JAKARTA (Waspada): Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (FSRD IKJ) dan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) bekerja sama dalam penyelenggaraan program penanaman tanaman lokal Indonesia dan pengelolaan laboratorium pewarna alam. Kegiatan program ini melibatkan pengajar dan mahasiswa Prodi Kriya Seni FSRD IKJ untuk terjun langsung dalam proses penanaman tanaman lokal Indonesia dan pengelolaan laboratorium pewarna alam.
Untuk itu, Dekan FSRD IKJ Dr. Adlien Fadlia, S.Sn., M.Ds. dan Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI, Rika Anggraini didampingi Kepala Program Studi Kriya Seni FSRD IKJ, Tri Wahyuni Hidayati, M.Sn serta Ketua Pelaksana Kegiatan yang juga Dosen Kriya Seni FSRD IKJ, Dr. Lucky Wijayanti, M.Sn, melakukan penanaman tanaman lokal Indonesia dan pengelolaan laboratorium pewarna alam di halaman Gedung FSRD IKJ, Kamis (15/5/2025).
Selain acara peresmian, ada juga demostrasi teknik pewarnaan dari warna alam yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam kegiatan itu dipamerkan juga hasil karya-karya dari Prodi Kriya Seni FSRD IKJ.
Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI juga akan memberikan presentasi tentang YAYASAN KEHATI kepada mahasiswa FSRD IKJ.
Dekan FSRD IKJ, Adlien Fadlia mengatakan, Kegiatan kolaborasi ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan teknologi terkait pewarna alam yang berasal dari tanaman lokal Indonesia. Di sisi lain, kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat langsung dalam riset dan inovasi pewarna alami dan melestarikan serta memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan.
Adlien menambahkan, isu lingkungan semakin signifikan didengungkan selama satu dekade belakangan. Apa yang dilakukan antara IKJ dan Yayasan Kehati, menjadi bukti konkret bagaimana perguruan tinggi dapat bertindak nyata dalam melestarikan lingkungan lewat karya seni yang berbasis alam.
“IKJ bertekad untuk menjadi bagian dari green campus, yang saat ini menjadi gerakan nyata dunia pendidikan bagi pembangunan berkelanjutan,” kata Adlien.
Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati, Rika Anggraini dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat senang bekerja sama dengan IKJ, khususnya dalam program pengenalan sumber daya alam berupa tanaman asli Indonesia. Menurutnya, IKJ punya potensi besar dalam mengkampanyekan dan menjadi agen perubahan bagi paradigma masyarakat tentang seni dan alam. Jika dipikirkan bahwa produk seni banyak terinsipirasi dari alam, maka apa yang dikerjasamakan antara Kehati dan FSRD IKJ saat ini, sangat tepat.
“Pemanfaatan tanaman langka asli Indonesia untuk pewarnaan bahan tekstil ini menunjukkan tekad IKJ untuk sama-sama mendesain produk seni tinggi yang berbasis kekayaan alam,” tandas Rika.
Ketua Pelaksana kegiatan, Dr. Lucky Wijayanti menambahkan, jenis-jenis tanaman yang ditanam di lingkungan FSRD IKJ diantaranya tanaman kapas bunga putih, kapas bunga coklat, indigo, mengkudu dan jaranan.
“Alasan tanaman ini dipilih sebagai pewarna alam karena tanaman ini termasuk yang cepat tumbuh dan mudah dalam perawatannya. Selain itu, lahan hijau di FSRD IKJ juga tidak terlalu luas, sehingga tanaman-tanaman tersebut yang cocok untuk ditanam di lingkungan FSRD IKJ yang diharapkan dapat segera diolah untuk menajdi pewarna alam,” ujar Lucky.
Dikatakannya, proses pencarian tanaman sebagai bahan pewarna ini bukan perkara mudah. Perburuan dilakukan mulai dari Jakarta, Tuban, Yogyakarta bahkan sampai ke Pulau Sumatera. Ada juga beberapa tanaman yang harus dikarantina dulu sebelum ditanam di Kampus IKJ.
Menurut Lucky, banyak sekali manfaat pewarnaan alami bagi industri tekstil di Indonesia. Selain ramah lingkungan, pewarnaan kain dengan bahan alami menjadi bukti adanya seni pembuatan kain bernilai tinggi.
“Dunia slow fashion dapat terus berkembang jika semakin banyak sumber daya alam yang dapat digunakan dan mudah mendapatkannya. Selama ini, pohon untuk mewarnai sulit didapat. Makanya kalau FSRD IKJ punya laboratorium tanaman pewarnaan sendiri, maka akan semakin memperkaya produk tekstil berbahan alami yang bernilai tinggi,” kata Lucky.
Lucky mengakui kalau saat ini perkembangan dunia tekstil masih berputar pada fast fashion. Sebagian besar didominasi teknologi printing dan menggunakan bahan polyester yang tidak ramah lingkungan.
“Dengan makin berkembangnya dunia slow fashion seperti kain tenun atau batik berbahan pewarna alami ini, maka akan menciptakan produk seni yang nol sampah atau zero wasted. Inilah bukti nyata dunia pendidikan tinggi bagi pembangunan berkelanjutan,” pungkas Lucky. (J02)