Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Inovasi Tingkatkan Produksi Petani Garam Di Desa Kuala Idi Cut

Inovasi Tingkatkan Produksi Petani Garam Di Desa Kuala Idi Cut
Kegiatan PKM Dosen FT Universitas Samudra pada Inovasi Teknologi Ulir Filter Pengolahan Garam di Desa Kuala Idi Cut Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur. Waspada/Munawar
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada): Guna meningkatkan kualitas dan produksi garam dengan kebutuhannya yang semakin meningkat, Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Dosen Fakultas Teknik Universitas Samudra (FT Unsam) memberikan pelatihan inovasi teknologi ulir filter pengolahan garam rakyar di usaha petani garam Desa Kuala Idi Cut Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur.

Ketua Tim PKM Dosen FT Unsam, Muslimah, S.Si, M.Si dari Program Studi Kimia didampingi anggota Ir. Meilandy Purwandito, ST, MT dari Program Studi Teknik Sipil dan Yusnawati, ST, MT Program Studi Teknik Industri, Selasa (5/9) mengatakan,nprogram kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) tahun anggaran 2023.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dimana, lanjutnya, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produksi garam yang dihasilkan oleh petani garam melalui teknologi filter. “Diharapkan, kotoran yang terkandung didalam bahan baku pembuatan garam dapat berkurang,” ujarnya.

Muslimah menjelaskan, dalam inovasi teknologi ulir filter pengolahan garam ini, filter dilakukan dengan dua tahap, yang pertama adalah menggunakan teknologi ulir filter, teknologi ini berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang tercampur dalam air laut.

Sedangkan, filter yang kedua adalah filter menggunakan batu zeolit, filter zeolit ini berfungsi untuk menyaring logam berat yang terkandung dalam air laut. Jadi, air laut yang sudah melewati filter akan ditampung di dalam kolam peninihan, tujuannya adalah agar tingkat kepekatan air laut meningkat.

Dikatakannya lagi, setelah tingkat kepekatan air laut meningkat mencapai Harusnya 20-24 oBe, air sudah dapat digunakan sebagai bahan baku pengolahan garam. Kolam peninihan dilapisi dengan plastik HDPE yang berfungsi untuk mempercepat penguapan.

Kolam peninihan ditutupi oleh plastik transparan yang bertujuan agar air laut yang sudah ditampung tidak tercampur dengan air hujan, karena apabila tercampur air yang sudah ditampung maka tingkat kepekatannya akan menurun, urainya.

Pihaknya berharap, melalui kegiatan seperti ini kiranya dapat memotivasi para petani garam lainnya, baik dalam meningkatkan kualitas dan produksi agar terus berkembang dengan manajemen usaha yang baik.

“Kegiatan PKM Dosen Fakultas Teknik Universitas Samudra seperti ini, tentu sangat membantu permasalahan meningkatkan kualitas garam yang kami produksikan,” ujar Salmiyah salah satu petani garam di Desa Kuala Idi Cut Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur.

Alhamdulillah, sambungnya, kami merasa sangat terbantu dengan wawasan pelatihan teknologi dan bantuan yang diberikan. Karena, meski turun hujan kegiatan usaha pembuatan garam masih dapat terus kami lakukan.

“Sebelumnya, apabila musim hujan atau turun hujan produksi garam terpaksa harus kami hentikan, karena air garam sudah tercampur dengan air hujan dan tidak bisa dibuat garam,” ujarnya. (b24)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE