BANDA ACEH (Waspada.id): Akademisi UIN Ar-Raniry Reza Idria (doktor lulusan Harvard University) menyerukan inovasi berani dari Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah dan menutup ketertinggalan global, dalam kegiatan Sharing Season bersama jajaran Disdik Aceh, Jumat (24/10).
Kegiatan yang dihadiri Plt. Kepala Disdik Aceh Murthalamuddin, S.Pd., MSP, menjadi momentum kolaborasi antara pandangan akademik kelas dunia dan praktik birokrasi. Reza menyoroti masalah mendasar pendidikan nasional, termasuk rendahnya kemampuan literasi, numerasi, dan sains pelajar Indonesia. “Hasil survei seperti PISA menunjukkan kita masih tertinggal dari negara tetangga. Ini bukan soal kecerdasan, tapi soal sistem dan budaya belajar,” ujarnya.
Ia menilai akar persoalan terletak pada orientasi pendidikan yang lebih fokus pada kuantitas (jumlah mahasiswa) ketimbang kualitas lulusan. Reza juga mengajak Aceh mengikuti contoh negara maju seperti Belanda, Singapura, dan AS yang berinvestasi besar dalam riset, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia. “Kalau ingin maju, kita tidak bisa berpikir kecil. Harus ada kebijakan besar yang berpihak pada kualitas pendidikan,” tambahnya.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat. “Belajar itu tidak berhenti setelah lulus sekolah atau kuliah. Belajar adalah proses hidup,” tegasnya. Reza berharap Aceh memanfaatkan keistimewaan daerah untuk meningkatkan kualitas guru, literasi, dan kemampuan teknologi digital. “Kalau kita ingin mengejar ketertinggalan, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Harus berani mengambil langkah baru yang berani dan terarah,” pungkasnya.(id65)













