang kesehatan khususnya bantuan hidup dasar untuk memperoleh kesejahteraan dalam kesehatan. (Cbud)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE