LANGSA (Waspada): Ideologi pendidikan pada suatu lembaga pendidikan memiliki implikasi besar terhadap proses belajar-mengajar, mulai dari tujuan pendidikan, peserta didik, metode, kurikulum, hingga manajemen kelembagaan.
Hal ini menjadi topik utama orasi ilmiah Prof. Dr. Mohd Nasir, M.A., saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Pemikiran Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Senin (26/5).
Dalam orasinya yang berjudul “Ideologi Pendidikan Dayah di Aceh”, Nasir menjelaskan bahwa pendidikan dayah dapat dikategorikan dalam tiga tipologi ideologi, Konservatif, Rasional, dan Pragmatis.
Tipologi ini, menurutnya, muncul dari perbedaan peran dan tujuan yang didasarkan pada seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya dan dijadikan landasan proses pendidikan.
“Pemahaman komprehensif tentang ideologi pendidikan dayah penting sebagai kerangka dasar bagi pengambil kebijakan, pelaku pendidikan, dan stakeholder dalam melihat dayah secara integral dan berkelanjutan,” ujar Nasir.
Dengan demikian, kebijakan yang lahir nantinya tidak bersifat populis semata, melainkan menempatkan dayah sebagai pusat pendidikan yang mencetak generasi muda Aceh yang bermartabat dan berdaulat.
Meski demikian, Nasir mengungkapkan bahwa tidak semua lembaga pendidikan dayah secara eksplisit mencantumkan ideologi pendidikannya.
“Bahkan, ada yang tidak menyadari bahwa mereka termasuk dalam suatu kategori ideologi tertentu,” tambahnya.
Menurutnya, ideologi pendidikan dapat dilihat melalui hidden curriculum, yaitu norma dan nilai yang secara implisit diajarkan melalui aktivitas ekstrakurikuler dan budaya di dayah.
Lebih lanjut, Nasir menjelaskan bahwa pendidikan memiliki dua peran, melegitimasi struktur sosial yang ada dan mendorong perubahan sosial sesuai kebutuhan zaman.
“Pendidikan dayah harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan identitasnya,” tegasnya.
Profil Guru Besar ke-5 IAIN Langsa Mohd Nasir lahir di Tanjung Morawa, 18 Desember 1977, dari pasangan H. Usman Puteh dan Hj. Hayati.
Ia menyelesaikan S-1 di Jurusan Bahasa Arab IAIN Sumatera Utara (2000), kemudian melanjutkan S-2 dan S-3 di kampus yang sama, lulus pada 2003 dan 2014.
Memulai karir sebagai guru di MIN Sukarejo Langsa (2006), Nasir kemudian menjadi Sekretaris Jurusan Tarbiyah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.
Sejak 2019, ia dipercaya sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Langsa.
Pengukuhannya sebagai Guru Besar ke-5 IAIN Langsa ini menambah deretan profesor di kampus tersebut, setelah sebelumnya Prof. Dr. Basri, M.A., dikukuhkan sebagai guru besar ke-4 dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam.
Dengan kehadiran guru-guru besar seperti Nasir, IAIN Langsa semakin memperkuat kontribusinya dalam pengembangan pendidikan Islam, khususnya di Aceh.(b12)













