Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Kemendikdasmen Perkuat Pendidikan Inovatif untuk Cetak Generasi Unggul Era Digital

Kemendikdasmen Perkuat Pendidikan Inovatif untuk Cetak Generasi Unggul Era Digital
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq saat membuka LKS SMK 2025 di Depok, Jawa Barat, Senin (28/7/2025).
Kecil Besar
14px

DEPOK (Waspada.id): Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan komitmennya dalam membangun pendidikan yang responsif terhadap perkembangan zaman. Tak hanya menyiapkan peserta didik untuk kompetisi, pemerintah juga mendorong pembentukan karakter dan kemampuan inovatif demi menghadapi era industri 4.0 dan transformasi digital global.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar menyatakan, pendidikan berbasis sains dan teknologi kini menjadi fokus strategis.

“Kita tidak bisa bergantung selamanya pada sumber daya alam. Masa depan ekonomi Indonesia akan digerakkan oleh inovasi dan teknologi. Karena itu, pendidikan kita harus mampu melahirkan generasi yang adaptif dan kompeten secara digital,”ujar Fajar dalam pembukaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Nasional Jenjang Pendidikan Menengah (Dikmen) ke-33 di Depok, Senin (28/7).

Untuk mewujudkan hal itu, Kemendikdasmen telah menerapkan mata pelajaran koding dan kecerdasan artifisial pada kurikulum melalui Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025, yang diterapkan secara bertahap mulai tahun ajaran ini. Pelajaran ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan teknologi, tetapi juga untuk membentuk computational thinking dan problem-solving mindset pada peserta didik.

Selain itu, kebijakan pembelajaran mendalam (deep learning) menjadi penekanan penting. Peserta didik didorong untuk mengaitkan teori dengan konteks dunia nyata, membangun nalar berpikir kritis, dan memiliki cara pandang multidisipliner, kualitas yang esensial untuk menghadapi tantangan masa depan.

Ia menambahkan, pembelajaran mendalam akan menjadi pendekatan utama untuk memastikan siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks berbeda.

“Jadi siswa bukan penghafal saja. Tetapi siswa diharapkan menjadi cerdas dan analitik di setiap masalah,” jelas Fajar.
LKS Dikmen Nasional 2025 sendiri disebutnya sebagai ajang yang mengusung semangat pembelajaran mendalam, di mana siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan kelas dengan tantangan nyata.
Kebijakan Kemendikdasmen ini sejalan dengan visi menciptakan lulusan yang tidak hanya adaptif, tetapi juga inovatif dan siap berkompetisi di pasar global yang semakin berbasis teknologi.

Fajar juga menyoroti lemahnya minat siswa pada bidang sains dan matematika, yang terlihat dari kecenderungan lulusan SMA/SMK memilih program studi sosial dan humaniora di perguruan tinggi.

“Padahal, ke depan kekuatan ekonomi digerakkan oleh inovasi dan teknologi, bukan lagi dari pengelolaan sumber daya alam,” tegasnya.

Wamendikdasmen Fajar juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan empati sosial di tengah kemajuan teknologi.

“Kecerdasan buatan bisa meniru pengetahuan, tetapi tidak bisa menggantikan empati dan nilai kemanusiaan. Pendidikan kita harus humanis, memanusiakan manusia,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Wamen Fajar mengungkapkan pentingnya menyiapkan generasi muda sebagai fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyampaikan bahwa proses pembinaan dan pengembangan peserta didik yang dilakukan hari ini merupakan investasi jangka panjang yang akan menentukan posisi Indonesia di panggung global dalam dua dekade ke depan.

“25 tahun lagi adalah waktu yang cukup untuk adik-adik tumbuh menjadi tokoh-tokoh penting di republik ini. Cintai negeri ini, karena negara ini juga sedang menyiapkan jalan untukmu melalui beasiswa, dukungan regulasi, dan akses ke perguruan tinggi dunia,” tutup Wamen Fajar.

Ajang LKS Dikmen sendiri bukan sekadar panggung adu keterampilan, tetapi juga arena pembentukan karakter, penumbuhan cita-cita, dan penciptaan generasi yang cakap menjawab tantangan zaman. Hingga minggu ketiga Juli 2025, tercatat 1.318.615 siswa dari seluruh Indonesia telah mendaftar dalam berbagai ajang talenta nasional yang menunjukkan lonjakan partisipasi dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 1,2 juta siswa.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, melaporkan bahwa LKS Dikmen 2025 juga mengalami perluasan partisipasi. Tidak hanya siswa SMK, siswa SMA dan MA kini dapat mengikuti LKS Dikmen, dan sebaliknya, SMK juga dapat ikut dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN).

“Kebijakan ini merupakan bentuk pendekatan berbasis minat dan bakat. Kami ingin semua siswa, dari jalur manapun, mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan potensinya,” terang Sesjen Suharti, pada pembukaan LKS Dikmen ke-33 Tahun 2025 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata, Depok, Jawa Barat.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE