MEDAN (Waspada.id): Tim Dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed) yang tergabung dalam Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat memberikan pelatihan pemanfaatan aplikasi Telegram sebagai media pembelajaran interaktif bagi guru-guru SMP PAB 2 Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, Kamis (23/10/2025).
Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Joko Kusmanto, S.Pd., M.Hum., bersama anggota tim Ahmad Fadli Harahap, S.Pd.I., M.Hum., Rizky Vita Losi, M.Hum., Roobby Hamdanur, M.Hum., dan Ronika Apriyanti Manik, S.Pd., M.A. ini bertujuan meningkatkan kemampuan literasi digital para guru dalam menghadapi transformasi pendidikan di era digital.
“Transformasi digital menuntut para pendidik untuk mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar mengajar. Telegram menjadi salah satu aplikasi yang potensial untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan efisien,” ujar Dr. Joko Kusmanto.
Meskipun SMP PAB 2 Helvetia telah memiliki sarana digital dan akses internet yang memadai, selama ini pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran masih terbatas. Telegram, misalnya, baru digunakan sebatas untuk komunikasi satu arah seperti penyampaian jadwal atau tugas siswa.
Melalui program ini, tim dosen Polmed ingin menunjukkan bahwa Telegram dapat dimanfaatkan lebih jauh sebagai media pembelajaran interaktif dengan fitur-fitur unggulannya, seperti group discussion, bot edukatif, polling, channel pembelajaran, dan penyimpanan file tanpa batas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara lapangan, tim menemukan tiga masalah utama di sekolah tersebut: rendahnya pemanfaatan media digital dalam pembelajaran, belum adanya pendampingan penggunaan Telegram untuk kegiatan belajar, serta rendahnya literasi digital di kalangan guru.
Untuk menjawab tantangan tersebut, program pelatihan dirancang dalam enam tahap, mulai dari penyusunan modul pelatihan, sosialisasi ke sekolah, pelatihan intensif fitur Telegram, simulasi dan praktik terbimbing, pendampingan implementasi di kelas, hingga evaluasi dampak terhadap kualitas pembelajaran.
Target dari kegiatan ini mencakup peningkatan keterampilan digital guru, tersusunnya modul pembelajaran berbasis Telegram, meningkatnya interaktivitas dan partisipasi siswa, serta terbentuknya komunitas guru digital di lingkungan sekolah.
Selain itu, tim juga menyiapkan luaran wajib berupa publikasi ilmiah, berita di media massa, video dokumentasi kegiatan, serta pemasangan plang program pengabdian.
“Program ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga langkah strategis untuk membangun budaya pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi,” tambah Ahmad Fadli Harahap.
Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah menengah, kegiatan ini diharapkan menjadi model replikasi bagi sekolah-sekolah lain di Sumatera Utara, bahkan di tingkat nasional.
Politeknik Negeri Medan menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah melalui penguatan literasi digital guru.
Dengan pendekatan praktis, kolaboratif, dan berkelanjutan, pelatihan ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara potensi teknologi dan kebutuhan pembelajaran yang interaktif, hemat biaya, dan mudah diakses — sekaligus memperkuat kualitas pendidikan di era digital.(Id13)