AcehPendidikan

Dosen Seni UBBG dan Sanggar Keumala Intan Gelar Regenerasi dan Rekam Digital Tari Laweut Aceh

Dosen Seni UBBG dan Sanggar Keumala Intan Gelar Regenerasi dan Rekam Digital Tari Laweut Aceh
Para penari Laweut Aceh bersama dosen UBBG Banda Aceh. Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada.id): Dosen Pendidikan Seni Pertunjukan Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) bersama Sanggar Keumala Intan menggelar kegiatan regenerasi dan rekam digital Tari Laweut Aceh di Aula SMPN 1 Banda Aceh, Minggu (30/11/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) yang didanai oleh Kemdiktisaintek 2025 melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Program ini bertujuan melestarikan Tari Laweut, salah satu tarian tradisional khas Aceh yang berasal dari Pidie dan kemudian menyebar ke seluruh pesisir Aceh. Istilah laweut berasal dari bahasa Arab seulaweut atau salawat, yakni bentuk sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena itu, syair yang mengiringi tari ini didominasi lantunan selawat. Masyarakat Aceh juga mengenalnya sebagai Seudati Inong atau Akomm.

Kegiatan ini diikuti peserta dari berbagai kalangan, mulai dari siswa SMPN 1 Banda Aceh, komunitas sanggar, pelajar, mahasiswa, hingga Himpunan Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan. Acara berlangsung meriah melalui kelas singkat Tari Laweut dan pertunjukan langsung oleh Sanggar Keumala Intan.

Pembina Sanggar Keumala Intan, Munira, menekankan pentingnya regenerasi seni tradisi untuk memperkuat identitas budaya. “Melalui tarian, nilai-nilai budaya Aceh dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Ini membangun rasa bangga terhadap identitas lokal,” ujarnya.

Untuk memperkaya wawasan peserta, kegiatan ini menghadirkan dua pemateri profesional: Novirela Minang Sari, S.Pd., M.Sn., yang membawakan materi Tari Laweut Aceh, serta Tirta Yusada, S.Kom., yang memberikan pelatihan editing video dan fotografi pertunjukan. Dengan demikian, peserta tidak hanya belajar menari, tetapi juga mengetahui cara mendokumentasikan pertunjukan secara kreatif.

Ketua Pelaksana, Riska Gebrina, S.Pd., M.Sn., berharap kegiatan ini menjadi langkah konkret menjaga keberlanjutan seni tradisi Aceh.
“Regenerasi Tari Laweut bukan sekadar menghafal gerakan, tetapi memahami filosofi dan nilai budaya di dalamnya,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini, kata dia, PISN bersama Sanggar Keumala Intan mendorong agar Tari Laweut terus dikenal, dipelajari, dan dicintai generasi muda, sehingga tetap hidup dan lestari di tengah arus modernisasi.(id64)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE