MEDAN (Waspada.id): Keluarga besar Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) menggelar Sholat Ghaib untuk mendoakan para syuhada korban banjir bandang yang melanda Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan ba’da Sholat Jumat di Mushola Kampus I Yaspendhar, Jalan Imam Bonjol No. 35 Medan, Jumat (12/12/).
Shalat Ghaib tersebut diikuti seluruh unsur civitas akademika Yaspendhar, mulai dari satpam, karyawan, pegawai, guru, dosen, mahasiswa Universitas Harapan Medan, hingga para pelajar dari SD Harapan 1 dan 2, SMP Harapan 1 dan 2, serta SMA Harapan 1 Medan. Jamaah tampak memadati shaf mushola, menciptakan suasana ibadah yang khidmat dan penuh haru.
Bertindak sebagai imam sekaligus khatib adalah Ahmad Efendi Nasution, M.Pd, yang juga merupakan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Harapan 1 dan SD IT Harapan 2 Medan.
Dalam pelaksanaannya, Shalat Ghaib berlangsung dengan tertib dan penuh kekhusyukan sebagai wujud solidaritas dan kepedulian terhadap para korban bencana.
Pelaksanaan Shalat Ghaib ini merupakan bentuk keprihatinan mendalam warga Yaspendhar atas musibah banjir bandang yang dilaporkan telah merenggut lebih dari 800 jiwa di wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh.
Ketua Umum Yaspendhar, Dr. Tapi Rondang Ni Bulan, SE., M.Si, turut menyampaikan duka cita yang mendalam atas bencana dahsyat tersebut.“Shalat Ghaib ini adalah ungkapan doa yang tulus dari keluarga besar Yaspendhar. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, keteguhan iman, serta keikhlasan,” ungkapnya.
Selain doa untuk para korban, kegiatan ini juga menjadi momentum refleksi bagi seluruh civitas akademika Yaspendhar akan pentingnya kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Perguruan tinggi, khususnya Universitas Harapan Medan, diharapkan dapat mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kajian-kajian akademik terkait ekologi, yakni hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (abiotik) seperti tanah, air, dan iklim.
Peran guru dan lembaga pendidikan juga dinilai strategis dalam memberikan edukasi kepada peserta didik mengenai pentingnya menjaga lingkungan, termasuk melalui penerapan konsep sekolah dan kampus adiwiyata, serta pelibatan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan.
Dengan kegiatan ini, Yaspendhar tidak hanya menunjukkan solidaritas kemanusiaan, tetapi juga menegaskan komitmennya dalam membangun kesadaran ekologis demi mencegah bencana serupa di masa mendatang.(Id13)











