Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Budaya Ilmiah Beretika Jadi Sorotan dalam Forum Diplomasi Sains Indonesia-Australia

Budaya Ilmiah Beretika Jadi Sorotan dalam Forum Diplomasi Sains Indonesia-Australia
Scientific Forum bertajuk “Strengthening Global Collaboration Through Science and Technology Diplomacy”, digelar Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Membangun budaya keilmuan yang unggul, beretika, dan berdampak nyata menjadi fokus utama dalam Scientific Forum bertajuk “Strengthening Global Collaboration Through Science and Technology Diplomacy”, yang digelar Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Acara ini menjadi momen penting untuk menegaskan bahwa keunggulan dalam riset dan teknologi tidak cukup hanya berbasis inovasi, tetapi juga harus dilandasi oleh nilai etika dan inklusivitas.

Forum menghadirkan akademisi, peneliti, dan pimpinan kampus dari Indonesia dan Australia, serta delegasi dari Australian Academy of Science (AAS) dan International Science Council (ISC).

Dalam Keynote Panel Discussion bertema “Scientific Culture of Excellence: From Ethics to Impact”, para pembicara menyoroti pentingnya integritas dalam dunia riset. Diskusi menekankan bahwa diplomasi sains global harus sejalan dengan nilai-nilai etika ilmiah agar berdampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, dalam sambutannya menekankan bahwa tantangan global masa kini tak bisa dihadapi hanya dengan kecanggihan teknologi.

“Keunggulan ilmiah bukan hanya soal inovasi, tetapi soal nilai. Etika, transparansi, dan dampak sosial harus jadi pilar utama budaya keilmuan kita,” tegas Brian.

Presiden AAS, Prof. Chennupati Jagadish, turut menyuarakan harapan agar kolaborasi Indonesia-Australia menghasilkan solusi nyata bagi peradaban. Ia memuji komitmen pemerintah Indonesia dalam menjadikan sains sebagai fondasi kebijakan yang berpihak pada masyarakat.

Selain diskusi, forum ini juga mencakup dialog strategis antara Kemdiktisaintek dan Delegasi AAS yang membahas pertukaran akademik, kebijakan inovasi, dan penguatan ekosistem riset yang menjunjung prinsip kolaborasi berkelanjutan.
Lebih dari 200 peserta dari kalangan perguruan tinggi, lembaga riset, pemerintah, dan Kedutaan Besar Australia turut hadir dalam forum ini.

Melalui kegiatan tersebut, Kemdiktisaintek menegaskan visinya membangun ekosistem ilmiah nasional yang tidak hanya unggul secara teknologi, tetapi juga tangguh secara etika dan sosial.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE