Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Fasda Tanoto Foundation Bawa Perubahan Pembelajaran Lewat Metode STEM

Fasda Tanoto Foundation Bawa Perubahan Pembelajaran Lewat Metode STEM
Fasilitator Daerah Tanoto Foundation Tim Geulisnum Pisan terdiri atas Renny L.B. Sinaga, S.Pd (Ketua), Pattricia Sirait, S.Pd (Sekretaris), Berliana Saragih (Bendahara), dan Sri Rezeki, S.Pd (Anggota) menunjukkan hasil karya siswa SDN 125554 Kota Pematangsiantar lewat penerapan pembelajaran dengan pendekatan STEM.
Kecil Besar
14px

PEMATANGSIANTAR (Waspada.id): Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation terus mendorong peningkatan literasi dan numerasi guru melalui pendekatan pembelajaran Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Salah satu kegiatan terbaru dilakukan oleh tim Fasda Perubahan Tanoto Foundation di UPTD SDN 125554 Kota Pematangsiantar.

Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Fasda Perubahan bertajuk (Fasda Project of Change) yang digagas oleh Tim Geulisnum Pisan, terdiri atas Renny L.B. Sinaga, S.Pd (Ketua), Pattricia Sirait, S.Pd (Sekretaris), Berliana Saragih (Bendahara), dan Sri Rezeki, S.Pd (Anggota).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Tim ini berfokus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para guru agar mampu mengintegrasikan konsep STEM ke dalam pembelajaran sehari-hari di kelas.

“Kami memilih SDN 125554 sebagai sekolah mitra karena melihat antusiasme dan respon positif dari para guru serta kepala sekolah terhadap pembelajaran STEM,” ujar Renny L.B. Sinaga, Ketua Tim Fasda Tanoto Foundation, di sela kegiatan pendampingan.

Menurutnya, para guru di SDN 125554 tidak hanya menerima pelatihan, tetapi juga langsung mengaplikasikan pendekatan STEM di kelas. Hasilnya, terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap literasi dan numerasi melalui kegiatan kontekstual dan eksperimen sederhana.

“Misalnya, siswa belajar menghitung takaran bahan dalam membuat makanan, atau menghitung jarak dan waktu tempuh dari rumah ke sekolah. Konsep numerasi dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Renny menambahkan, pendampingan di sekolah ini telah berlangsung sejak 6 Agustus 2025 hingga 30 Oktober 2025, dengan sistem lesson study dalam dua siklus.

“Kami bangga karena guru-guru di sekolah ini aktif dan mau berinovasi. Tantangan hampir tidak ada karena antusiasme mereka sangat tinggi,” katanya.

Hingga saat ini, Fasda Tanoto Foundation telah mendampingi 17 sekolah di Kota Pematangsiantar. Renny berharap program ini dapat diimbaskan ke seluruh sekolah dasar di kota tersebut.

“Kami ingin pendekatan STEM ini tidak hanya dilakukan di 17 sekolah, tapi juga di seluruh SD di Kota Pematangsiantar. Harapannya, semua guru mampu menerapkan pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas dan berpikir kritis siswa,” ujarnya.

Siswa Mampu Ciptakan Karya

Sementara itu, Kepala UPTD SDN 125554 Pematangsiantar menyampaikan kebanggaannya terhadap penerapan STEM di sekolahnya.

“Begitu saya memahami konsep STEM, saya langsung ajak semua guru untuk berkolaborasi. Ternyata respon mereka luar biasa. Dalam tiga bulan, siswa sudah bisa menciptakan berbagai karya teknologi sederhana. Pembelajaran jadi menyenangkan dan anak-anak terlihat bahagia,” ujarnya.

Ia menambahkan, awalnya pelatihan hanya direncanakan untuk tiga guru kelas (III, IV, dan V), namun karena tingginya minat, akhirnya seluruh guru di sekolah tersebut ikut dilatih.

“Kami bahkan berencana menerapkan pembelajaran STEM di semua kelas, karena hasilnya sangat positif,” ungkapnya.

Menurut Kepala Sekolah, integrasi STEM sejalan dengan Kurikulum Merdeka dan memperkuat mutu pendidikan di sekolah.
“Dengan STEM, anak-anak diajak berpikir kritis, bereksperimen, dan berinovasi. Kami berharap program ini berkelanjutan dan bisa diterapkan di seluruh sekolah dasar di Kota Pematangsiantar,” pungkasnya.

Guru Semakin Kreatif, Siswa Lebih Antusias

Salah satu guru kelas IV SDN 125554, Agustina Situmorang mengakui, pendekatan pembelajaran STEM membawa perubahan besar dalam cara mengajar maupun cara siswa belajar.
“Sistem ini membuat anak-anak semakin tertarik dengan pelajaran, meningkatkan minat dan motivasi belajar mereka. Pelajaran juga jadi tidak membosankan,” ujarnya.

Menurutnya, pelatihan yang diberikan Fasda Tanoto Foundation sangat membantu guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang kegiatan belajar. “Saya jadi lebih kreatif lagi sebagai guru, bisa mengembangkan pedagogik saya, dan tahu bagaimana menciptakan pembelajaran yang menarik bagi anak-anak,” katanya.

Dalam praktiknya, para guru membuat proyek pembelajaran berbasis eksperimen dan alat peraga sederhana.
“Anak-anak belajar tentang perubahan wujud benda dengan membuat es krim. Dari situ mereka tahu bagaimana benda padat berubah jadi cair, sekaligus belajar menghitung takarannya,” jelasnya.

Tak hanya itu, beberapa siswa juga membuat kincir angin sederhana untuk memahami konsep gerak dan usaha. “Melalui proyek ini, kami bisa memadukan sains, teknologi, engineering, dan matematika. Memang butuh waktu untuk merancangnya, tapi hasilnya luar biasa. Anak-anak jadi semangat dan aktif berpikir kritis,” tambahnya.

Guru tersebut juga menilai bahwa program ini membantu mengajarkan nilai keberlanjutan, karena sebagian proyek dibuat dari barang-barang bekas. “Kami bisa memanfaatkan barang bekas, mengurangi sampah, sekaligus mengajarkan anak-anak berpikir kreatif dan peduli lingkungan,” ujarnya.

Menurutnya, manfaat terbesar dari pembelajaran STEM adalah meningkatnya kemampuan anak dalam berpikir kritis, berkolaborasi, dan berkomunikasi.

“Anak-anak jadi lebih tertarik belajar, dan siap menghadapi masa depan yang berbasis teknologi. Kami berharap program ini berlanjut dan tidak berhenti sampai di sini,” tutupnya. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Johansen Silalahi, alumni penerima Beasiswa Kepemimpinan TELADAN dari Tanoto Foundation angkatan pertama tahun 2006 yang telah menyelesaikan pendidikannya S1 Universitas Gajah Mada Fakultas Kehutanan, Jurusan Manajemen Hutan.
Pendidikan

MEDAN (Waspada.id): Beasiswa bukan sekadar bantuan biaya kuliah, melainkan pintu masuk menuju dunia yang penuh peluang. Dengan beasiswa, mahasiswa bukan hanya meringankan beban finansial, tetapi juga mendapatkan akses ke pelatihan…

Keluarga

JAKARTA (Waspada): Dalam studi selama 30 tahun terakhir, perkembangan otak manusia dapat dipetakan secara jelas. Sejumlah riset tentang otak menunjukkan bahwa fondasi penting dalam kehidupan manusia bukan lagi berada di usia…