Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Dosen IPTS Edukasi Pelaku Usaha Mikro Tapsel Tingkatkan Produksi

Dosen IPTS Edukasi Pelaku Usaha Mikro Tapsel Tingkatkan Produksi
Tim PKM IPTS menyerahkan tekhnologi tepat guna kepada mitra usaha mikro Recha Buttery di Situmbaga, Angkola Selatan, Tapsel. Waspada.id/ist.
Kecil Besar
14px

P.SIDIMPUAN (Waspada.id) : Dalam rangka mendorong pendapatan usaha kecil melalui peningkatan produksi, dosen Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) yang tergabung dalam tim pengabdian, edukasi pelaku usaha mikro di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) cerdas dalam mengelola usaha.

Tim pengabdian IPTS yang dipimpin Dinda Vebrina, S.Pd, M.Pd.E, dengan anggota Edysyah Putra, M.Pd dan Hotmaida Lestari, S.Pd, M.Kom, dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada pelaku usaha mikro melibatkan dua mahasiswa IPTS yakni Sri Royani dan Sawal Pardamean Siregar.

Dinda Vebrina, S.Pd, M.Pd.E, sebagai Ketua Tim Pengadian, Selasa (7/10/2025) mengatakan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Peningkatan Pendapatan dan Kapasitas Produksi Melalui Hak Paten Merek, Sertifikasi Halal, dan Pemasaran Digital pada UMKM Kue Recha Buttery.” yang berlangsung Juni sampai Desember 2025.

“Kegiatan ini merupakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Republik Indonesia tahun 2025,” katanya.

Edukasi dan pendampingan kepada pelaku usaha mikro, ujar Dinda merupakan salah satu wujud nyata komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pemberdayaan UMKM berbasis riset, inovasi, dan teknologi guna meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.

“Program ini memiliki tiga fokus utama, yaitu peningkatan legalitas usaha melalui hak paten merek dagang, pendampingan sertifikasi halal produk, dan pelatihan pemasaran digital berbasis media sosial dan marketplace,” tuturnya.

Tim Pendampingan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Tapsel foto bersama dengan pelaku usaha mikro Buttery di Situmbaga, Angkola Selatan, Tapsel. Waspada.id/ist.

Dijelaskan, pada tahap pertama, tim membantu pemilik Recha Buttery dalam Sosialisasi pentingnya hak merek dagang. Peserta diberikan wawasan mendalam tentang manfaat pendaftaran merek, seperti perlindungan terhadap plagiasi, peningkatan kepercayaan konsumen, dan peluang memperluas pasar.

Kemudian, Tim Dosen IPTS memberikan bimbingan dalam penyusunan data bahan baku, proses audit, dan pemenuhan standar halal sesuai ketentuan lembaga sertifikasi. Sertifikasi ini menjadi nilai tambah yang sangat penting dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Selanjutnya, kegiatan difokuskan pada pelatihan pemasaran digital yang mencakup pembuatan konten promosi menarik, strategi branding, serta pemanfaatan media sosial dan marketplace untuk memperluas jaringan pemasaran.

“Melalui pelatihan ini, pemilik usaha diajarkan untuk mengelola akun bisnis, menulis konten promosi (copywriting), dan menganalisis tren konsumen agar dapat bersaing di era digital,” jelasnya.

Dinda mengungkapkan, kegiatan tersebut dirancang untuk menjawab tantangan nyata yang dihadapi UMKM di daerah, baik dari sisi legalitas, kualitas, maupun strategi pemasaran.

“Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, kami berupaya menghadirkan perubahan nyata bagi pelaku UMKM lokal, khususnya Recha Buttery, agar mampu berkembang secara profesional, berdaya saing, dan berkelanjutan,” tuturnya.

Menurutnya, dalam era ekonomi digital, UMKM tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan produksi, tetapi juga harus memiliki legalitas usaha melalui sertifikasi halal dengan tetap memperhatikan kualitas serta strategi pemasaran digital yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

Dinda menambahkan, tantangan utama UMKM di daerah bukan hanya persoalan modal, tetapi juga keterbatasan akses terhadap informasi, teknologi, dan perlindungan hukum. “Oleh karena itu, kegiatan ini kami rancang secara komprehensif agar mampu menjawab kebutuhan tersebut, mulai dari pendampingan hak paten merek, proses sertifikasi halal, hingga pelatihan pemasaran digital berbasis konten dan media sosial,” lanjutnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan pendanaan terhadap kegiatan ini.

“Kami juga berterima kasih kepada Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) yang senantiasa mendorong dosen dan mahasiswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pengabdian berbasis riset. Harapan kami, Recha Buttery dapat menjadi contoh UMKM inspiratif yang mampu naik kelas dan menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang tangguh,” ujarnya.

Pemilik Recha Buttery mengucapkn terima kasih sekaligus apresiasi terhadap terhadap tim dosen IPTS yang telah memberikan edukasi dan pendampingam. “Kami sangat terbantu dengan kegiatan ini. Sekarang kami mengerti pentingnya merek dagang, sertifikasi halal, dan promosi digital. Pendampingan ini membuka wawasan baru dan membuat kami lebih percaya diri untuk mengembangkan usaha ke arah yang lebih profesional,” tuturnya.

Rektor IPTS Dr H Zulfadli, M.Pd juga mengapresiasi Tim PKM yang telah sukses menjalankan program pengabdian kepada masyarakat. “Kegiatan ini merupakan salah satu wujud dari implementasi Tridharma Perguruan Tinggi”.

Melalui pendampingan seperti ini, ucap Rektor, dosen dan mahasiswa tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga turut membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui peningkatan kapasitas hukum, produksi, dan pemasaran.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPTS, Dr. Habib Rahmansyah, S.Pd.I., M.Hum, menilai kegiatan sosialisasi dan pelatihan pendaftaran merek dagang yang dilakukan tim pengabdian IPTS memberikan dampak positif bagi penguatan kapasitas pelaku UMKM di wilayah Tapanuli Selatan.

“Kami di LPPM berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada solusi dan inovasi. Harapan kami, kegiatan seperti ini tidak berhenti pada tahap pelatihan, tetapi berlanjut pada pendampingan berkelanjutan agar UMKM binaan benar-benar tumbuh menjadi usaha yang mandiri, memiliki hak paten, sertifikasi halal, serta strategi digital marketing yang kuat,” tutupnya.

Selain memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kapasitas produksi dan pemasaran, kegiatan ini juga menghasilkan luaran nyata berupa pengajuan hak paten merek dagang, proses sertifikasi halal yang sedang berjalan, serta pengelolaan akun pemasaran digital yang kini dikelola secara sistematis.

Tim pengabdi juga membantu menyusun rencana bisnis sederhana agar UMKM dapat mengatur keuangan dan produksi secara efisien. Kegiatan pengabdian ini diharapkan tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan jangka pendek, tetapi juga memperkuat transformasi manajemen usaha, inovasi produk, dan keberlanjutan ekonomi lokal.

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) , program ini menjadi contoh bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dan pelaku UMKM dapat melahirkan perubahan konkret bagi masyarakat. Melalui pendekatan edukatif, inovatif, dan kolaboratif, Recha Buttery diharapkan dapat terus berkembang menjadi UMKM unggulan yang berdaya saing tinggi, mandiri, dan mampu berkontribusi dalam memperkuat perekonomian daerah Tapanuli Selatan. (id46).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE