MEDAN (Waspada): Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut disorot tajam soal program penerapan sekolah lima hari, yang terkesan berjalan sendiri tanpa melibatkan DPRD Sumatera Utara.
Sejumlah anggota dewan dari Komisi E melontarkan kritikan dan sindiran tajam yang ditujukan kepada Kepala Disdik Alexander Sinulingga dalam rapat dengar pendapat di Ruang Komisi E DPRD Sumut, Selasa (15/7/2025).
Alexander Sinulingga hadir di komisi E yang tupoksinya membidangi pendidikan dan kesejahteraan, setelah tiga kali “mangkir” dengan berbagai alasan.
Kritik tajam dilontarkan langsung Ketua Komisi E DPRD Sumut, HM Subandi, yang mengritik tidak disertakannya pihak legislatif dalam progam dan
penerapan sekolah lima hari dalam sepekan di Sumut bagi siswa/i SMA/SMK dan SLB di Sumut, yang dimulai 14 Juli 2025.
Selain itu, politisi Gerindra itu juga menerima masukan dari masyarakat bahkan guru yang mengeluhkan lokal sekolah yang tidak memadai dan berbagai faktor kesiapan sarana, prasarana dan guru-guru yang mengajar double shift.
Senada, Anggota Komisi E, lainnya, Hendra Cipta menyoal kajian akademik dari program itu, agar lebih konkret pelaksanaanya bersama DPRD Sumut.
“Ini sejak awal, kami tidak dilibatkan secara detail, karena DPRD Sumut perpanjangan tangan masyarakat agar terlibat dalam mempersiapkan program tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, Dinas Pendidikan seharusnya melibatkan sejak awal pelaksanaan program tersebut secara detail, agar DPRD yang menjadi perpanjangan tangan masyarakat dapat terlibat dalam mempersiapkan program tersebut.
Hal yang sama disampaikan anggota Komisi E lainnya, Ebenejer, yang menyinggung lemahnya komunikasi antara Disdik dengan DPRD dalam mempersiapkan program Gubernur Sumut, Bobby Nasution.
Kajian
Menyikapi lontaran kritik itu, Kadisdik Sumut, Alexander Sinulingga menyebutkan, pihaknya tidak bermaksud mengerdilkan peran DPRD Sumut, berkaitan dengan program sekolah lima hari dalam sepekan.
Alexander melanjutkan, implementasi pelaksanaan sekolah lima hari ini sudah melewati diskusi dan rapat internal serta instrumen yang melibatkan para siswa, orang tua dan stakeholder, serta kajian dari pelaksanaan program tersebut.
Pihaknya juga prihatin dengan munculnya berbagai masalah berkaitan keluarga, sehingga Disdik mengambil langkah meliburkan sekolah di hari Sabtu. (cpb)