Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Dosen Tamu di Kuliah Umum Ukrida, Diaz Hendropriyono Ajak Mahasiswa Peduli Perubahan Iklim

Dosen Tamu di Kuliah Umum Ukrida, Diaz Hendropriyono Ajak Mahasiswa Peduli Perubahan Iklim
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Konsumsi manusia yang berlebihan akan makanan, tempat tinggal, pakaian dan transportasi serta masifnya penggunaan bahan bakar fosil, memicu peningkatan emisi, menipisnya atmosfer, dan memperparah perubahan iklim global. Karena itu pentingnya keterlibatan semua pihak dalam berinovasi untuk mewujudkan net-zero emission.

Hal itu ditegaskan Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono lewat paparannya tentang perubahan iklim dan emisi karbon, pada Kuliah Umum Tujuh Puluh Menit (Kultum) bertemakan Environmental Sustainability, Climate Change, & Net Zero Emission yang digelar Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida), Rabu (2/10/2024) di Auditorium Kampus 1 Ukrida, Jakarta Barat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dosen Tamu di Kuliah Umum Ukrida, Diaz Hendropriyono Ajak Mahasiswa Peduli Perubahan Iklim

IKLAN

Dikatakan Diaz, keserakahan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam disebut sebagai Dangerous Human. Pihak-pihak tersebut merupakan penyebab utama dari meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim yang ekstrem.

Oleh karena itu, perlunya berbagai inovasi dan peningkatan prioritas riset Indonesia dalam teknologi yang berkaitan dengan lingkungan, terutama dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu dari berbagai inovasi yang telah ia lakukan adalah memberikan pendampingan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)/Ecopreneur seluruh Indonesia untuk memproduksi barang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Diaz juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup di kalangan masyarakat merupakan langkah yang penting.

“Dunia akademik, khususnya lingkungan kampus perlu berperan aktif dalam menciptakan inovasi-inovasi yang menekankan pentingnya keberlanjutan,” imbuh Diaz.

Diaz Hendropriyono mengajak mahasiswa untuk lebih kritis dalam menyikapi isu perubahan iklim.

“Apakah kita memilih untuk mengurangi emisi dan mencapai net-zero emission, atau menyerah pada keserakahan dan menuju zero ecological mission?” tanyanya, mengundang renungan.

Sebagai salah satu universitas yang aktif mengikuti UI GreenMetric World University Rankings di tingkat nasional pada tahun 2023, Ukrida telah dan terus memperlihatkan komitmen nyata terhadap lingkungan yang berkelanjutan.

“Ukrida turut mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” ujar Wakil Rektor Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerjasama, dan Kewirausahaan Ukrida, Dr. Theresia Citraningtyas, MWH., Ph.D., Sp.KJ, dalam kesempatan yang sama.

“Ukrida memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan. Kampus ini dikenal sebagai institusi dengan nilai sustainability yang tinggi. Maka, kehadiran Bapak Diaz Hendropriyono sangat diapresiasi karena topik yang dibawakan sangat relevan khususnya bagi Ukridian,” sambung Citra.

Citra menggunakan analogi Titanic untuk menggambarkan situasi bumi saat ini. Manusia terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sementara bumi layaknya Titanic, sedang menghadapi ancaman besar yang tak disadari.

Karena itu, Ukrida aktif menerapkan berbagai inisiatif berkelanjutan untuk menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik dengan menggantinya melalui pemakaian tumbler serta menyediakan stasiun pengisian air ulang yang tersebar di seluruh area kampus. Kampus juga melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, membangun lubang biopori, dan memasang lampu LED hemat energi di setiap ruangan.

Selain itu, Ukrida turut berperan dalam penghijauan di sekitar kampus, termasuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Flyover Kebon Jeruk dan Taman Kreasi di tengah kota Jakarta.

Dalam kesempatan kuliah umum itu, mahasiswa yang hadir, seperti Jonathan Christ dari Program Studi Teknik Sipil, menyampaikan bahwa kuliah tamu kali ini telah memberikan wawasan yang berharga serta menambah kesadaran dirinya sebagai anak muda akan bahayanya perubahan iklim yang mengancam dunia khususnya Indonesia. Ia berharap semakin banyak acara seminar atau kuliah umum yang sama, agar semakin menyadarkan banyak orang pentingnya mencegah perubahan iklim.

Di kesempatan yang sama, Zqlly Melanesia Papuana Kareth mahasiswa Program Studi Kedokteran menyampaikan bahwa kuliah umum yang dibawakan merupakan topik yang sangat menarik. Menurutnya, mahasiswa dan anak muda penting untuk paham faktor dan dampak penyebab perubahan iklim. Ia berharap kedepannya perubahan iklim yang sangat ekstrem bisa segera tertolong dengan adanya inovasi- inovasi yang mengurangi dampak efek rumah kaca.

Salah satu mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam kuliah tamu tersebut yaitu Gerald Grady, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, juga memberikan tanggapannya.

“Kuliah umum yang diberikan oleh pembicara sangat menarik. Pembicara menjelaskan berbagai aspek penyebab climate change dan global warming. Subtopik yang menurut saya paling menarik adalah isu energi. Listrik dapat diambil dari banyak sumber seperti batu bara dan minyak tanah, tetapi sumber-sumber tersebut memberikan banyak sekali dampak negatif. Saya menjadi lebih paham tentang berbagai langkah praktis yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi perubahan iklim dunia,” tandasnya.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE