Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Dosen USU Dorong Deteksi Dini Penyakit Diabetes Lewat Pemeriksaan Antropometri

Dosen USU Dorong Deteksi Dini Penyakit Diabetes Lewat Pemeriksaan Antropometri
Tim pengabdian USU foto bersama warga di Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Banyak makanan dan minuman yang tersedia saat ini membuat orang lupa akan kandungan gula maupun lemak di dalamnya. Berbagai konten mukbang turut melengkapi rasa penasaran orang untuk mencoba apa yang dimakannya.

Para content creator juga tidak ketinggalan mereview dan memposting tempat-tempat makanan yang enak dan murah sehingga membuat orang yang melihatnya tertarik untuk datang dan mencoba berbagai makanan dan minuman yang ditawarkan.

Tanpa disadari masyarakat telah mengkonsumsi gula secara berlebihan dan lezatnya rasa makanan mengalahkan akal sehat untuk dapat memilih dan memilah mana makanan yang sehat dan mana makanan yang tidak sehat terutama makanan yang mengandung tinggi gula.

Kebiasaan dan gaya hidup seperti inilah yang menjadi salah satu penyebab terkena diabetes melitus (DM).

DM adalah penyakit yang kondisi kadar glukosa di dalam darah melebihi batas normal, yang disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.

Dan biasanya warga datang berobat setelah kondisinya cukup parah, karena masyarakat tidak paham kalau dirinya sudah terkena DM.

Padahal ada metode deteksi awal untuk melihat apakah seseorang itu diduga telah terkena DM atau tidak.

Pemeriksaan ini disebut dengan Antropometri yaitu prosedur medis untuk mengukur dimensi fisik tubuh manusia.

Untuk penyakit DM pengukuran dilakukan pada tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.

Rasa keprihatinan inilah yang menggerakkan Tim Pengabdian Universitas Sumatera Utara untuk turun ke masyarakat khususnya di Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat.

Tim pengabdian dipimpin Dr. dr. Muhammad Syahputradari Fakultas Kedokteran USU serta anggota Prof. Dewi Kurniawati dan Dr. Emilia Ramadhani dari Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU.

“Minimnya pengetahuan masyarakat khususnya di daerah mengenai diabetes menyebabkan sulitnya memutus mata rantai penyakit diabetes ini. Seperti kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat diabetes dan ini harus kita cegah,” tegas Syahputra.

“Masyarakat cukup rutin jalan selama 30 menit tiap hari atau 3 kali seminggu, ini juga sudah sangat membantu,” tambahnya lagi.

Kegiatan penyuluhan dan skrining dini diabetes melitus melalui pemeriksaan antropometri ini dilaksanakan pada Jumat (20/6) pagi, di ruang Balai Desa, Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat.

Kegiatan itu diikuti 50 orang warga yang tersebar di 11 dusun dan juga diikuti oleh aparat desa.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Karang Rejo, Suliadi Solihan menyampaikan apresiasinya kepada Tim PKM USU karena peduli pada kesehatan warga.

“Saya senang sekali Tim PKM USU khususnya bidang Kesehatan mau datang ke desa kami karena pengetahuan kami tentang penyakit diabetes memang sangat minim sekali. Harapan saya setelah kegiatan ini warga mau merubah pola makannya menjadi lebih sehat sehingga dapat menjalani hidupnya dari hari ke hari dengan lebih berkualitas,” katanya.

Pemeriksaan antropometri ini juga melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran tingkat akhir yaitu Muhammad Aqil Andira, Lona Veronica Hutajulu, Vincyia Ghovanni serta M Rahman Ma’arif da Syafiq Al Fallah sebagai tim dokumentasi, dengan harapan mahasiswa dapat mempraktekkan langsung ilmu yang telah mereka pelajari di tengah-tengah masyarakat.

Kegiatan penyuluhan dan skrining dini berjalan dengan lancar dimulai dari pemeriksaan tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang yang ditulis dalam dokumen pribadi warga yang menunjukkan kategori kurus, normal, gemuk atau obesitas.

Kemudian dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan warga, pemaparan materi serta tanya jawab dan diakhiri dengan praktik mengukur lingkar pinggang yang tepat ditutup dengan post-test.

Tak lupa seluruh dosen dan mahasiswa berfoto bersama warga yang hadir sambil meneriakkan yel yel “Lebih Sehat Lebih Bahagia”. (m19)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE