Pendidikan

Dosen Dan BEM Universitas Samudra Ciptakan Pengering Hybrid

Dan Hilirisasi Daun Kelor/Tepung Kelor Jadi Produk Olahan

Dosen Dan BEM Universitas Samudra Ciptakan Pengering Hybrid
Foto bersama mitra dalam kegiatan PM-BEM Kemdiktisaintek Dosen dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Samudra, Rabu (12/11).Waspada.id/id74
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada.id): Dosen dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Samudra Melalui Program PM-BEM Berdampak menciptakan Pengering Hybrid Daun Kelor & Hilirisasi tepung daun kelor menjadi produk olahan makanan kepada PKK di Gampong Meurandeh Teungoh Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Provinsi Aceh, Rabu (12/11).

Ketua pelaksana, Zulfan Arico, S.Si., M.Si didampingi anggota Beni Al Fajar S.Pd., M.Sc, Yusri Nadya S.T., MT, Ketua BEM Universitas Samudra Ryan Ramadhana dan sejumlah anggotanya, Rabu (12/11) mengatakan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat program mahasiswa berdampak pemberdayaan masyarakat oleh badan eksekutif mahasiswa yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian
Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025 bertemakan ‘Diseminasi Hybrid Oven Integrated System Dalam Hilirisasi Produk Turunan Daun Kelor di PKK Meurandeh’.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Lanjutnya, program mahasiswa berdampak ini hadir sebagai bagian integral dari agenda transformasi Diktisaintek Berdampak, visi besar Kemdiktisaintek untuk memastikan bahwa hasil riset, inovasi teknologi, dan pengabdian dari perguruan tinggi tidak berhenti di ruang akademik, tetapi hadir nyata dan memberikan dampak luas di tengah masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan upaya memperkuat peran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai agen perubahan sosial berbasis ilmu pengetahuan, serta mendorong kolaborasi dosen dalam pengembangan dan penerapan teknologi dan inovasi sebagai bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM),” ujarnya.

Pengolahan tepung kelor menjadi produk makanan, Rabu (12/12).Waspada.id/id74

Selain itu, berdasarkan hasil analisis nilai gizi, daun kelor mengandung senyawa mikro dan makro molekul yang tinggi seperti karbohidrat, protein, zat besi, kalium, magnesium, vitamin C, vitamin A, kalsium, dan asam folat. Selain itu, terdapat pula serat, vitamin B, fosfor, tembaga, zink, dan selenium.

“Tumbuhan kelor di Aceh banyak tumbuh disembarang tempat dan hanya dijadikan sebagai tanaman pagar untuk menghalangi ternak masuk ke pekarangan. Berdasarkan latar belakang tersebut melakukan diseminasi Hybrid Oven Integrated System Dalam Hilirisasi Produk Turunan Daun Kelor di PKK Meurandeh,” paparnya.

Menurutnya, daun kelor tersebut kemudian dimanfaatkan menjadi tepung untuk dibuat menjadi olahan makanan. Daun kelor terlebih dahulu dikeringkan dengan Hybrid Oven Integrated System dimana proses pengeringan dilakukan dengan 2 metode.

Pertama, menggunakan cahaya matahari dan jika terkendala cuaca, oven akan berkerja menggunakan sistem pembakaran. Daun kelor yang telah berubah menjadi tepung kemudian diolah oleh ibu-ibu PKK meurandeh menjadi olahan makanan.

Setelah produk tercipta, masyarakat mitra juga diajarkan menggunakan sosial media untuk menlakukan penjualan secara online. Harapannya, produk akan terhilirisasi dengan lancer dan dapat terjual di luar daerah.

Salah satu anggota PKK Meurandeh, Yayuk, mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan ini karena telah menambah ilmu dan skill dalam mengolah daun kelor menjadi makanan.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena oven yang diciptakan mampu meringkas pekerjaan kami,” tambahnya.

Serah terima Oven Hybrid dari Ketua kegiatan PM-BEM Kemdiktisaintek, Zulfan Arico, kepada Kepala Desa Meurandeh Teungoh, Rabu (12/11).Waspada.id/id74

Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyemaian biji kelor sebagai upaya peningkatan suplai bahan baku tepung kelor tersebut, sehingga harapannya warga Meurandeh Teungoh dapat melakukan proses hilirasi dengan baik.

Dedi Putra selaku warga setempat mengatakan, jika nanti pohon kelor yang ditanam akan menjadi sumber bahan baku berlimpah sehingga mampu mencukupi produksi tepung kelor bagi PKK Meurandeh.

Sementara Pj Geuchik Meurandeh Teungoh, Marliadi menyatakan, semoga kegiatan ini dapat berlanjut pada tahun berikutnya dan Desa Meurandeh Teungoh dapat menjadi pilot project bagi desa lainnya.

“Kami sangat berterima kasih kepada Kemdiktisaintek dan Unsam yang telah mendukung desa kami menjadi lebih baik lagi dan semoga kegiatan ini dapat berlanjut setiap tahun melalui program lainnya,” ungkapnya. (id74)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE