Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

31 Guru Raih Sertifikat Pelatihan Baca Al-Qur’an Bahasa Isyarat

31 Guru Raih Sertifikat Pelatihan Baca Al-Qur’an Bahasa Isyarat
Sebagian peserta pelatihan Baca Al Qur'an bahasa isyarat berfoto bersama Mendikdasmen Abdul Mu'ti dan jajarannya.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id):Sebanyak 31 guru-guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri se Jabodetabek berhasil menyelesaikan pelatihan membaca Al- Qur’an Bahasa Isyarat gelombang ke-4 yang digelar Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Baitut Tholibin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen). Penyerahan sertifikat dilakukan di Aula Masjid Baitut Tholibin, Rabu (24/9/2025). Acara penutupan pelatihan dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Diksi PKPLK) Tatang Muttaqien serta Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Saryadi.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengatakan, pelatihan membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat ini menjadi salah satu bentuk layanan pendidikan dari Pemerintah untuk masyarakat, utamanya kaum difabel.

“Pelatihan ini adalah komitmen layanan pendidikan bermutu untuk semua, untuk anak-anak berkedudukan khusus, mencerdaskan bangsa dan hak konstitusional,” ujar Mu’ti.

Dikatakannya, saat ini kebutuhan tutor bahasa isyarat semakin tinggi. Hal itu sejalan dengan semakin sadarnya masyarakat akan akses yang luas bagi pendidikan inklusi.

“Bisa saja nanti Al Qur’an bahasa isyarat ini nanti diajarkan juga di sekolah formal yang melayani pendidikan inklusi,” tambahnya.

Mu’ti mengatakan, Al Qur’an diturunkan sebagai peringatan dan Allah akan menjaga. Menjaga Al Quran tidak hanya untuk hamba-hamba yang membaca secara lisan, tetapi juga bagi yang berkedudukan khusus.

“Al Qur’an untuk semua manusia, apapun kondisinya. Dan hasil riset membuktikan, bagi yang rajin baca Al Qur’an, punya daya ingat lebih baik ketimbang yang tak baca,” ujarnya.

Ketua panitia pelatihan, Solahudin mengatakan, kegiatan ini sudah dilakukan sebanyak empat kali. Mitra yang berpartisipasi selain dari pihak unit utama Kementerian Dikdasmen, juga dari pihak Baznas.

“Pelatihan ini disambut antusias para guru SLB, mengingat banyak siswa difabel tuna rungu yang kesulitan membaca Al Qur’an,” katanya.

Di sisi lain, tingginya angka buta huruf Alquran, turut menjadi motivasi.

“Saat ini angka buta huruf Alquran mencapai lebih dari 70 persen. Kondisi itu menjadi keprihatinan tersendiri, utamanya yang dialami kaum disabilitas,’ tandasnya.

Novi, guru SLB Negeri 2 Jakarta mengaku sangat bersyukur karena mendapat kesempatan mengikuti pelatihan yang digelar pihak Masjid Baitut Tholibin Kemendikdasmen.

Selama ini, ia mengaku mengajarkan anak-anak melafalkan salah satu surat dalam Alquran, yakni Alfatihah, secara verbal. Dalam pandangannya, anak difabel yang muslim, juga berhak mampu membaca Alfatihah karena dipakai saat salat.

“Tapi setelah ikut pelatihan ini paradigma saya berubah. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat justru memudahkan murid-murid saya. Insya Allah ilmu yang saya dapat di pelatihan ini akan saya bagikan ke teman-teman guru lain di sekolah,”kata Novi. (id11)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE