BATUBARA (Waspada): Sejalan dengan esensi Kurikulum Merdeka yang mendorong inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran, Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan Tanoto Foundation melakukan pendampingan dan pelatihan kepada guru-guru yang ada di Kabupaten Batubara untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.
Terdapat dua Tim Fasda Perubahan di Kabupaten Batubara yang mendapatkan dana hibah dari Program Fasda Perubahan 2024, yakni Fasda Perubahan Tim Guru Bisa yang terdiri dari Juni Hariyanto, Lili Gusni, Siti Najaliayah. Kemudian Fasda Perubahan Tim Lentera yang terdiri dari Arif Mahdian, Merli Gultom, Desi Yasnizar, Wan Safinah, dan Syamsul.
Mutazar selaku Media & Communications Coordinator Tanoto Foundation menjelaskan, Program Fasda Perubahan terdiri dari pelatihan manajemen proyek dan sesi pendampingan. Fasda diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan di komunitas mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan bagaimana mereka dapat menciptakan solusi inovatif untuk berkontribusi pada penyelesaian masalah dengan menggunakan dana hibah.
“Para fasilitator guru ini telah menunjukkan kualitas, komitmen, dan menjadi pendorong utama untuk pembelajaran yang berkualitas sehingga sangat penting untuk terus meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka dapat menyebarluaskan praktik-praktik yang baik dalam pengajaran dan pembelajaran serta berkontribusi kepada komunitas mereka,” ujarnya saat melakukan kunjungan dan monitoring kegiatan yang dilakukan kedua Tim Fasda Perubahan, di Kabupaten Batubara, Kamis dan Jumat (24-25/10/2024).
Lebih lanjut, Felly Ardan Project Management Unit Coordinator menjelaskan, di Kabupaten Batubara ini terdapat dua kelompok Proyek Fasda Perubahan Fasda Perubahan yang pertama ada Tim Guru Bisa terdiri dari tiga Fasda dan targetnya mereka untuk menghasilkan media pembelajaran terkait literasi dan numerasi yang melibatkan 50 orang guru dari beberapa sekolah dasar.
“Nah jadi diharapkan guru-guru yang terlibat dalam proyek ini nanti bisa menerapkan dan menghasilkan media yang menunjang pembelajaran literasi di sekolah dan harapan jangka panjangnya itu ada peningkatan skor literasi siswa dan dalam jangka pendek peningkatan nilai numerasi pada rapor pendidikan sekolah dan daerah,” ujarnya.

Kemudian kedua, Tim Lentera yang juga melibatkan 50 orang guru sekolah dasar (SD) dengan target meningkatkan kompetensi guru-guru untuk membuat soal-soal yang berdasarkan kemampuan siswa untuk Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
“Jadi nanti harapannya juga ketika ada ujian ANBK (Assessmen Nasional Berbasis Komputer), itu bisa menopang capaian rapor pendidikan di sekolah dan daerah.
Dari hasil pantauan kegiatan, Felly Ardan menyebutkan, untuk Tim Guru Bisa berhasil mendorong semua guru sasaran sudah bisa menghasilkan media pembelajaran.
“Artinya satu guru minimal satu media pembelajaran. Bahkan ada yang lebih menghasilkan satu media dan beberapa dari media mereka kemarin ada media yang mendapat apresiasi dan kita pajang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta pada Program Gerak Mulia di awal Oktober 2024,” jelasnya.
Kemudian, sambungnya, dari Tim Lentera, sudah berhasil mendorong guru-guru dan menghasilkan soal-soal berbasis AKM, sehingga harapannya soal-soal ini akan bisa menjadi bank soal.
“Sehingga guru-guru, baik sekolah guru-guru yang menjadi pendampingan proyek maupun tidak, bisa mengakses soal tersebut dan diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran. Dan itu bisa melatih siswa secara berkelanjutan,” paparnya.
Sementara itu, Mesri Yanti Gultom selaku Project Management Unit Facilitator mengajak para guru untuk mengimplementasikan apa yang sudah dilakukan dalam pelatihan. Karena menurutnya, pelatihan yang baik itu adalah pelatihan yang diimplementasikan.
“Sebaik apapun fasda-fasda atau Tim Tanoto melatih, kalau tidak diimplementasikan itu bukan pelatihan yang berdampak. Makanya di awal-awal kita sampaikan, tidak perlu banyak guru di-hire untuk ikut pelatihan, tapi tidak berdampak. Tapi lebih bagus fokus di satu kecamatan, tapi memang guru-gurunya bisa mendiseminasikan, dan bisa mempraktekan,” ujarnya.
“Kami berharap apa yang kita lakukan hari ini bisa bermanfaat, bisa diimplementasikan guru dan diimbaskan kepada guru yang lain, bahkan bisa sampai dirasakan anak didik kita di dalam kelas,” pungkasnya.
Salah seorang guru peserta pelatihan Haris Muda Kurniawan, dari UPT SDN 18 Tanjung Mulia, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara, merasa senang bisa diberi kesempatan mengikuti kegiatan tersebut, karena banyak hal-hal yang sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga bagi peserta didik.
“Setelah mengikuti pelatihan, lebih mantap lagi. Lebih mantap lagi cara mengajar dan cara membuat soalnya lebih bervariasi, dan lebih mengkaitkan lagi dengan peristiwa-peristiwa yang dialami siswa itu sendiri, sesuai dengan lingkungannya,” ujarnya. (m31)